Part 36 Never Let You Go

290 33 27
                                    

Pagi itu Cinta sedang berada di dapur bersama Ayu, dari semalam Ayu sudah merengek kepada Bagus katanya kepingin sayur asem buatan Cinta. Tapi Bagus tidak enak mengganggu istirahat Cinta dan kebetulan tadi pagi ketika pulang dari pasar, Ayu melihat kamar Cinta sedikit terbuka dan langsung menerobos masuk. Dengan bercucuran air mata Ayu memohon agar Cinta bersedia membuat sayur asem seperti minggu lalu.

Bagus menatap Cinta dengan pandangan tidak enak, dia sangat heran dengan kelakuan istrinya yang akhir-akhir ini sangat aneh. Cinta cuma tersenyum dan dengan senang hati mulai memasak sayur asem permintaan Ayu. Istri Bagus itu sudah seminggu ini sering merasa mual dan tidak nafsu makan, Cinta senang karena sekarang nafsu makan Ayu sudah kembali dan dia ingin makan sayur asem. Puspa yang baru terbangun pun terkejut melihat Cinta pagi-pagi sudah di dapur dan kakak iparnya duduk di meja makan menatap Cinta sambil bertopang dagu.

"Mbok Ayu, kok mbok Cinta di suruh masak?" tanya Puspa, di tidak enak kepada Cinta yang notabene adalah tamu mereka tapi di suruh masak oleh tuan rumah.

"Mbok pingin sayur asem yang di buat Cinta minggu lalu" ujar Ayu manyun.

"Nggak apa-apa Puspa, gue juga senang kok. Lo kan tahu gue suka masak".

Hampir sebulan bersama Cinta mereka semua tahu gadis chubby itu memang gemar memasak, sudah beberapa kali mereka menikmati hasil masakan Cinta tapi kan nggak enak juga ya masa tamu di suruh masak pagi-pagi begini? Puspa benar-benar tak habis pikir dengan kakak iparnya itu.

"Bli Gus" teriak Ayu.

Bagus yang berada di halaman hendak mengeluarkan motor berlari Ke arah dapur. "Nak Kenken (kenapa), ada apa sih?" tanya Bagus menghampiri istrinya.

"Mau rujak kuah pindang" pinta Ayu manja.

"Mana ada dagang rujak pagi-pagi begini mbok" ucap Puspa menatap Ayu dengan aneh.

"Pokoknya mau rujak kuah pindang sekarang" ucap Ayu lirih dan mulai terisak.

Bagus dan Puspa terkejut melihat Ayu tiba-tiba menangis seperti itu. Bagus memeluk istrinya yang menangis sesenggukan.

"Iya jangan nangis, Bli cari sekarang rujak kuah pindangnya ya" ujar Bagus seraya menghapus air mata Ayu.

Ayu mengangguk dan tersenyum menatap suaminya. "Beliin kue klepon juga ya, pilih yang warna hijau aja trus jangan pake kelapa parut " ujarnya manja.

Puspa semakin melongo melihat kelakuan kakak iparnya yang absurd. Bukannya Ayu sangat benci dengan kue klepon karena katanya geli dengan teksturnya yang kenyal-kenyal nggak jelas. Cinta yang melihat Ayu pun heran tapi kemudian terbersit sesuatu di benaknya dan berbisik kepada Puspa.

Puspa menatap Cinta horor, tapi Cinta meyakinkan Puspa dengan pandangan matanya. Puspa mengangguk lalu melangkah keluar pelan-pelan agar tidak di lihat Bagus dan Ayu. Setelah Ayu tenang dan usai menangis, Bagus pergi keluar mencari rujak kuah pindang. Masakan Cinta pun sudah jadi, dia mengambil satu mangkok kecil dan sepiring nasi lalu menyajikannya di meja makan di hadapan Ayu.

"Wah enaknya, suksma(makasih) Cinta udah mau buatin sayur asem" ucap Ayu dengan mata berbinar.

Cinta cuma mengangguk dan tersenyum puas melihat Ayu memakan dengan lahap sayur asem buatannya. Dan dalam hitungan menit sudah tandas tak bersisa.

"Mbok mau lagi?" tanya Cinta.

Ayu hanya menggeleng sambil meminum segelas air.

"Itu masih ada di panci kok, tinggal angetin aja Kalau nanti mbok mau makan lagi".

"Iya, makasih banget ya. Entah kenapa dari semalam tuh kepingin banget makan sayur asem buatan Cinta, sampe netes air liur eh baru kesampaian sekarang".

Cinta BeratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang