Sepanjang perjalanan renjun sudah tak tahan untuk menangis. Bahkan ia tak sadar langit juga ikut menangis bersamanya. Mata merah, rambut berantakan bahkan seluruh pakaiannya basah kuyup membuat ia nekat datang menemui jeno. Sepanjang koridor rumah sakit, semua orang melihatnya dengan tatapan khawatir.
Setelah berjalan gontai akhirnya renjun tiba di depan ruangan yang bertuliskan lee jeno. Dia pun langsung masuk tanpa permisi dahulu. Saat membuka pintu jeno terkejut, renjun datang menemuinya dengan keadaan seperti ini.
"Renjun...."
Jeno tahu renjun tak mungkin menjenguknya karena trauma yang dialaminya. Itulah alasan jeno percaya bahwa renjun tak mungkin datang kemari. Namun saat melihat renjun didepan matanya berdiri seperti itu. Ia menafsirkan bahwa trauma yang renjun alami sudah sembuh dengan hadirnya jaemin disisinya.
"Wae? Kenapa hanya aku yang tidak tahu?"
"Apa kau balas dendam? Wae?"
"Kenapa tak memberitahu ku bahwa kau seperti ini karena ku. Kenapa tak memberitahu bahwa kau tak bisa berjalan karena ku. Kenapa tak memberitahu bahwa kau akan ke amerika karena ku".
"Semua karena ulahku hiks hiks" ucap renjun yang menangis bersimpuh di bawah brangkar milik jeno.
Jeno membiarkan renjun menangis sebentar. Dalam hati jeno tak tega membuat renjun menangis seperti itu. Tapi ia bingung harus bersikap seperti apa pada renjun. Bohong jika perasaan jeno sudah hilang. Dia sangat amat mencintai renjun melebihi dirinya sendiri.
Setelah lama ia menangis, akhirnya jeno buka suara.
"Ini semua karena ulahku sendiri. Tidak ada sangkut pautnya denganmu. Kau tak perlu merasa bersalah padaku, renjun ssie"
Baru pertama kali ini jeno memanggil namanya dengan formal. Ada perasaan sedikit perih saat renjun mendengar nya. Namun dia sadar, ini semua karena pilihannya sendiri.
"Dan kenapa aku harus memberi tahu mu semua ini? Bukankah hubungan kita sudah berakhir sejak saat itu?"
Benar apa yang jeno katakan, sejak saat itu renjun sendiri yang meminta jeno menjauh dari kehidupannya. Dan sekarang dengan sendirinya renjun datang menjenguk jeno di rumah sakit.
"Tapi aku khawatir padamu. Aku tahu ini terdengar egois, tapi aku merasa bersalah dan khawatir padamu, jen. Mianhe".
"Kau tak perlu merasa bersalah padaku. Sudah ku katakan ini semua karena aku yang tak bisa menghindar dari kecelakaan itu. Kau tak perlu khawatir."
"Aku yang harusnya meminta maaf dengan tulus padamu, dan juga kekasihmu".
"Maafkan aku"
"Sejujurnya akulah orang yang membuat kau kehilangan kekasihmu beberapa tahun yang lalu. Akulah orang yang membuat kau mengalami trauma yang menyakitkan seperti itu".
Renjun sangat terkejut dengan pengakuan jeno. Ia tak menyangka orang jahat yang memisahkan renjun dan jaemin adalah jeno. Padahal selama ini, renjun mengira jeno tak ada sangkut pautnya dengan masa lalu nya.
"Kau bisa melakukan apapun padaku. Bahkan jika kau dan kekasihmu ingin melaporkan ku ke penjara pun aku siap".
"Tapi tolong, jangan menuntut apapun pada keluargaku". Ucap jeno panjang lebar.
"Jadi kau orangnya?"
"Apa kau sudah tahu sejak lama? Apa kau sengaja mendekatiku karena ingin bersembunyi dari kesalahanmu?"
Jeno hanya menunduk diam. Ia tak berani menatap kedua manik renjun. Renjun beranggapan bahwa ia dimanfaatkan oleh jeno.
"Kau pikir aku akan memaafkan mu?"
"Kau tahu bagaimana perasaan kami kehilangan orang yang kami cintai? Bagaiman selama ini kami bertahan dari rasa bersalah?"
"Dan kau baru meminta maaf sekarang? Setelah dia kembali sehat? Orang macam apa kau ini, jen?"
"Kau lebih buruk dari seorang penjahat"
"Aku pikir kau tulus mendekatiku karena kau menyukaiku. Ternyata kau hanya memanfaatkan ku agar kau tak dipenjara. Ternyata aku salah membuka hatiku untukmu".
"Maafkan aku..."
"Baiklah, aku akan bilang pada keluarga jaemin bahwa kau akan pertanggung jawab. Tunggu saja surat penangkapan mu". Ucap renjun sebelum pergi dari ruangan jeno.
Tanpa mereka sadari ada seorang pria tampan yang sejak tadi melihat dan mendengarkan perbincangan mereka.
"Jadi ini hal yang kamu sembunyikan dariku, ren".
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You
FanfictionPark Renjun adalah gadis cantik yang ceria, pintar dan sangat disukai banyak orang di sekolahnya selama berada di Neo Junior High School. Namun selama di Neo Senior High School ia berubah menjadi 180° kebalikannya, kasar, pendiam, cuek, tidak peduli...