Tok ... tok ... tok!!!
Cinta mengetuk pintu kamarnya sendiri, setelah mendengar suara Chandra samar dari balik pintu menyuruh masuk, gadis itu lalu membuka pintu perlahan kemudian menutupnya sebelum masuk Ke dalam kamar. Tempat tidurnya terlihat sudah rapi, nampaknya Pak Made sudah membersihkan dan mengganti bed sheetnya.
Sebuah nampan berisi sepiring bubur dan segelas air masih utuh, rupanya Chandra belum menyentuhnya sama sekali. Pria itu sedang terduduk di kursi teras sambil termenung memandang taman kecil di samping kamar Cinta. Gadis chubby itu kemudian mengangkat nampan dan membawanya Ke teras lalu meletakkannya di atas meja kecil di sebelah kursi Chandra.
"Kenapa belum di makan sarapannya?" tanya Cinta sembari duduk di kursi lain.
"Nggak lapar" sahut Chandra lirih.
"Ini ponsel Bapak, masih bisa di gunakan walau terguyur hujan" ujar Cinta sambil meletakkan ponsel Chandra di atas meja. ''Dompet Bapak saya letakkan di dalam lemari, kartu debit dan credit card dan beberapa lembar uang masih lengkap''.
Chandra membisu, dia hanya melirik sebentar ponselnya ketika layar menyala dan menampilkan wajah Cinta sebagai wallpaper ponselnya itu lalu kembali menatap ke taman. Cinta lupa jika sedang sakit, Chandra berubah menjadi anak kecil yang super duper manja.
"Makan dulu Pak, nanti sakit lagi. Dari semalam belum makan kan?" bujuk Cinta.
''Lebih baik Mas sakit biar di perhatiin sama kamu kaya semalam'' balas Chandra acuh masih memandang bunga kamboja yang sedang bermekaran.
Wajah Cinta kembali merona mengingat semalam tidur berpelukan dengan Chandra. Akhirnya Cinta menyerah, kalau di biarkan Chandra akan terus merajuk dan mungkin akan jatuh sakit lagi mengingat info dari Faiz bahwa Chandra tidak makan sesuatu dari kemarin siang. Di ambilnya sepiring bubuh(bubur) Bali yang khusus di buat oleh Ibu Nengah untuk Chandra.
Cinta kemudian menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Chandra, lalu mengambil sesendok bubur dan mengarahkan ke mulut Chandra.
''Ayo makan''.
Chandra diam tak bergeming, pandangannya masih datar menatap ke arah taman.
''Pak Chandra, makan dulu'' bujuk Cinta masih tetap megarahkan sesendok bubur ke arah Chandra.
Chandra melengos mendengar ucapan Cinta, dengan pelan di tampiknya tangan Cinta. "Saya tidak lapar'' ujarnya dingin,
Cinta tercekat mendengar nada suara Chandra, seperti ketika sedang di kantor berbicara dengan staffnya. Salah Cinta sendiri sih, dia yang memulai duluan. Cinta kebingungan, kehabisan akal untuk membujuk pria keras kepala itu. Baiklah, Cinta akan mengalah lagi sekali ini hanya agar Chandra mau makan.
''Mas makan ya, lihat nih bubuh Bali enak banget'' rayu Cinta.
Chandra menoleh ketika mendengar kata Mas terlontar dari bibir Cinta, namun mukanya tetap datar dan kembali menampik pelan sendok yang berisi bubur itu. Cinta menggeram kesal, lama-lama gini Cinta pengen banget nendang Chandra jauh ke kawah gunung Agung sekalian, rasanya lebih gampang menghadapi balita yang merengek dari pada Chandra yang sedang merajuk seperti ini. Tapi Cinta juga tidak sampai hati kalau Chandra sakit lagi, melihatnya semalam seperti itu sudah membuat Cinta khawatir setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Berat
Historia CortaCinta tak percaya ada seseorang yang mencintai dengan tulus. Jaman sekarang orang bilang cinta berdasarkan fisik atau harta dan Cinta tidak memiliki keduanya. Dia hanya seorang gadis dari keluarga sederhana dengan rupa seadanya. Satu kelebihannya ha...