Part 4 Meresahkan

600 65 0
                                    

Selamat Membaca...
Jangan lupa vote dan commentnya ya😊
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Setelah makan siang yang menegangkan itu Cinta, Tasya dan Mitha kembali bekerja. Cinta tidak bisa fokus dengan pekerjaannya, pikirannya kalut memikirkan alasan Chandra memanggil dirinya. Kalau sampai di phk bagaimana nasib kuliahnya yang tinggal skripsi? Dia tidak mau memberatkan orang tuanya lagi untuk urusan biaya kuliah. Ada Genta adiknya yang masih kelas 12 SMA, masih membutuhkan biaya untuk sekolah dan kuliah nanti. Genta anak yang sangat pintar, dia ingin menjadi seorang dokter dan Cinta sangat ingin mewujudkan keinginan adiknya itu. Ayahnya, Raditya hanyalah seorang guru SD dan bersama ibunya, Tita mereka membuka usaha sampingan percetakan dan photocopy kecil-kecilan di samping Sekolah SD tempat ayahnya mengajar.

Cinta resah memikirkan apa yang akan di katakan Pak Chandra nanti. Tasya pun cuma diam tidak seperti biasa selalu merecoki Cinta dan ngobrol ngalor ngidul di tengah kerjaan mereka yang menumpuk. Cinta melirik ke arah 3 kubikel lagi yang kosong di ruangan itu. Mas Tama dan Farel merupakan auditor perusahaan, mereka ada tugas luar dan belum kembali lagi setelah meeting tadi pagi.

Vivi staff accounting seperti dirinya masih di kantor Ibu Dewi. Dia baru bergabung setahun setelah Cinta tapi sudah berpengalaman dari perusahaan sebelumnya. Cinta dengar dari gosip yang beredar mungkin Vivi sedang di persiapkan untuk menjadi pengganti Ibu Dewi. Kalau itu benar terjadi sangat tidak adil untuk Tasya, dia adalah senior di divisi ini setelah Ibu Dewi dan seharusnya dia yang menggantikan posisi Ibu Dewi. Ketika Dia mencoba bertanya kepada Tasya tentang rumor itu, Tasya cuma mengedikkan bahunya. Cinta jadi miris, Kalau itu benar terjadi bagaimana dengan dirinya? Sudah 2 tahun menjadi staff masa tidak ada jenjang karir? Bagaimana dia bisa membantu kuliah adiknya? Cinta jadi pusing sendiri memikirkan ini.

                ❤️❤️❤️
Chandra menghembuskan napasnya dan menutup laptopnya. Akhirnya conference call itu berakhir juga. Setelah makan siang Chandra dan Samuel kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaan mereka.

Tok..tok..tok

Terdengar ketukan pintu, sebelum Chandra menjawab pintu sudah terbuka dan Samuel memasuki ruangannya. Chandra hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu. Chandra sudah mengenal Samuel selama 10 tahun sejak jaman kuliah dulu di Harvard. Sebagai sesama pelajar Indonesia di negeri orang mereka pun menjadi cukup dekat walaupun dengan kepribadian yang sangat bertolak belakang.

Samuel yang periang, lincah dan pandai bergaul sementara dirinya lebih introvert. Pendiam, jarang tersenyum bahkan terkesan sombong dan misterius. Mereka berdua berambisi untuk maju tanpa melibatkan nama besar keluarga mereka. Setelah wisuda Chandra kembali ke Jakarta membangun perusahaan telemarketingnya dan Samuel kembali ke Singapura membuka usaha restoran disana. Setahun kemudian Samuel menjual restorannya dan memutuskan bergabung dengan Chandra.

Hingga sekarang perusahaan semakin pesat. Bahkan sudah membuka cabang di Australia yang sekarang di pegang oleh suami Kak Ratih, sepupunya. Dan sebentar lagi cabang di Surabaya resmi di buka dan sekarang sedang dalam tahap pembangunan untuk kantor di Batam.

"Eh lu ngapain tadi ikut manggil Cinta? Bukannya hanya Tasya dan Sharon saja untuk masalah mutasi jabatan" tanya Samuel.

"No idea, terlintas aja gitu pengen dia datang nanti" ujar Chandra.

"You like her don't you?" seru Samuel.

Chandra hanya terdiam dan wajah gadis chubby itu terbayang di benaknya.

"Wah okay pertama kali gue liat lu sedemikian tertariknya sama cewek"

Samuel ternganga dia jadi penasaran sama sahabatnya itu. Selama 10 tahun berteman dia tidak pernah melihat Chandra seperti ini, Chandra tertarik sama seorang karyawannya yang biasa saja. Bukannya gimana tapi dari sekian banyak karyawan mereka banyak yang lebih cantik dan sexy, Chandra juga bisa menemukan cewek cantik di luar sana dengan gampang secara dia tampan, kaya dan pintar. Cinta bahkan bukan tipe cewek idaman Chandra yang selalu berkencan dengan wanita cantik.

"There's something about her so pure. I can't describe. Especially when she smile" ujar Chandra dengan mata menerawang jauh.

"Kamu tahu kan selama ini kita selalu di kelilingi oleh cewek fake, cuma melihat uang dan tampang saja. Gue pingin tahu dia aja, there's something different about her"

"Baiklah, then what's your plan?" tanya Samuel sambil memainkan smartphonenya.

"Gue bakal jadiin dia asisten gue, biar gue bisa kenal dia lebih dekat"

"Kan Sharon mau lu jadiin sekretaris" ucap Samuel heran.

"Sharon itu buat elu saja. Biar lancar perjodohan kalian. Dia juga sekretaris perusahaan. Tapi Cinta asisten pribadi gue, khusus buat gue" ucapnya sambil tersenyum ke arah Samuel.

"Gue tahu lu juga suka Sharon apalagi sekarang lu tahu sharon yang mau di jodohin ama lu. Gas aja bro siapa tahu jodoh"

"Yeah I will see. She seems nice, cute banget pas lagi kesal" sahut Samuel seraya tersenyum mengingat tingkah laku Mitha tadi siang.

"Okay udah mau jam 4, gue balik ke ruangan gue nunggu Mitha"

Samuel pun berdiri dan melangkah keluar ke kantornya yang bersebelahan dengan kantor Chandra.

Chandra tersenyum mengingat gadis chubby itu. Sungguh manis pikirnya. Walaupun chubby dan sedikit berisi, dia suka. Pelukable bangetlah pokoknya. Segera dia enyahkan pikirannya yang mulai kemana-mana dan mengetik kontrak kerja baru untuk Cinta sebagai asistennya. Dia akan menggunakan semua cara bila perlu di paksa agar Cinta mau menuruti keinginannya.

Cinta BeratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang