restu Wildan untuk mas Hesa

1.6K 327 9
                                    

Menjadi mandiri sejak usia dini bukanlah sebuah pilihan, karena keinginan dimanja ataupun bergantung pada orang tua itu juga ingin sekali Wildan rasakan.

Anak itu kerap kali iri dengan temannya yang lain, sehingga kadang membuatnya menunjukkan sifat membangkang jika dikasih nasehat, terutama pada Ajeng yang seperti kemusuhan

Kakaknya yang notabene juga lelah harus menahan segala emosinya ketika Wildan mulai berulah. Tapi itu masa dimana Wildan masih berada di tingkat sekolah dasar, sekarang Wildan tak seperti itu lagi. Anak itu tumbuh dengan baik, dan tak membawa bekas sifat bandelnya

Wildan hanya cemburu saat anak seusianya terlihat begitu bahagia bersama kedua orang tuanya, dan orang yang bisa menenangkannya hanya Mahesa, apalagi saat dimana orang tuanya dipanggil untuk mengambil rapot

Wildan akan dongkol berhari-hari sebab ibunya yang terkadang kelewat sibuk, dia hanya punya satu orang tua tapi kenapa tak menunjukkan usahanya untuk mengambil rapot putranya, begitu pikirnya. Padahal ibunya juga pontang-panting bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang ditinggalkan sosok kepala keluarga yakni ayah mereka

Wildan tak mengenal sosok ayah sejak usianya satu tahun, Tuhan mengambilnya terlebih dahulu dan belum sempat melihat putranya yang lucu itu tumbuh

Akhirnya yang datang adalah sosok Mahesa, pemuda itu yang selalu melipur hati Wildan yang masih belum mengerti keadaannya

Mahesa yang pergi mengambil repotnya Wildan bersama Ajeng, Mahesa yang mengajari Wildan bermain bola, Mahesa yang selalu menasehati Wildan ketika anak itu suka uring-uringan, Mahesa yang mengajarkan sikap tegas saat anak itu mendapat bullyan waktu disekolah dasarnya dahulu, dan Mahesa juga yang tak pernah berhenti mengawasi bagaimana pertumbuhan Wildan sampai saat ini dirinya beranjak remaja dan sudah kelas 2 SMA

Wildan tersenyum, mengingat bagaimana dirinya dahulu yang bandelnya luar biasa, dan semuanya itu berubah karena sosok yang dia panggil "Mas Hesa"

Mendengar kakaknya yang akan dijodohkan dengan Mahesa membuat Wildan senang bukan main, dengan begitu Mahesa akan tetap berada di dekat mereka, bahkan menjadi keluarga yang sah, dalam satu KK, pikirnya

"Gak nyetrum itu mas?"

Mahesa terkekeh "kan udah dimatiin listriknya, ya gak lah"

Mereka lagi ganti kabel listrik dirumah Ajeng yang putus karena digigit tikus kemaren. Dan Wildan dengan anteng sejak tadi ngeliatin Mahesa yang fokus pada kerjaannya

"Diliat baik² Wil caranya gantinya gimana, kalau ada kejadian yang sama kamu bisa nanganin ini sendiri nanti"

Mendengar itu membuat ekpresi Wildan berubah, "mas Hesa mau kemana emang? Mas Hesa mau pergi?"

Mahesa buru² terkekeh pelan "ya gak juga, maksudnya kan biar kamu bisa nanganin hal kayak gini, gak panik lagi nyariin Mas, gitu"

"Benerin keran rumah yang bocor, benerin kabel rusak juga kayak gini, kamu kan udah gede, sekarang udah bisa jagain ibu sama kak Ajeng kan ya, kamu kan anak cowok juga, buktiin sama kak Ajeng kalau kamu juga bisa"

Nasehat yang selalu Mahesa berikan, membuat hati Wildan juga ikut adem. Memang benar, sekarang dirinya sudah beranjak dewasa, gantian. Sebagai anak laki-laki satu-satunya dirinya lah yang diharapkan untuk bisa menjaga keluarganya.

Wildan tersenyum lalu mengangguk menatap Hesa "siap bos" Lalu keduanya sama-sama tertawa

Melirik kesamping, melihat Ajeng yang sudah bolak-balik sejak tadi membawa barang² random, mulai dari galon, tabung gas LPG, tas belanjaan, dan sekarang Ajeng membawa kasur yang abis dijemur, sendirian

Mahesa memilih fokus lagi pada kegiatannya mengganti kabel listrik

Dalam hati Wildan udah ketar-ketir, pasti tak lama lagi dirinya akan mendengar sesuatu

1 detik..

2 detik...

3 detik......






"YA ALLAH WILDAN, NGELIAT KAKAKNYA DARI TADI MONDAR MANDIR GAK ADA KASIAN NYA, DIBANTUIN DONG, PUNYA ADEK SATU AJA GAK PEKA BANGET, ASTAGHFIRULLAHALAZIM"


Mahesa kicep, Wildan apalagi.


















Wildan: belajar dari pengalaman, jadi cowok itu kudu peka, atau kak Ajeng bakal cosplay jadi rapper kalau lagi marah, sereman kak Ajeng lagi marah sih daripada mbak kunti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wildan: belajar dari pengalaman, jadi cowok itu kudu peka, atau kak Ajeng bakal cosplay jadi rapper kalau lagi marah, sereman kak Ajeng lagi marah sih daripada mbak kunti

Ajeng: masih gue pantau, belum gue sleding .

[ STMJ ] Feat. Lee Heeseung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang