Part 30 Dia Lagi

292 22 6
                                    

Setelah sesi wawancara dadakan itu mereka kemudian beranjak pergi menuju ke butik langganan Mira. Pemilik butik tersebut merupakan seorang designer kondang tanah air yang kerap di percaya oleh artis bahkan beberapa pejabat di Indonesia. Tak butuh waktu lama untuk tiba di butik karena jaraknya yang sangat dekat dengan hotel IndraJaya. Sang pemilik butik sudah berada di depan pintu menyambut tamu spesialnya. Seorang wanita paruh baya seusia Mira, tampak sangat elegan dengan gaun yang di kenakannya dan rambut tergelung rapi keatas dengan model sasak tinggi ala Ibu-ibu pejabat. Mungkin jika ada angin puting beliung rambut itu masih berdiri kokoh.

"Maaf telat dikit say, biasalah" ucap Mira sambil cipika-cipiki.

Wanita itu tersenyum membalas cipika-cipiki Mira. "I know say, aku udah liat breaking newsnya, ayo masuk kedalam ntar media datang repot kita" serunya sembari tertawa.

Rombongan kecil itu lalu mengikuti sang designer memasuki butiknya yang besar dan megah. Mereka langsung masuk Ke ruangan vvip yang khusus di buka hanya untuk tamu penting seperti artis, pejabat atau crazy rich seperti keluarga Indra Jaya. Tampak di ruangan itu sudah menunggu Darla dan Tasya di temani suami mereka bahkan Nora yang sebentar lagi akan melahirkan itu. Cinta dan Mitha kemudian menghampiri mereka dan saling memeluk heboh sementara Faiz, Chandra, Xavier dan Samuel saling bersalaman dan tersenyum melihat tingkah laku wanita-wanita mereka.

"Kenalin nak ini Tante Fenty, sahabat mama sekaligus pemilik butik ini. Mama sudah pake jasa dia sejak Mama nikahan dulu sampe nikahan si kembar dan Ratih".

"Say kenalin mantu paling bungsu nih" ucap Mira memperkenalkan Cinta Ke Fenti.

"Cinta tante" ucap Cinta sopan menghampiri mereka sambil tersenyum menyalimi tangan Fenti.

Fenti menatap Cinta lekat kemudian menepuk bahunya lembut sambil tersenyum ramah lalu menoleh Ke arah Chandra yang mendekatinya kemudian menyaliminya. Tangan Chandra kembali merengkuh pinggang Cinta membuat Cinta malu sendiri, dia berusaha melepaskan tangan Chandra tapi seperti biasa pria itu cuek dan mengacuhkannya. Fenti yang melihatnya cuma tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

''Hebat mantumu say bisa bikin Chandra klepek-klepek gitu'' ujar fenti terkekeh geli.

''Maklum turunan Papanya, penerus bucin'' ujar Indra di sambut gelak tawa yang lain membuat Cinta tambah malu.

"Ya udah say, aku serahin mereka Ke kamu ya. Aku pergi dulu udah janjian ama besan" ucap Mira.

Fenti mengangguk mengerti, hari ini memang khusus untuk mengukur baju buat calon pengantin dan juga bridesmaidnya. Seragam untuk orang tua dan keluarga kedua mempelai sudah seminggu lalu bahkan dengan Ratih dan suaminya yang di Australia. Sesuai permintaan langganannya, agar semua siap sebulan ini dan khusus untuk itu butik Fenti tidak menerima orderan dari orang lain agar bisa berkonsentrasi dan mengerjakan pesanan keluarga Indra Jaya dengan cepat dan selesai tepat waktu.

"Mama pergi dulu, kalau ada apa-apa telepon aja. Udah di tunggu ama WO nya sama calon mertua kamu juga" ucap Mira Ke Chandra.

"Iya Ma" sahut Chandra patuh.

"Cinta kamu bilang aja Ke tante Fenti apa yang kamu sukai dan mau design kaya apa ya? Jangan segan" ucap Mira sambil memeluk calon mantunya.

"Iya Ma" cinta mengangguk dan memeluk Mira.

Setelah berpamitan dengan yang lain, Mira dan Indra beranjak keluar dari butik megah itu. Fenti kemudian memerintahkan asisten-asistennya untuk mengambil ukuran buat bridesmaid dulu dan para pria belakangan.

"Kak Nora nanti gimana ngukurnya? Pas wedding kan udah lahiran pasti" tanya Tasya bingung.

"Iya makanya gue bawa baju buat contoh ukuran Ke mereka" sahut Nora.

Cinta BeratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang