Part 38 Let Me Go Home

335 29 22
                                    

Another update 😻😻😻 seperti biasa aku tunggu vote dan komen kalian yang lucu2🤣🤣🤣

❤️❤️❤️❤️❤️

Hujan semakin lebat, guntur dan petir bersahut-sahutan. Mobil yang di kendarai Faiz dan kedua pengawalnya merayap dengan sangat pelan layaknya siput, di sebabkan hujan yang deras di tambah kabut tebal membatasi jarak pandang mereka dan tidak bisa melihat ruas jalan dengan jelas.

Jalanan sangat lengang, udara dingin menusuk kulit. Mereka yang berada dalam mobil pun menggigil kedinginan, bagaimana dengan Chandra yang saat ini berada entah di mana? Faiz benar-benar menyesal kenapa meninggalkan Chandra sendiri di saat keadaannya sedang kacau seperti itu, sedangkan dia tahu sejarah kesehatan mental Chandra seperti apa. Tapi nasi sudah menjadi bubur, sekarang fokus untuk mencari Chandra agar segera bisa di temukan. Berbekal senter dan payung dari pihak hotel, mereka juga memeriksa emperan toko atau warung serta rumah warga bahkan parit-parit kecil di sepanjang jalan. Semua di lakukan dengan sangat hati-hati mengingat jalanan yang juga licin.

Sementara itu Chandra berjalan tak tentu arah di tengah guyuran hujan. Badannya sudah menggigil kedinginan, giginya sampai gemeletuk karena dingin yang rasanya sampai ketulang. Dia tidak menghiraukan semua itu, yang di otaknya hanya satu, bertemu Cinta dan minta maaf kemudian pulang Ke Jakarta bersama. Dengan mata nanar di pandanginya jalanan yang sepi, guntur dan petir masih kompak mewarnai langit. Berbekal cahaya sesekali dari petir, Chandra nekat menerobos hujan mencari jalan menuju Bagus homestay.

Chandra di anugerahi ingatan yang kuat sejak kecil, bahasa kerennya adalah hyperthymesia atau sindrom mengingat superior, kondisi ini adalah antitesa dari pikun. Jika dia fokus, segala sesuatu yang di lihatnya akan terekam jelas di otaknya. Semua itu sangat membantunya ketika masa sekolah dan kuliahnya dulu, karena ingatannya itu dia lulus dengan predikat cumlaude walaupun sudah di ambang drop out karena depresinya. Dan sekarang ingatannya itu menjadi senjata untuk kembali Ke Bagus homestay.

Walaupun dalam perjalanan menuju ke hotel tadi Chandra ibarat Zombie, hanya diam saja dengan pandangan mata kosong tapi otaknya bekerja merekam setiap jalan yang mereka lalui dan sekarang Chandra akan menyusuri jalan itu lagi walaupun agak berat karena hujan yang sangat lebat dan kabut mengaburkan pandangannya tapi dia tidak akan menyerah demi Cinta, dia harus kuat. Harus bisa bertemu dengan gadis pujaannya yang telah dia kecewakan dan sia-siakan itu. Memang penyesalan selalu datang terlambat. Ya iyalah Kalau di awal namanya pendaftaran kan?!

Entah sudah berapa lama Chandra berjalan, sepatunya sudah terasa berat karena air bercampur lumpur serta bajunya yang basah kuyup karena di dera hujan. Chandra tak mau berhenti, dengan tubuh menggigil dia terus berjalan agar bisa cepat sampai di Bagus homestay. Hujan masih turun dengan deras bahkan jalanan pun banjir akibat luapan air. Chandra terus berjalan dengan tertatih-tatih, pekatnya malam tidak menggentarkan hatinya.

Senyum Chandra mengembang, akhirnya dia sampai juga Ke jalan setapak menuju Bagus Homestay. Mobil avanza yang tadi sore di lihatnya masih terparkir rapi di tengah kucuran hujan. Tangannya memegang tiang besi berisi papan penunjuk Bagus Homestay, kepalanya pusing. Pandangan matanya berkunang-kunang. Chandra meneguhkan hatinya kemudian menarik napas panjang.

"Come on Chandra, don't give up. Jangan mati konyol disini, Kalau memang hari ini nyawamu di cabut setidaknya harus bertemu Cinta dulu" ujarnya menyemangati diri sendiri.

Dengan tubuh menggigil dan langkah kaki terseok-seok, Chandra mantap menerobos derasnya hujan menuju Bagus Homestay hingga sampailah dia di pintu masuk yang penuh ukiran khas Bali itu.

"Halo ... pak Bagus .... Tolong buka pintunya".

"Cinta .... Cinta .... Mas datang lagi .... Cintaaaaaa".

Cinta BeratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang