serba-serbi kelakuan Wildan

1.2K 261 27
                                    

Sepulang sekolah biasanya Wildan akan merebahkan dirinya ke ruang depan, dan hari ini pun sama, Wildan hanya bermain ponsel diteras rumah, membiarkan kakaknya membersihkan kamarnya. Sebenarnya tanpa Ajeng bersihkan, Wildan itu termasuk anak yang rajin bersih² kamar sendiri, tapi berhubung mungkin Wildan juga lelah dengan sekolahnya, Ajeng lah yang maju untuk merapikan kamar adiknya itu yang menurutnya persis kapal pecah.

Baju, jaket, hoodie segala macem ke gantung semua digantungan sebelah pintu, belum lagi buku sekolahnya yang berserakan dimeja belajarnya, dan yang lebih membuat Ajeng istighfar itu ketika dia membuka lemari, tatanan baju yang sudah Ajeng susun begitu rapi sebelumnya, kini tampak acak adul gak karuan

"Allahu Robbi, punya adek cowok satu aja kelakukan nya bikin darah tinggi" Sambatnya

Sekali lagi, ibunya Ajeng itu adalah orang yang sabar. Bersama Ibu Wildan paling cuma mendapat teguran kecil, dan berujung Wildan yang ngejawab iya-iya aja jika dikasih tau. Beda halnya dengan Ajeng yang ngetreat adiknya kayak latihan militer, kalau kata Wildan. Sekali dua kali dikasih tau tapi Wildan tak kunjung melaksanakannya, siap² Ajeng akan mengancam menggoreng katty, alias ayam kesayangan Wildan.

Ya walaupun begitu, sebagai kakak, Ajeng juga begitu sayang sama adiknya. Ajeng punya apa, pasti yang dikasih Wildan duluan, pokoknya Wildan dulu baru dia.

Diteras depan, Wildan hanya menatap bosan layar ponsel nya, lalu setelah itu bangkit berniat untuk main futsal bareng teman²nya. Tak mau mengganggu kakaknya dikamar, Wildan masuk hanya untuk mengambil bajunya dilemari, habis itu cengar-cengir keluar kamar untuk ganti baju dikamar kakaknya.

Selesai dengan kegiatannya, Wildan berjalan keluar, menyambar kunci motornya "KAK, AKU MAU PERGI FUTSAL, ASSALAMU'ALAIKUM" pamitnya ke Ajeng

Didalam kamar Ajeng menyahut "PULANGNYA JANGAN KESOREAN BANGET, WAALAIKUMSALAM" mendengar itu Wildan langsung pergi, belum juga men stater motornya, si Rifki menghampiri "mas aku ikut mas"

Wildan menghela nafas "gak boleh" Jawabnya. bukannya apa, Wildan tau Rifki itu masih ikut ngaji di madrasah pas sore hari, dan dengan ikut Wildan sekarang, otomatis anak itu berniat untuk membolos ngaji sore ini

"Mas Wildan gak seru nih, sekali aja mas. Besok aku gak akan ikut lagi deh" Eyel nya. dengan berat hati Wildan akhirnya luluh juga dengan bujukan Rifki, diam² mereka melenggang pergi dari pelataran halaman depan rumah, takut² jika ketahuan ibunya Rifki disana

Sepanjang perjalanan Rifki tak habisnya menyunggingkan senyum, niat bulusnya untuk membolos ngaji di madrasah sukses juga akhirnya. "Aku boleh gabung gak nanti, pengen ikutan main futsal juga sama kayak mas Wildan" Tanya Rifki antusias "kalau yang main seusia kamu gapapa, soalnya nanti yang main itu kebanyakan kakak² sekolah SMA semua" Maksudnya Wildan, Rifki masih terlalu kecil, mending main sama yang setara sama usianya

dan sepanjang perjalanan menuju tempat futsal, Rifki terus saja bertanya, seolah ingin tau dengan segala hal, membuat Wildan juga tak berhenti menjelaskan, bosan dalam kecepatan Wildan mengendarai motornya, Rifki terus saja protes agar Wildan lebih mengebut lagi.

"Mas ngebut"

"Enggak, diem. Jangan berisik"

"Alaaah mas, ngebut napa"

Saat Rifki menepuk-nepuk punggung Wildan untuk menuruti permintaannya, Wildan ikutan greget dan akhirnya mereka malah debat disana, tak fokus dengan jalanan. Didepan ada rombongan induk bebek dengan selusin anaknya yang sedang menyebrang, Wildan kaget dan reflek mengerem dan membelokkan setir kesamping

Brukkk...


Keduanya nyungsep ke semak² rerumputan pinggir jalan, Rifki agak kepental dan nyungsep duluan karena posisinya yang dibonceng, sedangkan Wildan juga tak kalah miris, dirinya tak sampai mental, tapi motornya rubuh menimpa kaki kirinya

[ STMJ ] Feat. Lee Heeseung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang