Part 29 It's Me, I Win, You Lose!

246 27 3
                                    

Sebuah mobil SVP hitam sudah menunggu di depan lobby, di dalamnya ada sopir yang sudah siap di belakang kemudi. Faiz terlihat berdiri di samping pintu penumpang yang terbuka menyambut kedatangan Chandra dan Cinta. Staff kantor terlihat memberi salam ketika berpapasan dengan mereka, sepanjang jalan Chandra menggenggam tangan Cinta erat dan terkadang memberi kecupan-kecupan kecil. Wajah Cinta sudah merah padam, banyak yang berbisik-bisik ketika melihat ke arah mereka.

''Mereka pasti ghibahin aku nih, gara-gara mak lampir sialan'' umpat Cinta dalam hati.

Cinta menegakkan wajahnya dan balas menggenggam tangan Chandra erat, sesekali di tatapnya wajah Chandra dari samping sambil tersenyum manis membuat Chandra si bos beruang kutub salting sendiri. Chandra melingkarkan tangannya ke pinggang Cinta dengan posesif membuat para staff kantor yang melihatnya menjadi iri. Cinta menyeringai tipis dengan senyum manis yang tak luntur dari bibirnya.

''Makan tuh gosip'' gumam cinta lirih.

Sesampainya di depan mobil, Cinta dan Chandra segera masuk melalu pintu yang sudah di buka oleh Faiz. Hari ini Faiz memutuskan membawa sopir agar dia bisa konsentrasi dalam bekerja dengan bos mudanya itu, entah kenapa firasatnya tidak bagus hari ini. Sementara Samuel dan Mitha menyusul mereka di belakang dengan mobil MPV berwarna putih. Kedua mobil itupun keluar beriringan melaju menuju ke hotel Indra Jaya.

Sesampainya di depan hotel, mereka sudah di sambut oleh Mr. Clyde Thomas sang general manager. Pria berdarah bule Swedia itu mengiringi mereka Ke Speciality restaurant yang terletak di lantai 3 gedung hotel tersebut. Seorang hostess menyambut mereka dan mengantar Mitha dan Cinta Ke meja yang sudah di reserve khusus siang ini, sementara Thomas tampak mengajak Samuel, Chandra dan Faiz menjauh dan berbicara tentang sesuatu. Mitha menjatuhkan pantatnya pada sebuah kursi lalu langsung memesan banyak makanan yang menarik matanya di menu ketika seorang waitress datang mendekat.

"Dasar bumil" ledek Cinta yang duduk di sebelahnya.

"Lo mau apa Cin?".

"Chicken quesadillas, nachos, fettuccini carbonara sama grilled steak medium rare with baked potatoes. Minumnya lemon ice tea 2 ya mbak, yang satu extra ice cube".

Waitress itu kemudian mencatat dan mengulang pesanan mereka dengan sigap. Tak lama kembali lagi dengan minuman dan appetizer pesanan mereka sambil menunggu main course yang masih di siapkan oleh koki. Samuel dan Chandra sudah duduk bersama mereka sementara Thomas pergi bersama Faiz.

"Pak Faiz nggak ikut lunch bareng kita?" tanya Cinta.

"Pak Thomas mengajaknya untuk mengecek sesuatu sambil makan siang nanti" sahut Chandra.

Cinta cuma mengangguk mendengar jawaban Chandra, di ambilnya selembar napkin lalu di letakkan di pangkuan Chandra dan meraih sepiring quesadillas di depannya.

"Terimakasih sayang" ucap Chandra lembut sambil membelai rambut Cinta.

"Duh romantisnya ..." cicit Mitha membuat Cinta tersipu malu.

Samuel hanya tersenyum mendengar istrinya meledek sahabatnya itu. Beberapa saat kemudian 2 orang waiter datang menyajikan main course, mereka pun melahap hidangan makan siang dengan tenang. Cinta tampak takjub melihat Mitha yang biasanya sangat menjaga makannya, siang itu berhasil menghabiskan semua makanan yang di pesannya tadi. Samuel tertawa melihat ekspresi cengo Cinta.

"Ntar malam juga keluar lagi nih makanan" ucap Mitha santai.

"Iya puasin makannya biar ada tenaga buat fase ngidam ini". Samuel tersenyum dan mengacak rambut istrinya dengan sayang.

"Kamu juga honey, biar ada tenaga begadang megangin aku" ujar Mitha manja sambil menyuapi Samuel.

Chandra memandangi sahabatnya itu dengan sedikit iri, kapan sih rencana pernikahannya rampung? Rasanya menunggu 2-3 bulan itu terlalu lama.

Cinta BeratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang