akad dan wafat

1.3K 311 34
                                    

The unconditional love, I  have for you is real

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The unconditional love, I  have for you is real

_Mahesa Ardina Putra_

Bayangan awal memang jauh dari kata realita, hati itu masih sama, tawa, senyum dan juga harapan. Sama halnya seperti hari ini, hati dan harapan yang masih sama, tapi senyum dan juga tawa yang urung terlihat.

Hanya sekilas senyuman kecil untuk saling menguatkan satu sama lain. Hati yang sebelumnya memang sudah terpondasi kuat itu, kini diharus ditambal lagi agar semakin kokoh.

Mahesa diam menatap lalu lalang sibuknya para sahabatnya yang menyiapkan ini itu, Hanan tadi menyerahkan sesuatu, setelah kembali dari rumahnya.

Mahesa menggenggam sebuah kotak cincin warna biru, didalamnya ada sepasang cincin cantik yang beberapa hari lalu Mahesa beli bersamaan dengan kalung yang lusa lalu ia berikan terlebih dahulu ke Ajeng. Sebuah niat tulus yang Mahesa punya, tanpa dia pikir akan menyerahkan cincin itu secepat ini.

Dalam tas yang Hanan bawa juga ada sejumlah uang cash berjumlah delapan juta, uang tabungan yang belum dirinya sempat simpan di rekening. Yang bakal dijadikan mahar.

"Hesa, ini semua emang mendadak banget, tapi gue juga gak habis pikir, semuanya udah lo siapin sedemikian rupa tanpa lo sadarin" Ucap Jaya yang ikut duduk disebelah nya.

"Gue sendiri juga gak bakal nyangka, ternyata jalan ceritanya bakal kayak gini" Jawabnya, kembali memandang kotak cincin itu, Mahesa tersenyum kecil "gak ada kata ragu untuk perasaan gue ke Ajeng, dan gak ada kata takut untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius, tapi keadaan yang buat gue harus membagi rasa" Lanjutnya.

Mahesa mengkhawatirkan neneknya, takut akan suatu hal yang entah apa itu dan kapan akan terjadi. dilain sisi, dirinya juga bahagia jika akan meresmikan hubungan nya dengan orang yang dia sayang.

"InsyaAllah, kita disini juga berdoa agar semuanya baik-baik aja. Gue yakin lo mampu hadapin ini semua, kita disini ada buat lo" Ucap Jaya, lalu tangannya menepuk punggung Mahesa, menguatkan.

________

Denting jam menunjukkan pukul 15.30 setelah sholat ashar, semuanya berkumpul diruangan tempat nenek nya Mahesa dirawat. Ibu sudah menjelaskan semuanya pada nenek tentang hal ini, dan membuat beliau menangis haru walaupun kini raganya sudah tak mampu memberi reaksi lebih.

Ruangan yang sebelumnya berisi tiga buah bangsal itu kini bersih, hanya ada satu bangsal tempat nenek berbaring yang posisi kepalanya agak dibuat meninggi agar bisa melihat kearah depan.

Ditengah ada sebuah meja dengan tujuh buah kursi yang mengelilinginya, Mahesa duduk disana berbalut jas rapi yang Ajeng bawakan waktu pulang tadi, di sampingnya ada Ajeng yang mengenakan gamis warna soft pink cantik walaupun sederhana.

[ STMJ ] Feat. Lee Heeseung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang