Part 32 Galau (Ga Tau Lanjut Atau Udahan)

223 31 4
                                    

Seminggu sudah berlalu sejak pertengkaran mereka di rumah sakit dan seminggu sudah Cinta tidak bertemu dengan Chandra. Sejak malam itu Chandra seperti menghindari Cinta, tidak ada lagi sleep call tiap malam sebelum tidur seperti yang biasa mereka lakukan. Tidak ada spam pesan dari Chandra di ponsel Cinta lagi seperti dulu. Chandra bahkan tidak pernah ke perusahaannya seminggu ini, dia mendekam di perusahaan papanya yang memang sekarang sedang sibuk-sibuknya karena rencana membangun sebuah mall di Medan.

Chandra berurusan dengan para arsitek dan design interior untuk mall tersebut dan juga menunjuk sebuah outsource company untuk merecruit karyawan. Chandra benar-benar sibuk mengingat Nora yang notabene sekretarisnya di sana sedang cuti melahirkan jadi semua di urusnya sendiri dengan bantuan Faiz. Cinta juga tak kalah sibuknya walaupun Chandra tidak berada di kantor tapi Cinta membantu mengerjakan tugas Mitha yang mabuk parah karena ngidam dan juga mengajari Rina. Masih ingatkan dengan Rina? Mantan sekretaris si mak lampir yang dulu di janjikan bekerja oleh Samuel dan Chandra.

Hari pertama, kedua, ketiga sampai hari ke enam Cinta berusaha bersabar dan mengerti keadaan Chandra. Walaupun teleponnya tidak pernah di angkat dan pesannya tidak pernah di balas, Cinta berusaha sabar dan positive thinking. Sungguh aneh seharusnya dia yang ngambek dan merajuk ke Chandra, ini justru sebaliknya. Cinta juga masih meluangkan waktu pagi-pagi untuk memasak membuat bekal sarapan untuk Chandra seperti biasa dan menitipkannya kepada sopir yang di tunjuk Chandra untuk mengantar dan menjemputnya kerja seminggu ini. Dan sekarang sudah hari ke tujuh Chandra masih diam dan menghindari Cinta, tak ada satupun usaha atau itikad baiknya untuk meluruskan semua membuat Cinta benar-benar galau, mungkinkah hubungannya harus berakhir sampai disini sementara persiapan pernikahan mereka sudah mencapai 60%?.

''Maaf Bu ... Ibu Cinta''.

Cinta mengerjap mendengar suara Rina yang duduk di sampingnya, pagi ini Cinta melanjutkan mengajari Rina tentang job description sebagai corporate secretary di kantor Chandra dan berbagai laporan yang harus dia buat tiap akhir bulan.

''Duh jangan panggil Ibu dong, biasa aja kali. Gue yang harusnya manggil lo kakak'' ujar Cinta tersenyum menatap Rina yang 3 tahun lebih tua darinya seumuran dengan Mitha dan Tasya.

''Sorry Cin, abisnya kan lo calon Ibu CEO juga hehehe ... ''ucap Rina canggung.

Sudah seminggu Rina berada di kantor Chandra dan pagi ini Cinta yang mengajarinya untuk hand over tugas dari corporate secretary karena Mitha sibuk mual dan muntah-muntah begitu menginjakkan kaki di kantor. Sekarang Mitha sedang tidur di dalam ruangan kantor suaminya, Samuel sudah menyuruhnya untuk istirahat saja di rumah tapi mungkin bawaan bayi atau cuma akal-akalan Mitha saja yang tidak ingin jauh dari suami, dia memaksa untuk ikut ke kantor hari ini. Poor bumil. Lebih kasihan ke suaminya sih yang merasa tidak berdaya melihat istrinya muntah-muntah seperti itu, kelihatan sekali Samuel sangat mengkhawatirkan istrinya. Membuat Cinta terkadang merasa iri dan diperparah dengan perubahan sikap Chandra akhir-akhir ini membuat Cinta ragu untuk meneruskan rencana pernikahan mereka.

Di tatapnya Rina sembari tersenyum, dia bisa merasakan kecanggungan Rina walaupun sudah seminggu bersama Cinta dan Mitha. Dia seperti membangun suatu jarak dan Cinta sepenuhnya mengerti, karena perlakuan yang tidak manusiawi dari Intan dulu membuat Rina seperti ini. Cinta melihat kelayar monitor laptop di depan Rina, dia menyuruhnya untuk belajar mengerjakan laporan data statistik kepuasan konsumen yang memakai jasa perusahaan mereka.

''Santai aja, boleh kan kalau gue ngomong pakai lo gue gitu? Formalnya pas rapat aja'' ucap Cinta.

Rina mengangguk mengiyakan, dia tidak ada masalah dengan panggilan itu cuma canggung aja dengan calon istri CEO perusahaan ini. Cinta ternyata sungguh baik dan ramah, aura positif menguar darinya membuat Rina kagum akan gadis chubby itu dan sekarang dia paham kenapa Chandra bisa kuat iman menolak mantan bosnya. Di lihatnya Cinta berdiri kemudian beranjak menuju ke dalam pantry, Rina kemudian kembali meneruskan mengetik laporan di laptopnya.

Cinta BeratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang