38

5.2K 409 6
                                    

LUKA
Part 38

Jeno selesai mengeringkan rambutnya. Ia kemudian keluar dari kamarnya sembari bersenandung kecil. Siang tadi Jaehyun membelikan sekotak es krim kesukaannya yang ditaruh dalam kulkas. Jeno tak sabar untuk memakannya.
Namun langkahnya terhenti saat ketiga sosok pria diruang tengah menatapnya. Mereka adalah rekan bisnis Jaehyun. Jeno menjadi salah tingkah, ragu apakah ia boleh menampakan diri seperti ini.
"Kemari Jen, kenalkan teman Papa" Jaehyun keluar dari dalam dapur membawa beberapa kaleng minuman untuk disuguhkan.
Jeno melangkah ragu mendekat pada Ayahnya, lalu membungkuk sopan pada rekan Ayahnya.
"Halo Paman, nama saya Jeno" ujarnya memperkenalkan diri.
"Kau tak pernah mengenalkan anakmu pada kami, Jae. Rupanya anakmu sudah sebesar ini?" Yuta terkejut.
"Ah iya, mirip kan denganku?" Jaehyun merangkul Jeno, menempelkan kepalanya pada kepala Jeno agar Yuta bisa melihat kemiripan mereka.
"Masih tampan anakmu" sahut Jungwoo mengejek.
"Kau ingin ku usir ya?"
"Bercanda"
Diam-diam Jeno tersenyum. Ia sudah panik duluan. Ia pikir Ayahnya akan marah. Ini pertama kalinya Jaehyun mengenalkannya pada rekannya dan Jeno begitu senang, karena artinya Ayahnya bersungguh-sungguh kali ini dalam memperbaiki hubungan mereka.

••

Mobil Jaehyun terparkir disebuah panti asuhan yang Jaemin infokan pada Jeno. Rupanya minggu ini kegiatan sosial akan diadakan di sana. Hanya berbagi makanan pada anak-anak dan mungkin bermain sejenak dengan mereka. Jeno begitu antusias, ia bahkan sudah bangun sebelum alarm yang ia pasang, berbunyi.
"Halo, kenalkan saya Siwon, Ayah Jaemin" Siwon menjabat tangan Jaehyun.
"Saya Jaehyun, Ayah Jeno" balas Jaehyun. Keduanya lalu asik mengobrol saat Jaemin dan Jeno berlari ke lapangan dan bergabung bermain bola dengan anak-anak di sana.
Jaehyun lega melihat Jeno begitu senang, terlihat dari wajahnya yang selalu menampilkan senyum lebar. Panas terik matahari tak mematahkan semangat anak-anak untuk tetap bermain bola di lapangan, hingga bel tanda makan siang berbunyi, mereka baru berhenti dan antri untuk mengambil makanan mereka.
Jeno, Jaemin dan para Ayah, sibuk membagikan satu-persatu lunch box yang sudah mereka siapkan. Jaehyun juga jadi teringat pada Hanna. Dulu juga ia selalu menemani Hanna melakukan acara sosia seperti ini.
Tak terasa hingga sore tiba dan anak-anak diminta untuk kembali masuk. Jeno menampilkan raut kecewanya, ia masih ingin berlama-lama di sana.
"Kan masih ada lain waktu, Jeno" Jaehyun mengacak pelan rambut Jeno, terlalu gemas melihat anak semata wayangnya itu mengerucutkan bibirnya.
"Paman Siwon, jangan lupa ajak Jeno jika ada acara seperti ini lagi ya" pinta Jeno.
"Pasti!" Sahut Siwon.

••

Jeno mengeluarkan sepedanya dari dalam garasi diam-diam agar tidak ketahuan Jaehyun. Ia sudah meminta Lucas untuk berhenti mengantar jemputnya. Lagipula Jeno lebih menyukai pergi ke sekolah menggunakan sepedanya.
"Mau kemana huh?" Suara Jaehyun mengejutkan Jeno. Padahal ia kira Ayahnya masih di ruang kerjanya tadi.
"Ah itu- Jeno-" Jeno kelabakan mencoba mencari alasan.
"Pergi ke sekolah? Menggunakan sepeda itu lagi?"
Jeno menunduk, takut Ayahnya marah. "Maaf Pa" ujarnya lirih.
"No, Jeno. Papa tidak marah kok" Jaehyun menghibur. Ia tahu yang dipikirkan anaknya itu. "Nanti Papa belikan mobil saja ya?"
Jeno mendongak dan menggeleng cepat.
"Tidak usah Pa" tolaknya.
"Kenapa? Papa belum pernah membelikan apapun untuk Jeno. Tidak boleh ya Papa mau memberi mobil untuk Jeno?"
"Bukan begitu Pa, tapi 3 bulan lagi Jeno juga akan berangkat kuliah ke Jerman. Tidak apa kok Jeno naik sepeda"
Jaehyun terdiam. Ia baru ingat Jeno sudah berada di semester terakhir di sekolahnya dan sebentar lagi ia akan berangkat ke Jerman. Jaehyun masih ingin lebih lama menikmati waktu dengan Jeno.
"Kalau begitu, biarkan sisa 3 bulan ini Papa yang antar jemput Jeno ke sekolah. Bagaimana?" Tawar Jaehyun.
"Apa tidak merepotkan Pa?"
"Kamu kan anak Papa. Mana mungkin merepotkan. Ayo"

TBC

LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang