39💟

365 38 1
                                    

Jisung akhirnya bisa bertemu dengan chenle kembali berkat bantuan dari beberapa noona nya. Hidup jisung jadi hampa karena chenle menolak bertemu dengannya baik di rumah maupun di sekolah. Ini adalah pertemuan mereka sejak saat itu. Sejujurnya chenle juga merindukan jisung, namun ego nya masih tinggi untuk menghampiri terlebih dulu.

"Chenle~ya apa yang ingin kau minum? Aku akan memesankan nya". Ucap jisung yang melihat chenle baru datang menghampirinya.

"Tak usah, katakan saja apa yang ingin kau katakan". Balas chenle yang sedikit cuek.

"Mianhe chenle~ya......
Aku akan berkata jujur padamu. Tapi sebelum itu kau harus berjanji padaku untuk merahasiakan ini semua dari siapapun".

Chenle yang penasaran pun hanya menganggukkan kepalanya pelan.

"Sejujurnya yangyang noona adalah gadis yang mendonorkan matanya untuk jaemin hyung."

"Mwoya?" Ucap chenle yang sangat terkejut. Dan jisung pun berusaha membuat chenle agar tak menarik perhatian.

"Chenle~ya jangan berisik".

"Yangyang noona adalah orang yang membantu jaemin hyung selama di amerika. Kami merahasiakan semua ini dari jaemin hyung. Alasan ku selalu datang kesana adalah selain mengunjungi nya aku juga ingin membantunya sedikit sebagai ucapan terima kasih ku".

"Kenapa menyembunyikan hal penting ini pada jaemin oppa? Bukan kah sekarang ingatan nya sudah kembali pulih?".

"Ini semua permintaan yangyang noona. Kami sudah berjanji kepadanya untuk berpura-pura tak mengenal selama di korea. Sejujurnya aku juga tak menyukai hal ini. Tapi kami tak bisa melakukan apapun".

"Dia juga melarang kami memberi tahu segalanya tentang yangyang noona".

"Apa yangyang unnie menyukai jaemin oppa?" Lirih chenle penasaran.

"Meskipun dia tak mengatakan langsung, aku pikir yangyang noona memang menyukai jaemin hyung. Itu sebabnya dia meminta kami semua merahasiakannya".

"Kau tahu sendiri kan jaemin hyung adalah tunangan renjun noona. Dan mereka adalah sahabat dekat sekaligus sepupu. Aku yakin yangyang noona tak ingin menyakiti renjun noona, makanya ia melakukan ini semua".

Chenle yang mendengar penjelasan jisung pun menangis kencang. Ia merasa bersalah dengan yangyang karena bersikap kurang ajar. Tapi ini semua juga salah jisung, jika saja chenle tahu dari awal mungkin dia tak akan pernah melontarkan kata-kata dan bersikap kasar kepada yangyang. Ia bertekad akan meminta maaf dengan tulus kepada yangyang suatu saat nanti.

***

Hari ini di neo hospital sangat sibuk seperti hari-hari biasanya. Jaehyun sudah mulai kembali bekerja setelah cuti pernikahannya, begitu juga dengan winwin. Tak hanya mereka taeil pun akhir-akhir ini sangat sibuk dengan beberapa pasien yang ia miliki. Bahkan saking sibuknya ia terkadang tak sempat menjemput yangyang di toko bunganya.

"Kau sudah menyuruh kami menunggu lama. Dan sekarang kau menyuruh kami menunggu lagi?" Teriak salah satu pasien kepada doyoung.

"Maaf pak, pasien hari memang sangat banyak. Dan tadi ada beberapa pasien emergency yang harus kita dahulukan terlebih dahulu. Mohon pengertiannya".

"Saya itu juga bayar, kenapa saya harus menunggu lebih lama. Pelayanan macam apa ini?" Ucap pasien tersebut dan mendorong tubuh doyoung hingga hampir terjatuh. Untung saja ada taeil yang sigap datang tepat waktu.

"Tuan, bukan kah anda terlalu kasar terhadap perempuan? Kami sudah minta maaf dengan tulus atas ketidaknyamanan anda. Jika ingin komplain silahkan anda mendatangi ruangan khusus yang sudah disediakan." Celetuk taeil dengan tegas. Pertikaian kecil itu pun menjadi pusat perhatian dari pengunjung yang lain.

"Bagaimana bisa dia mendorong seorang perawat" bisik salah satu pengunjung.

"Dia seorang namja yang kasar".

"Apa dia tidak tahu prosedur? Terlihat kampungan".

"Kita juga membayar, tapi kita bisa mengerti situasi...". Bisik - bisik para pengunjung yang menatap sinis pasien pria tersebut.

Karena sedikit malu, akhirnya pria tersebut langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Tunggu...bukankah anda seharusnya minta maaf terlebih dahulu sebelum pergi?". Cegah taeil menghadang pria tersebut. Dengan menahan malu akhirnya ia dengan sedikit paksaan minta maaf kepada doyoung di depan semua orang.

"Apa anda terluka suster doy?" Tanya taeil sedikit khawatir dan memeriksa seluruh bagian tubuh doyoung dari atas sampai bawah.

Doyoung menatap kagum cara taeil menyelesaikan masalah kecil ini.
"Hmmm gwenchanna".

Setelah itu pekerjaan mereka berjalan seperti biasa. Sedangkan di ruang dokter residen terlihat tak terlalu sibuk.

"Jae, kapan bubu akan melahirkan?"

"Sebentar lagi, jika sesuai dengan perkiraan lahir mungkin 5 hari lagi"

"Mwoya??? Kenapa kau masih bekerja? Minta saja cuti. Kau harus menemani bubu disaat mendekati lahiran".

"Inginku begitu, tapi kau tahu sendiri bagaimana sahabatmu itu. Dia bilang sekarang sudah ada chenle yang menemaninya."

"Ya sudah, kau harus sedia setiap saat jika bubu butuh sesuatu"

"Arraseo...Apa renjun baik-baik saja?"

"Dia baik, Wae? Kenapa tiba-tiba bertanya soal renjun?"

"Tidak, hanya saja aku dengar jeno dirawat di bangsal bedah orthopedi. Aku sering melihat perawat ten dan taeyong bergantian mengunjunginya".

"Jeno? Ah anak itu. Karena sekarang ada jaemin aku jadi melupakannya. Renjun bilang hubungan mereka sudah lama berakhir. Aku rasa renjun tak perlu tahu hal itu"

"Apa kau yakin? Taeyong bilang jeno jadi kacau sejak putus dengan renjun. Apa kau tak ingin memberi tahunya?"

Winwin pun diam sekejap mendengarkan perkataan jaehyun. Dalam hatinya ia sedikit merasa kasian, namun ini semua bukan ia yang menentukan.

"Baiklah aku akan memberi tahunya jika ada waktu nanti"

Drrrrrttttt Drrrrtttttt

Bangsal anak is calling

"Ne, dengan dokter winwin disini"

"Baiklah aku akan segera kesana". Ucap winwin mengakhiri panggilannya.

"Jae, aku pergi dulu" pamit winwin sambil berlari ke luar ruangan.

"Hati-hati" teriak jaehyun yang mungkin sudah tak bisa di dengar winwin lagi.



Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang