Part 2 First Impression

781 72 1
                                    

Mereka tiba di ruang meeting yang sudah hampir penuh oleh para karyawan. Ada sekitar 50 orang termasuk para cleaning service dan satpam juga driver kantor ikut briefing pagi ini. Di depan sudah di siapkan meja dan kursi untuk para manager divisi dan CEO. Ada projector dan layar lebar di samping kanan yang memang di siapkan untuk keperluan meeting di ruangan ini. Cinta, Mitha and Tasya segera mencari tempat duduk yang kosong dan berbaur dengan staff lain sambil menunggu kedatangan sang CEO.

Tepat jam 08:15 pagi pintu meeting room terbuka, suasana meeting room yang semula gaduh tiba-tiba hening seketika. Satu persatu para petinggi kantor itu memasuki ruangan mengambil tempat duduk di depan, ada Ibu Dewi juga disana manager divisi accounting dan terakhir sang CEO di ikuti oleh Samuel Wijaya sahabat dekatnya yang merangkap sebagai Deputy CEO alias tangan kanan si CEO di kantor. Mungkin ini yang ke 3 kalinya Cinta bertemu dengan Samuel, pertama ketika melalui wawancara terakhir dan ulang tahun perusahaan tahun lalu. Pria itu juga tidak kalah terkenal di kantor ini dengan sang CEO, tampan, muda dan masih jomblo. Kerap menjadi bahan halu para staff wanita di kantor .

Dia mengambil mic dan memberi salam ke seluruh staff sebelum memulai briefing mereka, memberikan laporan tentang perkembangan perusahaan dan membahas project mereka selanjutnya secara singkat. Para manager dari setiap divisi juga di beri kesempatan untuk ngelapor Kan apa yang terjadi di divisi mereka. Selanjutnya tiba sambutan dari Chandra Oktavian, CEO dari kantor mereka. Cinta dapat mendengar dengan jelas jeritan kecil dari sampingnya, Tasya memandang ke depan tak berkedip sementara Mitha cuma geleng-geleng kepala melihat sahabatnya itu.

Cinta mengarahkan kembali pandangannya ke depan. CEO muda itu memang tampan, perawakannya tinggi dengan dada bidang, terlihat dari setelan jas yang pas dengan tubuhnya. Mata yang tajam, rahang yang tegas dan dagu terbelah makin menambah pesonanya. Sekilas wajahnya mengingatkan Cinta akan Henry Cavill aktor Hollywood idolanya, ada aura dingin dan misterius mengitarinya. Sambutan sang CEO selesai dan dia kembali ke tempat duduknya, dia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan dan berhenti di Cinta sejenak. Cinta merasa deg-degan saat netra mereka bertemu dan segera mengalihkan pandangannya ke tempat lain sementara Chandra seperti tertegun masih memandangi Cinta sampai Samuel berdehem dan menyentuh lengannya baru dia tersadar kemudian tersenyum tipis. Samuel mengarahkan pandangannya ke arah Cinta dan melihat kembali ke Chandra kemudian tersenyum simpul sambil mengelus dagu. Briefing pagi itu pun di akhiri dengan ucapan terima kasih dari sang CEO atas kinerja mereka selama ini karena perusahaan mengalami kemajuan yang cukup significan.

Sebagai bentuk apresiasi perusahaan memberikan bonus akhir tahun seperti biasanya dan mengadakan pesta untuk menyambut tahun baru di ballroom hotel milik sang CEO. Seluruh staff di harapkan untuk hadir memeriahkan acara tersebut dan membawa keluarga mereka. Seluruh karyawan bertepuk tangan dan sangat antusias, bonus akhir tahun sangat mereka nantikan selain THR dan jangan lupa pesta menyambut malam tahun baru yang pastinya meraih di hotel mewah CEO mereka.

Para petinggi perusahaan itu lalu berlalu keluar, Chandra kembali menatap ke arah Cinta sebelum akhirnya ikut keluar ruangan bersama Samuel menuju kantornya di lantai 12.
Tasya memekik heboh setelah para petinggi itu benar-benar keluar dari ruangan meeting.

"Pak Chandra melihat ke arah sini tadi girls"

"Iya tapi ga ngeliatin lu juga kali Tas" omel Mitha,

"Ga cuman Pak Chandra deh, Pak Samuel sama manager yang lain juga" goda Cinta.

Entah kenapa Mitha mendengar ucapan Cinta wajah nya langsung memerah dan berusaha dia tutupi dengan menundukkan kepalanya. Cinta pun semakin gencar menggoda rekan kerjanya itu.

"Mitha lu naksir Pak Samuel yah"

"Baru tahu lu Cin? Payah deh" sahut Tasya. Sementara Mitha hanya diam saja mendengar celotehan Tasya.

"Udah ah yuk keluar. Ingat ya we were born pretty but not rich" ucap Tasya sambil mengibaskan rambutnya mengajak kedua temannya itu keluar.

"Yang pretty kalian aja kali, gue cuma kebagian lemak" ucap Cinta.

Mitha sangat gemas mendengar ucapan Cinta, masih saja dia merasa insecure.

"Lu itu cantik tapi ga nyadar. Udah berapa kali sih kita bilangin, lu aja yang ga percaya diri. Udah ga jaman insecure Cinta. Lu itu cuman chubby dan lebih berisi aja, masih di bawah 100 kg juga. Bisa turun kok tenang aja" ujar Mitha panjang lebar.

Sesampainya di dalam lift, mereka pun berpisah. Mitha ke lobby, Tasya dan Cinta ke ruangan mereka di lantai 10. Mereka pun melanjutkan pekerjaan sampai tiba waktu makan siang, Mitha mengirim pesan ke Tasya dan Cinta untuk menunggunya di kantin kantor dan memesan makanan untuknya. Kedua gadis itu segera meluncur ke kantin yang terletak di lantai 1.

Kantin kantor itu cukup luas dengan berbagai jenis makanan tersedia memanjakan perut karyawan. Tempat duduk di bagi 2 bagian, indoor untuk non smoking area dan outdoor buat para karyawan yang merokok. Suasana kantin cukup ramai tapi masih tersisa beberapa meja kosong di dalam. Tasya punya sakit asma tidak bisa mencium bau rokok.

"Mitha ngapain sih? Tumben telat lunch. Dia ada bilang mau makan apa ga?" tanya Cinta.

"Dia bilang terserah, ngikut aja. Bentar lagi datang" sahut Tasya.

"Lu mau makan apa Cin? Gue pengen bakso deh" tanya Tasya.

"Samain aja deh sama es teh"

"Ok gue pesen bakso buat kita bertiga ama es teh yah"

Cinta mengangguk dan mencari tempat duduk untuk mereka bertiga dan Tasya pergi memesan bakso dan es teh. Baru saja Tasya duduk setelah meletakkan bakso dan es teh di meja, tiba-tiba kantin menjadi riuh. Para wanita sibuk membenahi rambut dan pakaian mereka sambil tertawa kecil ga jelas. Staff kantin sibuk berlarian menata makanan, membersihkan meja dan lantai kantin. Cinta dan Tasya saling berpandangan heran.

Beberapa saat kemudian pintu kantin terbuka, baru lah Cinta mengerti akan kegaduhan yang terjadi tadi. Kantin kedatangan Pak Chandra dan Pak Samuel.

"Tumben ke kantin. Mau inspeksi apa makan siang?" bisik Cinta.

Tasya cuma mengedikkan bahu memandang lekat ke arah Pak Chandra sambil perlahan mengelus perutnya. Cinta memandang sahabatnya heran dan yang lebih mengherankan lagi di belakang pemimpin dan wakil perusahaan itu ada Mitha yang sepertinya lagi berbicara dengan Samuel dengan wajah di tekuk. Cinta seketika khawatir akan sahabatnya itu. Mitha mengedarkan pandangan ke penjuru kantin dan bergegas pergi dari hadapan Samuel setelah menemukan meja dimana Cinta dan Tasya duduk.

"Lu kenapa Mit? Muka di tekuk gitu tambah jelek tau" seloroh Tasya.

"Bodo!" ucap Mitha kesal sambil meminum tandas es teh di depannya.

"Eh lu haus apa kesurupan?" Tasya keheranan melihat tingkah Mitha,tak biasanya dia seperti itu.

Cinta terdiam mengamati kelakuan antik Mitha pasti ada hubungannya sama Samuel, pikirnya. Tanpa dia sadari sepasang mata tajam sedang memperhatikan gerak gerik mereka bertiga di meja itu.

"Lu ada masalah sama Pak Samuel?" tanya Cinta pelan.

"Gue lagi kesal sama tuh manusia satu" Mitha memberengus mengaduk-aduk baksonya.

"Ssttt.... diem kalian. Mereka kesini" bisik Tasya.

Ketiganya menoleh ke arah Chandra dan Samuel yang sekarang mendekati meja mereka dengan tegang. Sementara kasak-Kusuk karyawan mulai terdengar.

Cinta BeratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang