soal Ajeng juga Mahesa

1.1K 257 51
                                    

Rasa sedih, kecewa, dan sakit hati memang lumrah. Walaupun beribu-ribu kata sabar terucap sebagai bentuk penguatan, namun sekali lagi, kadang namanya hati memang butuh rasanya sakit, kecewa dan sebagainya. Belajar dari pengalaman, bukannya semakin lemah, namun hati yang semula sudah kuat terguncang masalah, akan semakin kokoh nantinya.

Mahesa duduk sambil sibuk melipat kaos lengan panjangnya sampai batas siku, sesekali membenarkan letak kacamatanya yang sebenarnya tak bakal melorot juga, karena keganjal hidungnya.

Seolah memaksa kepalanya terus dipusingkan dengan keadaannya akhir² ini. Mahesa juga harus mengurus segala pekerjaannya yang lagi² terbengkalai karena sibuknya menjaga Ajeng. Setelah dua minggu kejadian itu, kini Ajeng sudah berada di rumah. kondisinya kian membaik walaupun lengannya yang patah itu pastinya butuh waktu agak lama untuk sembuh total

"Andai Jaya ngambek, terus kamu dipecat gara-gara sering gak masuk kerja gimana?"

Mahesa dengan santai melirik Ajeng disampingnya "ya gak papa, kerja serabutan kan bisa" Entengnya, tak masalah sedikitpun bagi Ajeng, dia tau Mahesa itu banyak akalnya.

"Jadi apa ya Jeng enaknya? Guru?  Petugas PLN? tapi males manjat²nya" Saut Mahesa lagi yang tampaknya malah asik menyambung pembicaraan tentang kemungkinan jika dirinya dipecat Jaya dari kantornya.

Segelas es kopi itu kembali Mahesa teguk untuk kesekian kali, matanya agak mengantuk tapi dipaksa melek dengan bantuan kafein kopi, yang insyaallah manjur. Sikap tenang itu membuat Ajeng bertanya-tanya, sosok Mahesa kenapa sekuat itu menghadapi keluarganya selama ini? Pak Le' yang sekonyong-konyong membencinya bahkan dari dirinya kecil dulu. Tapi Mahesa tak pernah protes dengan jadi anak pembangkang sejak awal

Mendengar dari penuturan Mahesa sendiri bahwa dia memilih damai dengan pamannya, membuat Ajeng justru merasa kagum untuk kesekian kali, walaupun Ajeng waktu itu rasanya seperti mau dijemput maut, tapi Alhamdulillah dirinya masih diberi kesempatan untuk hidup.

Saat sehari setelah Ajeng pulang dari rumah sakit, Mahesa yang memang sejak awal seolah kalang kabut dengan kejadian pilu yang merundung keluarga nya, langsung berziarah ke makam nenek, membawa kalimat² doa dan mengadukan perbuatan pamannya. Mahesa tau, nenek pasti sedih jika mendengarnya, tapi Mahesa rasanya juga kalut jika harus tutup mulut dan memendam sesak itu sendiri.

Kata Mahesa waktu itu "sekuat hati Jeng, aku menahan diri buat tetep sabar. Waktu nenek pergi, seolah separuh dunia ku juga ikut hilang. Aku gak mau berlebihan dengan meratapi keadaan. Nenek pas masih ada yang selalu dicari pasti anaknya, tapi Pak Le' setiap aku kabarin gak pernah dateng, sampai nenek pergi. Dan saat itu aku liat sendiri apa yang Pak Le' lakuin ke kamu"

Lidah Mahesa kelu, tak sanggup jika mengucapkan kalimat itu dengan gambalang. Bahkan bayangan Ajeng kecelakaan itu masih terekam jelas diingatan Mahesa "Sakit Jeng, liat kamu gak sadarkan diri dengan darah dimana-mana. Aku janji pada diriku sendiri, gak akan biarin kejadian buruk yang lain akan terulang. Aku gak akan segan² menjebloskan Pak Le' ke penjara jika dia masih tega berulah"

Saat itu Ajeng menyadari bahwa Mahesa merasa butuh sandaran untuk mengungkapkan segala keluh kesahnya, butuh tangan untuk menggenggamnya agar kuat menghadapi segalanya. Ajeng yang kondisinya masih dengan luka sana sini mendekap Mahesa dengan satu tangannya. Fisiknya memang terluka parah, tapi hatinya Mahesa juga mengalami hal yang sama.

Terlalu banyak kalimat indah jika Ajeng ingin mendeskripsikan seorang Mahesa, laki-laki sederhana dengan semua pesonanya . Tak heran jika almarhumah nenek dulu begitu membanggakan cucu laki-laki nya itu

Mengingat masa lalu, Ajeng dulu juga sama nakalnya persis kayak Wildan. Walaupun anak perempuan tapi kelakuannya kayak jaran kepang kalau kata Ibu, alias gak bisa diem. Pernah suatu cerita, dulu saat pertama kali Ajeng belajar sepeda, dirinya begitu menggebu-gebu, persis seperti apa yang ia ajarkan kepada Rifki kala itu saat belajar sepeda.

Ajeng yang gak sabaran memilih menggowes nya dengan barbar dan berujung nabrak pohon mangga milik tetangga, setir sepeda nya sampai penyok dan Ajeng nyusruk secara tragis, Mahesa yang waktu itu menjadi coachnya berlatih sepeda langsung panik lari menghampiri dan mengangkat tubuh Ajeng yang masih ambruk.

Ajeng yang masih shock memilih diam saja sampai akhirnya dia sadar kalau mulutnya mengemut sesuatu, lalu meludahkannya ditangan, gigi bagian depan Ajeng sampai copot dengan darah yang lumayan banyak, bukannya nangis Ajeng justru terkekeh karena merasa lucu dirinya sampai ompong. membuat Mahesa yang melihat nya justru menangis tersedu-sedu.

Dan sekarang? Mahesa juga yang menjadi garda terdepan yang membantunya bangkit dan mendekapnya erat. Ajeng lagi² membuat Mahesa menangisi dirinya.

Masih setia memandangi Mahesa yang fokus membaca lembaran yang entah Ajeng juga tak tau apa isinya. Mahesa menoleh "pye? Ganteng kan aku?" Ajeng sontak melengos sambil senyum samar, pedenya Mahesa kumat, pikir Ajeng

Merenggangkan otot-otot nya yang dirasa pegal, Mahesa membalikkan badannya kanan kiri seolah sedang stretching mau olahraga. Ajeng mengambil es kopi milik Mahesa tanpa permisi, meminumnya dengan buru-buru, melihat Mahesa yang mode serius membuatnya kadang dirundung rasa gugup. Dirinya memang sudah bersama Mahesa sejak lama. tapi jujur, keduanya jika mode serius nyerempet mau adegan romance membuat Ajeng kadang mules, gugup, ya seperti sekarang ini

Mahesa dengan sengaja menolehkan dirinya ke hadapan Ajeng, menatapnya diam sambil tersenyum simpul. Masabodoh dengan kopi yang akan membuat malamnya begadang nanti, Ajeng yang gugup kian menghindari tatapan itu

"Jeng. kirain aku, kamu minta semangka waktu itu karena lagi ekhem, lah taunya belum jadi. Ayo Jeng, kita usaha lagi?"

Es kopi dalam mulut Ajeng disemprot ke wajah Mahesa dengan spontan. Siapa suruh Mahesa mengucapkan kalimat keramat itu tiba-tiba. Membuat Ajeng yang terkena serangan panik langsung menyemburnya tanpa sengaja.

Bagi Mahesa ini seperti dejavu, dulu Ajeng pernah ia sembur kuah mie, sekarang dirinya disembur es kopi. Impas kan jadinya.

"Selow to mbak Ajeng, gak usah nyembur²" Gerutu Mahesa sambil mengelap wajahnya dengan tangan. Ajeng malah cengengesan sambil mengusap pelan wajah basah Mahesa "maaf huahahaha"

Watak Mahesa yang kadang suka kumat jailnya, langsung memasang wajah betmut, Bibir manyun sambil buang muka. Bukannya serem malah tambah lawak dimata Ajeng

Tawanya mereda, dan Mahesa lanjut dengan aktingnya untuk pura-pura merengut. Suasana berubah canggung, hanya suara televisi yang terdengar tengah menyiarkan acara berita tentang wahana bermain Disneyland

"Sa"

Mahesa diam, pura-pura budek dulu

"Sa....yang"

"Tahan jangan senyum" Batin Mahesa, walaupun jantungnya udah dangdutan

"Loh, emang karakter Disney ada yang namanya siti kusmini?" Tanya Ajeng tiba-tiba, saat mendengar reporter berita, walaupun matanya fokus ngeliatin Mahesa

"Prinses baru paling" Jawab Mahesa cuek tanpa menoleh, "Jasmine kan dari timur Tengah, Cinderella dari Eropa, lah Siti Kusmini dari mana? Nganjuk?" Saut Ajeng lagi keheranan. Walapun gitu dirinya juga enggan menoleh, masih fokus mandangin Mahesa yang lucu wajahnya ditekuk

Mahesa yang masih pura-pura merajuk, sayup-sayup ikut mendengarkan berita itu walaupun pandangannya juga fokus pada layar laptopnya "lah iya" Jawabnya agak heran, pembicaraan tentang princess Siti Kusmini membuat mereka gagal fokus, lalu keduanya sama-sama menoleh ke TV depan sana yang memperlihatkan karakter Mickey dan Minnie mouse

Mahesa memicing menatap Ajeng, dengan mata agak melotot, sadar akan suatu hal "Ora Siti Kusmini Jeng, astaghfirullah tapi Si Tikus Minnie" kata Mahesa

"Pasamu princess ono sing songko nganjuk opo pye? Mosok ono princess disney jenenge Siti Kusmini?" Mahesa greget langsung meraup wajah Ajeng gemas, lalu tertawa sejadi-jadinya.

(Kamu kira ada princess dari nganjuk apa? Masak iya ada princess Disney namanya Siti Kusmini?)





_______
Mahesa gagal ngambek 😩

[ STMJ ] Feat. Lee Heeseung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang