LUKA
Part 03"Terimakasih, bi" ujar Jeno setelah bibi Han selesai menyajikan lauk sarapan untuknya dan Jaehyun. Bibi Han ini tak lain juga adalah bibi dari Taeyong yang sudah bekerja untuk mereka selama hampir 5 tahun. Saat itu bibi Han baru saja berhenti dari pekerjaannya sebagai buruh pabrik, kemudian Jaehyun mengijinkannya bekerja dirumah. Lagipula semenjak kepergian Hanna, rumah menjadi tak terurus.
Mereka lantas menikmati sarapan dalam keadaan sunyi seperti biasa.
Jeno menelan sisa makanan dimulutnya susah payah, saat tiba-tiba Jaehyun menatapnya. Sungguh Jeno benci ketika Ayahnya sudah menatapnya dengan penuh intimidasi, membuatnya seketika berpikir apa kesalahannya kali ini? Apakah tadi ia tidak sengaja bersuara saat mengunyah? Ataukah karena suara sendoknya yang beradu dengan piring?"Habiskan sayurmu" ujar Jaehyun singkat.
Rupanya karena sayur yang Jeno singkirkan dipinggir piringnya. Dengan berat hati Jeno menyendokan setumpuk sayur itu dan menyuapkan kemulutnya. Ia mengunyah cepat lalu meneguk segelas air putih guna membantu agar sayur itu segera masuk melewati kerongkongannya.••
Melihat Jeno sedang memarkirkan sepedanya, Jaemin melangkah cepat menghampiri teman sebangkunya itu.
"Yak! Kemarin aku menolongmu dan kau malah pergi begitu saja" protes Jaemin.
Jeno yang sedang memasang kunci pada ban sepedanya, lantas mendongak. Tak ada jawaban hingga akhirnya Jeno selesai.
"Lain kali tak usah ikut campur masalahku" ujar Jeno.
Jaemin menatap tak percaya pada Jeno. Bukannya berterimakasih, ia malah memarahinya.
"Kau benar-benar menyebalkan" ucap Jaemin. "Setidaknya kau harus berterimakasih padaku. Jika tidak kau pasti masih didalam gudang sekarang" lanjutnya.
Jeno tak merespon perkataan Jaemin dan malah melenggang pergi.
Jaemin hanya bisa menggelengkan kepala melihat sikap Jeno. Meskipun sudah 2 tahun mereka jadi teman sebangku, tapi nyatanya mereka masih tak juga akrab.
Ah, sebenarnya dulu mereka sempat menjadi teman dekat, namun sejak suatu kejadian yang menimpa Jaemin saat mereka masih duduk dibangku kelas 1, Jeno mendadak menjadi sangat tertutup dan dingin hingga sekarang.••
"Sial, gara-gara Jaemin kita jadi gagal mengurung Jeno digudang seharian" ujar Lucas sembari menjatuhkan dirinya ke sofa yang ada diruang music, tempatnya berkumpul dengan anggota genk nya.
"Apa rencana mu selanjutnya?" Tanya Shua yang masih sibuk mengunyah sandwich sarapannya.
Lucas diam tampat berpikir. "Yang pasti membuat reputasinya jelek hingga beasiswanya dicabut" ujarnya.
Shua tertawa meremehkan "Kau benar-benar tak terima ya dia menyaingi rankingmu?" Ejeknya yang dibalas tatapan tajam oleh Lucas.
"Bagaimana bisa seorang Lucas dikalahkan oleh murid beasiswa seperti Jeno" timpal Bangchan yang kian membuat Lucas geram, tekad nya semakin bulat untuk menyingkirkan Jeno.
Jeno memang masuk kesekolah elit itu karena beasiswa yang didapat, tanpa satupun orang tau bahwa ia sebenarnya juga mampu jika harus masuk dengan biaya sendiri, mengingat dia adalah anak tunggal dari pemilik Jung Food Company, perusahaan yang bergerak dibidang makanan siap saji, yang sudah memiliki 250 cabang hanya di Korea Selatan saja, belum terhitung yang tersebar dinegara lain. Fakta itu tertutup rapat, karena murid-murid lain, sudah menyimpulkan lebih dulu bahwa Jeno hanyalah murid yang berasal dari keluarga biasa yang masuk ke dalam sekolah elit dan bergengsi itu berkat beasiswa. Lagipula tidak salah juga, mengingat penampilan Jeno yang terbilang terlampau sederhana. Disaat murid lain akan diantar oleh supir atau memilih mengendarai mobil pribadi mereka, Jeno hanya menggunakan sepedanya, yang bahkan catnya sudah mulai pudar. Di saat yang lain menggunakan handphone keluaran terbaru, Jeno masih menggunakan handphone miliknya yang mungkin sekarang sudah tidak diproduksi. Dan juga disaat yang lain sibuk menghabiskan waktu dicafe sepulang sekolah, Jeno memilih segera pulang kerumah dan tidak berbaur dengan siapapun. Itulah yang membuat murid lain merasa bahwa Jeno hanya merasa minder untuk berteman dengan mereka.••
Lucas mendengus kesal. Sudah beberapa hari ini rencananya untuk mengerjai Jeno gagal. Anak itu terus menggendong ranselnya kemana-mana, bahkan saat di jam istirahat, persis seperti bocah petualang. Padahal rencananya adalah untuk mengambil buku milik Jeno atau apapun yang bisa membuatnya tidak mendapatkan nilai.
Tapi tentu Jeno tidak lengah mengingat apa yang mungkin Lucas bisa lakukan.
"Aku harus menemukan cara lain" gumam Lucas, matanya tak berhenti memandangi Jeno yang duduk berjarak 2 bangku didepannya.TBC
semoga kalian suka yaa sama ceritanya. Ini baru permulaan 🔥
HihiKenalin yang bakal jadi anak nakal disini :
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA [END]
FanfictionHubungan Jeno dan Ayahnya yang rusak setelah Ayahnya menganggap Jeno sebagai penyebab kematian istrinya. Jeno berharap ia bisa memperbaikinya.