keputusan final

1.1K 330 14
                                    

Bisikan do'aku dalam butiran tasbih, kupanjatkan pintaku padaMu Maha cinta, sudah diubun-ubun cinta mengusik resah, tak bisa ku paksa walau hatiku menjerit.

Ketika cinta bertasbih
_Melly feat Amee_


Setelah subuh, Ajeng sudah sibuk debat dengan Wildan "pulang dek, kamu kan sekolah" Katanya, tapi dengan kekeuh Wildan menggeleng "aku pengen bolos sehari aja kak, nemenin mas Hesa disini"

Ya, kemarin Wildan ikut menginap dirumah sakit, dan sekarang kembali sama, dirinya tak mau pulang. Membuat Ajeng pusing membujuknya untuk mau sekolah.

"Sekolah dulu Wil, nanti pulang sekolah kan bisa kesini lagi" Sahut Mahesa, tapi jawabannya tetap sama, Wildan menolak "nggak Mas, aku mau bolos sehari" Lalu dengan merengut dirinya melangkah keluar.

"Monyong ae mukanya, kenapa?" Sahut Jaka disana, dirinya juga ikut menginap di rumah sakit kemarin, menemani sahabatnya yang sedang butuh dukungan "aku disuruh pulang, tapi gak mau ah, orang aku mau bolos sehari" Jawab Wildan setelahnya.

Jaka terkekeh, dirinya sendiri juga izin absen, sebagai seorang guru disekolah dasar, untuk saat ini dirasa Mahesa lebih butuh seseorang di sampingnya "yaudah, izin tapi, jangan bolos gitu aja" Sarannya, lalu dengan sumringah Wildan setuju "Oke"

Masih dengan kondisi yang sama, neneknya Mahesa kondisinya masih menurun, dokter juga selalu mewanti-wanti dengan selalu rutin mengeceknya diwaktu tertentu.

Dan saat sesekali beliau bangun, pasti yang akan melihat cucunya bersama Ajeng dengan sorot mata berbeda. Seolah mengingatkan tentang permintaannya kemarin yang harus cepat² Mahesa penuhi.

Ibu sudah berunding dengan Mahesa, Ajeng juga semua sahabatnya kemarin malam. Menjanjikan sebuah acara akad jika neneknya Mahesa sembuh dan keluar rumah sakit dengan segera.

Mahesa setuju, begitupun dengan Ajeng, pikiran mereka harus terbelah antara fokus memikirkan kesehatan neneknya, tapi disisi lain neneknya juga yang terus memberi pesan itu agar segera diwujudkan.

Dokter kembali keruangan pagi petang tadi, dengan kabar yang masih sama, belum menunjukkan adanya perubahan. Mahesa resah dalam keterdiaman nya.

Ajeng segera menelepon ibunya untuk segera kembali ke rumah sakit, jika ibunya ada disini mungkin dirinya sedikit lega.

Begitu juga dengan Jaka yang langsung mengabari sahabat nya untuk kembali berkunjung ke rumah sakit, pagi ini.

_________

Tepat pukul 07.30 pagi, ibunya Ajeng datang dibarengi dengan Rahma, sahabat Ajeng yang turut ikut menjenguk, disusul Jaya bersama Hanan dibelakang, meninggalkan semua aktivitas nya untuk menemani sahabatnya sekarang.

Ibu memastikan di dalam, dan memang benar, keadaan belum membaik dan justru nenek terlihat makin melemah, menggiring Mahesa keluar, ibu dengan mantap mengusulkan pendapat nya.

"Hesa, lebih baik kamu ambil tindakan sekarang, bukan maksud ibu untuk menakut-nakuti, tapi ibu rasa tak ada waktu yang lebih lama lagi, nenek kondisinya semakin melemah.

"Iya Sa, kita disini semua juga paham, ini waktunya memang kurang tepat, tapi gue rasa keinginan beliau lebih penting di wujudin dulu" Sahut Jaya.

"Harus sekarang?" Jawab Mahesa, lalu matanya menatap Ajeng yang berdiri di dekat Hanan. Seolah meminta jawaban disana, Ajeng dengan mantap mengangguk.

Mahesa menarik nafas, lebih mendekat ke arah Ajeng dan Hanan segera memberinya jarak untuk mereka. Dalam kekalutan hati Ajeng sendiri, dirinya tak mau berkomentar banyak, hatinya cukup kaget dengan apa yang terjadi.

Ingin Ajeng sejenak untuk mundur dan berpikir lebih, tapi melihat Mahesa yang jauh lebih terpukul tapi masih mencoba untuk memberinya senyum, Ajeng dibuat berdiri tegak, menatap sepasang mata berkaca-kaca milik Mahesa yang masih memandangnya.

"Gak perlu takut gimana aku? Ketika pemimpin itu yakin, maka yang menjadi makmumnya juga bakal percaya. Bismillah aku siap" Ucap Ajeng yang dibarengi dengan senyum tipis.

Mahesa tak ada ragu sedikitpun jika mengenai perasaan nya dengan Ajeng, dan hubungan yang sesungguhnya juga pasti harus melewati adanya sebuah akad suci.

Hanya saja waktu yang membuatnya gamang, ditengah kondisi neneknya, Mahesa tak akan menduga akan memikirkan ini semua. Dengan dukungan sahabatnya juga restu ibunya Ajeng. Pagi itu semuanya dibuat tak menyangka akan keputusan mendadak ini.

Bismillah dengan mantap Mahesa yakin dengan tujuan nya. Hanan langsung disuruh putar balik, pulang kerumah Mahesa, mengambil sesuatu disana sesuai arahan Mahesa. Jaya juga Mahesa sendiri pamit pergi menuju ke kantor KUA setempat.

Ajeng bersama Rahma juga meninggalkan pelataran rumah sakit untuk bersiap, tanpa mereka semua sadari disana ada peran yang begitu penting, namun lupa harus diberi penjelasan.

Wildan mengerjap "loh buk, bapak kan udah gak ada, walinya kak Ajeng berarti Wildan kan?" Baru disitulah ibu sadar, ditengah situasi yang betul-betul mendadak ada hal yang mereka lupa. Ibu bingung "Wildan udah gede, ibu jangan balik bingung lagi, InsyaAllah Wildan udah siap kok" Ucapnya.

Mambuat Jaka yang masih stay dirumah sakit ikutan shock "loh iya, Wildan yang jadi walinya Ajeng"

Walaupun Jaka sendiri pastinya belum berpengalaman tentang urusan persiapan wali ataupun ijab qobul sendiri, tapi dirinya berusaha meyakinkan Wildan disana "nanti dikasih pengarahan sama penghulunya kok Wil, jangan takut ya" Ucapnya, padahal dirinya sendiri yang gugup minta ampun.

______

Dilain tempat, Hanan dirumahnya Mahesa, mencari sesuatu "assalamu'alaikum, ya Allah udah kayak maling, tapi nggak kok, ini suruhannya Mahesa sendiri" Monolognya. Membuka lemari dikamar Mahesa, lalu mengambil tas kecil yang langsung Hanan cangklong dipundak nya dan berlalu pergi.

Lalu Jaya dan Mahesa yang sampai dikantor KUA, sedangkan Ajeng juga Rahma yang sibuk bersiap. Memilih baju dengan cepat, Rahma juga menjadi MUA dadakan.

Tapi sebelum dirinya sendiri siap, Ajeng juga pergi menyiapkan segala keperluan adiknya juga Mahesa yang masih dirumah sakit.











______
Aku gak maksa kok, tapi jika kalian menikmati ceritanya boleh vote ya, dan Terimakasih banyak buat kalian yang sejak awal ngasih dukungan kalian dengan vote cerita ini 🧡 aku double publish biar feelnya nyambung.

[ STMJ ] Feat. Lee Heeseung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang