Halo semua, ini cerita pertamaku di wattpad. Jangan lupa voment nya ya. Selamat membaca
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Namanya Cinta Anastasia, biasa di panggil Cinta. Saat ini dia mahasiswi tingkat akhir di Universitas Taman Widya.
Hari-harinya sekarang penuh dengan menyusun skripsi yang entah kapan akan selesai. Cinta berharap untuk bisa sidang dan wisuda secepatnya agar bisa fokus bekerja. Sudah 2 tahun terakhir ini Cinta juga bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang telemarketing di divisi keuangan atas rekomendasi Ibu Ratih, mantan dosennya dulu.
Ibu Ratih menawarkan pada saat Cinta menjadi asisten beliau di kampus. Dia tahu keadaan Cinta yang bukan dari keluarga berkecukupan, setidaknya akan membantu biaya kuliah dan meringankan beban orang tuanya. Beliau juga yang membantu memindahkan program kuliah dari pagi ke malam agar Cinta bisa bekerja di kantor pagi harinya.
Proses bekerja pun mulus, ternyata perusahaan ini milik sepupu Bu Ratih yang bernama Chandra Oktavian. Dari gosip di kantor orangnya masih muda,usianya baru 28 tahun dan sudah bisa mendirikan perusahaan sendiri tanpa bantuan keluarganya yang milyarder.
Cinta sangat berhutang budi dengan Ibu Ratih, tapi sayang dia sekarang ada di Australia mengikuti suaminya yang kerja mengurus kantor cabang disana dan sekarang melanjutkan mengejar program S3. Sungguh wanita yang mengagumkan. Cinta berharap bisa seperti dia suatu hari nanti.Sudah setahun Cinta bekerja di sana belum sekalipun bertemu dengan CEO Chandra, dia jadi penasaran dengan sosok pria itu yang kata teman-temannya paket komplit mantu idaman. Sudah tampan, pintar dan tajir pula.
Hari ini hari senin, Cinta tiba di kantor jam 07:00 pagi. Sejam lebih awal dari jam masuk kantor. Sengaja memang karena entah kenapa dia terbangun jam 4 pagi dan tak bisa tidur lagi. Jalanan yang biasanya macet pun hari ini lengang tak seperti biasa.
Setelah memarkir motornya di basement, cinta bergegas ke dalam kantor setelah finger print absen. Kantor masih sangat sepi, cuma terlihat satpam di depan dan beberapa orang cleaning service. Mitha si receptionist pun belum nampak batang hidungnya.
Cinta masuk ke ruangannya di divisi accounting yang terdapat di pantai 10. Ruangan itu cukup luas, terdapat 5 meja yang di sekat dengan kubikel dan 1 satu ruang pribadi untuk Ibu Dewi, sang accounting manager. Kubikel Cinta terletak di ujung dekat dengan jendela, tempat favoritnya selama bekerja disini. Bisa memandang keluar di sela kepenatannya mengetik laporan.
Di luar ruangannya tepatnya di ujung koridor terdapat sebuah pantry untuk karyawan dan juga membuat kopi atau teh untuk tamu perusahaan yang berkunjung. Cinta mengambil botol tumbler dari laci mejanya dan menyeduh 1 sachet milk coffee instant yang di bawa ya dari rumah. Cinta berharap minuman itu membantunya terjaga setelah bangun terlalu pagi hari ini.
Cinta kembali ke mejanya dan menyalakan komputernya. Tugasnya sebagai staff accounting memeriksa pengeluaran seluruh operational kantor setiap hari dan memasukkan ke laporan sebelum di serahkan ke managernya pada akhir bulan. Cinta memeriksa berkas-bekas kwitansi dan nota di mejanya dengan cermat sebelum mengetik pada komputer. Membuat laporan seperti ini harus teliti, salah sedikit saja bisa runyam urusannya.
Sedang asyiknya mengetik sambil mendengar lagu Iris dari Goo Goo Doll, tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Mitha dan Tasya masuk tergopoh-gopoh dengan heboh. Cinta melirik jam tangannya, masih tersisa 15 menit sebelum jam masuk kantor. Dia mengernyit heran menatap 2 rekan kerjanya itu.
''kalian kenapa kaya di kejar hantu gitu? Masih 15 menit loh, ga telat kok'' ujar Cinta sambil meminum milk coffee nya.
''Duh ini anak telat info dia, dasar workaholic. Jam segini udah di kantor trus paling rajin lembur.'' tukas Tasya sambil duduk di kubikelnya dan heboh mengeluarkan tas make-up nya.
Sementara Mitha menarik kursi dan duduk di depan Cinta mengeluarkan cermin kecil dan sisir dari dalam tasnya. Cinta semakin tidak mengerti akan tingkah kedua gadis itu yang lebih tua 3 tahun darinya. Semenjak hari pertama di terima bekerja di kantor tersebut, Cinta sudah akrab dengan Mitha dan Tasya. Mitha bekerja sebagai receptionist di lobby dan Tasya bekerja sebagai staff accounting sama dengan Cinta. Mereka cukup membuat Cinta nyaman, walaupun dengan perbedaan yang mereka miliki. Dan dari mereka Cinta belajar untuk lebih percaya diri dengan kelebihan lemak yang membalut tubuhnya.
''Nih anak kekantor bukannya pake make up dikit kek'' seru Mitha berdiri dan menarik pipi chubby Cinta dengan gemas.
"Lagi malas, lagian sehari-hari juga gue begini kekantor'' Cinta meringis menepis tangan Mitha di pipinya.
Tasya menghampiri Cinta, memegang wajahnya dan mengeluarkan pouch make-up kecilnya. Di keluarkan pensil alis, mascara, blush on cream. Cinta cuma memandangi Tasya , entah apa yang akan di lakukan temannya itu.
''Mit pegangin, gue mau beraksi '' ujar Tasya.
Mitha pun mendekati Cinta dan memeluk tubuh berisi Cinta dari belakang.
''Eh kalian mau ngapain?'' seru Cinta panik.
''Tenang,kita mau bikin lu cantik'' seru Mitha sambil terus memegangi Cinta dari balik kursi, sementara Tasya mulai mengotak atik wajah Cinta.
5 menit kemudian Cinta pun terbebas dari polesan make up mini Tasya.
''Now you look decent, pakaian lu oke lah'' ucap Tasya sambil menatap Cinta dari atas ke bawah.
Cinta melirik pakaian kerja yang di pakainya, disini tidak ada seragam. Mereka bebas memakai pakaian sendiri yang penting sopan dan rapi. Rasanya tak ada yang salah dengan pakaiannya hari ini.
Kemeja dan celana panjang hitam di padu blazer berwarna cream."Ada apa sih kok heboh banget kalian ama penampilan gue hari ini" cetus Cinta.
"Makanya Cin punya smartphone itu tolong di buka dan baca WhatsApp group kantor, biar lu ga ketinggalan berita" sahut Tasya sambil merapikan kembali tas make-up miliknya dan di simpan di laci mejanya.
"Big boss datang hari ini dan bakal ikut morning briefing kita" timpal Mitha.
"Cuma karena itu kalian pada heboh gini?" tanya Cinta tak percaya.
"Iyalah harus tampil cantik depan boss ganteng" sahut Tasya genit.
"Gue laporin bang Rama ya Tas" ancam Cinta.
Tasya cuma tertawa mendengar ancaman Cinta membawa nama suaminya itu.
"Mengagumi bukan berarti berniat memiliki Cinta sayang"Mitha mendengus dan menarik tangan kedua rekan kerjanya itu ke luar.
"Udah jam 08:00 nih, yuk buruan 15 menit lagi morning briefing mulai" ujarnya sambil menyeret mereka ke lift menuju ruang meeting di lantai 11 .
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Berat
Short StoryCinta tak percaya ada seseorang yang mencintai dengan tulus. Jaman sekarang orang bilang cinta berdasarkan fisik atau harta dan Cinta tidak memiliki keduanya. Dia hanya seorang gadis dari keluarga sederhana dengan rupa seadanya. Satu kelebihannya ha...