8💟

574 55 2
                                    

Braaakkkkkkk
Suara pintu apartemen yang terbuka dengan kasar.

"Kenapa baru datang, huh?" julid doyoung sambil menata makanan di meja.

"Mian, aku tadi harus menemani adik ku pergi sebentar" cengir winwin yang baru saja datang
"Bubu masak apa kali ini?" Lanjutnya penasaran

"Kau itu datang-datang langsung otaknya makan saja" sahut ten

"Hehe aku sangat lapar, oh iya aku dengar kau sedang dekat dengan seseorang, nugu?"

"Ani, siapa yang bilang?" Jawab ten salah tingkah sambil melirik taeyong dengan wajah merahnya

"Yakk kenapa kau tak ceritakan saja pada mereka" sahut taeyong datang membawa beberapa makanan yang dia buat. Dan mereka ber-empat langsung memakannya.

"Nyumiii ini enak sekali, yoksi uri bubu yang terbaik" puji winwin mengacungkan dua jempolnya

"Tentu saja, dia kan koki terbaik kita" dilanjutkan dengan ucapan doyoung

"Jadi, siapa laki-laki yang mau menerima mu? Apa dia baik? Apa dia orang kaya? Apa dia tampan? Apa dia buta?" Lanjutnya mengejek

"Yakkk apa maksudmu, huh? Kau pikir tidak ada yang menyukai ku?" Ucap ten dengan amarah.

"Sudah hentikan, kalian ini selalu saja ribut kalau bersama. Ayo sekarang ceritakan pada kami" tengahi taeyong

"Sebenarnya kami belum resmi menjadi kekasih, aku mengenalnya karena tidak sengaja menjemput si jeno di sekolahnya. Kami baru mengenal selama 3 bulan, dan kami merasa saling cocok. Dia bilang lusa mengajakku untuk makan malam di rumahnya" curhat ten dengan wajah berserinya

"Heol baru 3 bulan tidak ada kepastian dan langsung mengajak mu ke rumahnya? Daebakk...kau beruntung sekali kalau jadi kekasihnya nanti" ucap bubu yang berada di depan ten

"Kita kan tidak tau niatnya cowok itu gimana? Iya kalau dikenalkan dengan keluarganya sebagai kekasih, kalo cuma sebagai temen kan malu" celetuk doyoung mematahkan wajah senyum ten

Setelah mendengar ucapan doyoung wajah ten langsung lesu dan tidak nafsu untuk melanjutkan makan. Mereka sedang berada di markas, sebuah apartemen yang tempatnya tak jauh dari rumah sakit. Mereka sengaja membelinya dekat rumah sakit karena jika lelah pulang bekerja mereka tak perlu pulang ke rumah. Itu tempat rahasia mereka untuk berkumpul bersama.

"Memang siapa nama cowok itu?" Tanya winwin memecah keheningan

"Jhonny, kim jhonny. Ini liahatlah" sahut ten dengan membuka galeri memberikan foto calon gebetannya

Hanya anggukan yang ten dapat. Setelah melihat foto yang diberikan ten, mereka hanya ber oh ria saja.

"Sepertinya, gue gak asing dengan orang itu. Siapa ya? Kok gue lupa" batin winwin diam-diam

Melihat wajah sang adik masih lesu, taeyong mencoba memberikan semangat sambil mengelus rambut pelan sang adik.

"Sudah jangan terlalu dipikirin omogan kelinci satu ini, lebih baik kita tunggu saja kabar selanjutnya. Unnie berharap dia laki-laki yang pas untuk mu"

"Kenapa jadi gue sih? Gue kan niatnya hanya memberikan contoh pilihannya saja. Gue gak ingin sahabat baik gue jadi mainan laki-laki yang gak bertanggung jawab" imbuh doy yang tidak terima ucapan taeyong.

"Ada benarnya juga sih si doy, lebih baik jangan menaruh hati dulu sebelum ada kejelasan" bijak winwin

"Baiklah gue juga akan dengerin si kelinci itu" sahut ten
"Win, loe beneran gak ada perasaan apa-apa kan sama si jaehyun? Maksud gue perasaan antara cowok dan cewek bukan sahabat" Lanjutnya

"Iya gue penasaran juga dari dulu kalian barengan terus emang loe gak jatuh cinta sama dia? Udah ganteng, baik, pinter, perhatian lagi sama loe". Sahut doyoung penasaran sambil melirik ke arah taeyong dan membuatnya jadi salah tingkah

"Uhuk...Uhuk...maksud loe gue sama jaehyun pacaran gitu?" Sahut winwin melihat kearah sahabatnya

"Ya enggaklah, gue sama dia cuma sahabat aja sama kayak kalian gak lebih. Lagian kan kalian juga tau gue udah punya pacar, mana mungkin gue suka sama jaehyun begitu juga sebaliknya".

"Loe gak jatuh cinta diperlakuin gitu sama jaehyun? Loe yakin dia cuma anggap loe sahabat aja?" Celetuk ten tiba-tiba

"Yakinlah, nih ya gue sama dia itu udah dari kecil bareng terus. Dia bersikap kayak gitu ke gue karena kita cuma sahabat aja dari kecil. Kalian gak usah mikir yang aneh-aneh deh. Lagian dia bilang sama gue kalo dia udah punya cewek yang dia sukai kok"

"Loe serius? Siapa?" Tanya taeyong antusias

"Gak tau sih, soalnya dia belum ngomong lagi sama gue" jawab winwin dengan cengiran khasnya

"Kalo misalnya cewek yang jaehyun sukai itu loe gimana?"

Seketika semua orang yang ada ruangan tersebut langsung diam tanpa bersuara.
Sebenarnya dalam hati winwin yang paling dalam dia juga pernah memiliki sedikit perasaan menyukai jaehyun, namun dia tak terlalu memikirkannya dianggap angin lalu saja. Setelah bertemu dengan yuta sang kekasih, perasaannya kian lama kian menghilang.

"Itu gak mungkin, meskipun iya gue akan bilang sejujurnya pada jaehyun kalo selama ini gue nyaman dia buat jadi sahabat gue aja gak lebih. Dan gue yakin jaehyun juga bakal ngerti"

"Bubu sendiri ada enggak cowok yang lagi deket? Kalo enggak mau winnie kenalin ke temen china line winnie? Temen winnie juga banyak yang ganteng dan jomblo lho"

"Ada kok, dia juga kerja di neo hospital.Ops" celetuk mulut ten tak sengaja

"Nuguya? Apa winnie kenal? Siapa?" Sahutnya

"Jangan dengerin semua omongan ten, gue cuma ingin fokus ke karir dulu aja kok" senyum taeyong melotot ke arah sang adik

"Oh iya kemaren Injun bilang haechan mau dijodohkan ya, kenapa gak doyoung dulu aja yang di jodohin. Kan doyoung lebih tua dari haechan?"

"Mana ada yang mau sama cewek julid, galak, suka marah-marah kayak dia" ejek ten di depan doyoung

"Sembarangan aja, bukan gue gak mau nikah dulu, cuman yang di jodohin haechan itu anak masih sma ya masak mau di jodohinnya sama gue. Lagian gue masih pengen sendiri aja dulu" ngeles doyoung

"Bilang aja kalo loe gak laku" serempak mereka bertiga ngomong tanpa di filter di depan doyoung setelah itu mereka tertawa bersama.

"Taeil, nonna dengar kau dapat undangan ke salah satu rumah sakit di korea?"

"Ne, nonna"

"Apa kau sudah memikirkannya?"

"Belum, aku belum menjawabnya"

"Kau tau, kau sama pentingnya dengan putriku. Noona tidak akan melarangmu justru kami akan mendukung semua keputusanmu. Jangan pikirkan yangie saja tapi pikirkan juga masa depanmu. Aku tau kau sangat rindu dengan korea bukan?"

"Noona, sejujurnya aku memang sangat rindu kampung halaman kita. Namun, aku juga sangat berat meninggalkan yangie dalam keadaan seperti ini. Kita sudah berusaha keras selama 3 tahun ini dan aku gak ingin berhenti disini gitu aja. Sebelum yangyang mendapatkan donor sumsum tulang belakangnya aku tak akan pergi kemanapum dari sisinya" jelas sang adik

"Tapi noona juga ingin melihat kau bahagia seperti yang lain. Memiliki kekasih, berkencan, pergi ke taman hiburan bahkan noona juga ingin kau menikah. Kau sudah cukup merawat yangie selama ini, kau sudah banyak menghabiskan waktumu untuk dia. Noona sungguh tidak keberatan jika kau pulang ke korea. Jangan khawatir okkay, disini juga banyak dokter hebat yang akan membantu merawat yangie kita dan menunggu sampai mendapat donornya. Pergilah jika kau ingin pergi"

"Noona aku juga bahagia disini, aku tak perlu apapun saat ini. Yang aku butuhkan adalah kesembuhan yangyang. Aku ingin melihat dia seperti haechan bisa bebas berkeliaran dan menari, seperti renjun yang selalu berlari ceria dan bernyanyi. Aku ingin melihat dia seperti dulu lagi. Noona tidak perlu khawatir aku baik-baik saja dan bahagia selama yangyang juga bahagia" senyum taeil meluluhkan hati sang noona

Tak mereka berdua sadari seorang gadis manis sedang mendengarkan percakapan kedua orang dewasa tersebut dari balik pintu kamarnya. Tanpa dia sadari setetes air matapun jatuh mengalir deras di kedua pipi gembulnya.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang