Cintaku bukanlah cinta biasa, jika kamu yang memiliki... Dan kamu yang temaniku seumur hidupku...
Bukan cinta biasa
_Afgan_☘
Suara gemericik hujan gerimis mengguyur malam itu, hanya setitik-titik air diiringi angin yang begitu pelan yang membuat hawa panas gerah siang tadi menjadi sejuk dimalam harinya.
Ajeng menutup jendela ruang depan rumah Mahesa, lalu mendudukkan dirinya disofa, menyandarkan punggungnya dan melihat kearah luar sambil menghirup aroma hujan yang menenangkan itu dalam-dalam.
Setelah lelah sore tadi sehabis keluar untuk membereskan dokumen pernikahan, tak punya banyak waktu istirahat, Ajeng kembali beraktifitas membersihkan kediaman Mahesa sehabis dibuat acara tahlilan kemarin malam.
Sebelum ibunya ataupun Mahesa memberitahu, Ajeng terlebih dulu mengerti. Kini Mahesa lah yang menjadi imamnya, dan Ajeng mempunyai tanggungjawab untuk menjadi seorang istri.
Dia juga sudah mengemas beberapa setel bajunya untuk ditaruh di rumahnya Mahesa, walaupun rumah mereka hadap-hadapan tapi Ajeng juga paham, lebih baik mereka menempati rumah Mahesa, meskipun Ajeng bisa pulang sendiri ke rumahnya kapan saja dia mau.
Mahesa datang menghampiri, melihat Ajeng yang terdiam memandang gemericik hujan "pegel ya? mau aku buatin teh anget?" Ajeng menoleh, lalu menggeleng "enggak" Jawabnya, keduanya sempat hening beberapa saat sebelum akhirnya Mahesa mulai berbicara disana.
"Saat kamu bilang waktu itu, apa ada ungkapan yang lebih dalam maknanya dari kata terimakasih. dan aku jawabnya tidak tau, karena sebenernya aku juga mencari ungkapan itu sejak dulu"
Mahesa menatap teduh manik Ajeng yang tengah menatapnya juga "terimakasih untukmu yang dengan telaten menjaga nenek, memberi dukungan untukku juga, tau gak Jeng, hal apa yang selama ini aku ingin jaga? Sesuatu yang saat aku berpikir bahwa akan kehilangan itu, aku gak tau lagi harus mencarinya lagi dimana? Karena memang itu gak ada gantinya"
Ajeng menggeleng menanggapi pertanyaan Mahesa disana, menatap mata Mahesa yang awalnya cerah dan sedikit menyipit karena senyum simpul, kini mulai berkaca-kaca.
"Cintamu" Jawab Mahesa "kasih sayang nenek, ibu, juga Wildan aku yakin itu gak akan pernah berganti, tapi kasih sayang yang kamu punya untuk ku sebagai seorang sahabat, itu gak akan selamanya Jeng"
Mahesa menunduk "dukungan sahabat memang bisa sampai selamanya, tapi kasih sayang itu pasti akan beda jika akhirnya kamu punya orang lain dihati kamu, apalagi kita laki-laki dan perempuan yang sudah sama-sama dewasa, sudah sejak dulu kita punya batasan itu"
Mahesa mengangkat tangannya, dan dengan pelan mengusap kepala Ajeng yang berbalut hijab itu dengan lembut "maka dari itu, aku terus menjaga batasan ku, dan perjuangin kamu, biar kamu terus ada disisiku, sejak dulu, sekarang dan seterusnya. Cinta yang sebelumnya hanya sebatas sahabat, kini akan lebih besar lagi maknanya" Mahesa menjeda kalimat nya "terimakasih telah pilih aku buat jadi pendamping hidup" Lanjutnya dengan senyum.
Tangan yang sebelumnya tak pernah menyentuh itu, sekarang mengusap lembut kapala Ajeng, menepuk-nepuk pelan dengan penuh kasih sayang "kenapa gak dari dulu jujur?" Ajeng yang tadinya terpaku dengan kata-kata juga tindakan Mahesa, kini mulai bersuara.
"Andai aku jujur lebih awal, terus kamu belum siap dengan keadaan, apa hubungan kita gak bakal jadi berantakan?" Jawab Mahesa.
"Atau seandainya aku jujur, dan ternyata kamu juga suka, tapi kita belum siap melangkah ke jenjang yang serius, apa gak jadi dosa? Pasti bakal sulit buat nahan gak nunjukin perasaan satu sama lain, Jeng" Lanjutnya.
Ajeng mengangguk "terimakasih juga, udah pilih aku untuk dijadiin orang yang beruntung itu" Lalu tangannya memegang tangan Mahesa yang masih mengusap lembut kepalanya, keduanya saling tatap dengan suasana hening yang terasa, lalu dengan senyuman mengembang dari bibir Ajeng, Mahesa menutup matanya. Tangannya masih memegang kepala istrinya itu lalu mulai berdo'a.
"Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah jadikanlah rumah tangga kami sebagai rumah tangga yang Kau ridhoi, rumah tangga yang membawa kami dalam kebahagiaan, rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warohmah. Permudahlah segala urusan kami, berkahilah rumah tangga kami agar selalu ada di jalanMu, Aamiin ya Rabbal Alamin" Lalu Mahesa memajukan wajahnya, mengecup kening Ajeng dengan wajah merona.
Ajeng menangis haru, membuat pipinya yang basah diusap lembut tangan Mahesa "kok lucu banget sih" Ucap Mahesa yang sengaja menekan pipi Ajeng dengan satu tangan, mengapit pipi tembem Ajeng sehingga membuat bibirnya mengerucut.
dengan tawa Mahesa terus jahil, sudah sejak dulu dirinya greget ingin sekali menguyel-uyel pipi Ajeng tapi baru kesampean sekarang. Yang dijahili meronta, dan justru membuat Mahesa semakin heboh menekan pipinya.
"Sa, kalo pipiku tambah gede gimana?" Protes Ajeng, Mahesa tertawa "loh, ya tambah lucu" Jawabnya, membuat Ajeng yang awalnya menangis haru, kini jengkel sendiri.
Tangan Ajeng yang awalnya ragu untuk menyentuh, kini mulai nekat juga. Menggelitik Mahesa agar dia mau melepaskan pipinya, tapi Mahesa juga tak gampang goyah.
Ajeng meronta, Mahesa semakin gemes dengan pipi menggembung Ajeng. saat Mahesa berhenti tertawa secara mendadak, disitu jantung Ajeng rasanya juga ikut berhenti.
Ditatap Mahesa dengan dalam membuatnya merinding bukan main, mendekati wajah istrinya, Mahesa masih mengapit pipi itu, membuat Ajeng tak bisa berkutik.
Saat jarak kedua wajah mereka hanya sebesar jari kelingking, Mahesa memejamkan matanya, begitu juga dengan Ajeng, diiringi detak jantung masing-masing yang mulai berpacu lebih cepat.
1
2
3
"Allahuakbar Allahuakbar..."
Belum juga terjadi apapa, mereka kembali membuka mata, saat tiba-tiba suara adzan Isya menginterupsi keduanya. Mahesa melepaskan tangannya dari pipi Ajeng lalu membuang muka, malu.
Dan Ajeng sendiri setelah pipinya bebas, wajahnya langsung ditutup dengan kedua tangannya, malu juga.
Hampir saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ STMJ ] Feat. Lee Heeseung ✔
General Fiction[LENGKAP] Jomblo itu pilihan, Pura-pura punya pacar itu pencitraan, pacaran beneran hukumnya haram. Tapi, kalau dijodohin mendadak gini bikin jantungan. _Ajeng Ayu Lestari_ ☘ Jodoh udah ada yang ngatur, bukan cuma cantik buat dijadiin tolok ukur...