32

5.9K 459 17
                                    

LUKA
Part 32

Jaehyun memutar kenop pintu Villa pribadinya yang sudah sangat lama tidak ia kunjungi. Ya, villa tempatnya berlibur terakhir kali dengan istri tercintanya, Hanna, juga Jeno. Sejak malam dimana Hanna ditemukan tak bernyawa tenggelam di laut, Jaehyun tak sudi kembali ke sana. Meskipun begitu, ia tetap meminta penjaga villa untuk menjaga barang-barang yang ia tinggalkan disana. Ia pikir mungkin butuh 2-3 tahun untuk Jaehyun melupakan semua yang terjadi disana. Kenyataannya ini sudah hampir 6 tahun dan Jaehyun baru memantapkan diri kembali ke sana.
Jaehyun mengedarkan pandang. Semuanya masih sama seperti terakhir kali ia kesana. Bahkan pakaian milik Hanna masih tertata rapi di dalam lemari. Juga dengan mainan milik Jeno yang saat itu ia bawa.
Jaehyun tersadar, mungkin sejak hari itu juga ia bukan hanya kehilangan Hanna, namun juga Jeno. Sejak hari itu juga, Jeno terasa asing baginya.
Jaehyun merebahkan dirinya diatas ranjang. Memejamkan matanya, kembali mengingat semua kenangan yang ada 6 tahun yang lalu. Saat-saat indah dalam hidupnya. Malam itu sehari sebelum mereka sekeluarga berangkat menuju villa itu, ia ingat Jeno begitu bersemangat, bercerita panjang lebar mengenai rencananya nanti menghabiskan waktu di villa. Dibandingkan Jeno yang sekarang, Jaehyun dapat melihat perubahan besar. Jeno yang sudah beranjak dewasa menjadi sangat tertutup. Pendiam. Dingin.
Jaehyun kembali menerawang, kalau saja saat itu ia tidak menyalahkan Jeno, dan memilih fokus membesarkan Jeno dengan baik, kira-kira seperti apakah seorang Jeno sekarang?

"Diantara semua superhero, buat Jeno, Papa yang paling hebat!" Seru Jeno
Dulu Jeno menganggap Jaehyun sebagai pahlawannya.
Jaehyun mengambil miniatur superman milik Jeno yang masih tergeletak diatas ranjang milik Jeno. Ia ragu jika sekarang Jeno masih bisa mengatakan bahwa ia jauh lebih hebat dari superhero lainnya.

••

"Kita coba telepon Papa ya" Taeyong menekan tombol loudspeaker pada handphonenya membiarkan Jeno ikut mendengarkan.
Nada sambung berbunyi cukup lama hingga akhirnya-
"Halo"
"Jaehyun. Kau dimana?"
"Maaf. Saya menemukan handphone ini" ujar orang yang mengangkat telepon itu.
"Dimana?" Tanya Taeyong.
"Di pinggir pantai hyopjae. Saya tidak tahu dimana pemiliknya"
Jeno menatap Taeyong dengan raut wajah kuatir. Tidak mungkinkan Ayahnya melakukan hal yang berbahaya disana?
"Ada orang terbawa arus!" Samar-samar Taeyong dapat mendengar teriakan orang disana. Kemudian telepon terputus.
"Paman, A-apa itu Papa?" Jeno panik bukan main. Perasaannya mendadak tak enak.
"Ayo Paman cepat kesana" pinta Jeno.
Taeyong menyambar kunci mobilnya dengan cepat lalu segera pergi dengan Jeno setelah berpamitan singkat pada Sora yang juga ikut kuatir namun karena ia harus menjaga Nara, ia membiarkan Taeyong dan Jeno pergi lebih dulu.

Jeno sudah menangis bahkan saat mereka sedang dalam perjalanan. Taeyong hanya bisa menggenggam tangan Jeno dengan satu tangannya yang tidak memegang kemudi, mencoba menenangkan anak itu. Taeyong mengemudikan mobilnya diatas kecepatan rata-rata. Sesampainya di pantai, yang juga dulu menjadi tempat kejadian hanyutnya Jeno dan Hanna, keduanya berlari menghampiri kerumunan orang disana.
"Apa yang terjadi?" Tanya Taeyong pada salah satu orang disana.
"Sepertinya ada yang terbawa arus. Tim SAR sedang mencari" jelasnya.
"Paman, bagaimana kalau itu Papa?" Jeno menangis keras, ia menjatuhkan tubuhnya berlutut di pinggir pantai. Menyesal telah mengusir Ayahnya terakhir kali mereka bertemu.
"Jeno!" Jeno menoleh kearah suara. Didapatinya Ayahnya berdiri tak jauh dari tempatnya berlutut. Jeno bergegas bangkit berdiri, berlari dan mendekap Ayahnya erat.
"J-Jeno kenapa? Jeno luka? Sakit?" Jaehyun sendiri jadi ikut panik melihat Jeno menangis begitu kencang.
"Kau kemana saja Jae?! Kami kira kau kenapa-napa!" Omel Taeyong yang kesal karena sebenarnya ia juga sempat panik.
"Aku hanya tinggal sementara di Villa. Kalian disini sedang apa? Dan apa yang terjadi pada Jeno?"
"Pa- Jeno. Jeno minta ma-af. Papa jangan per-gi" ujar Jeno tersendat sendat akibat tangisnya.
"Iya Papa gak kemana-mana, Jeno. Apa yang terjadi?" Jaehyun menepuk-nepuk pelan punggung Jeno agar tangis anak itu reda.

••

Beberapa saat setelah tangis Jeno mereda, mereka bertiga kembali ke Villa. Mengenai orang hanyut itu akhirnya berhasil diselamatkan, rupanya seorang warga asing yang hendak berenang. Untung saja ia berhasil bertahan di lautan hingga Tim SAR menemukannya.
Taeyong baru tahu jika Jaehyun ternyata sudah 3 hari ini berada di villa pribadinya itu. Ia kehilangan handphone saat siangnya ia sempat menggunakan untuk mengabadikan momen keindahan alam. Berselang beberapa jam saat ia kembali ke Villa, ia haru menyadari handphonenya tak ada di saku. Itulah mengapa ia kembali ke pantai dan malah menemukan Jeno menangis di sana, mengira jika seseorang yang hanyut di laut itu adalah dirinya.

"Kalau begitu aku pulang dulu. Jeno sepertinya juga ingin menetap di sini bersamamu" pamit Taeyong sebelum ia masuk ke dalam mobilnya.
"Yong, terima kasih banyak! Aku janji kali ini aku akan baik-baik pada Jeno" ujar Jaehyun.
Ia lalu bergegas masuk menghampiri Jeno di dalam villa.

TBC
Kalau udah baikan gini tau kan artinya apa? Mendekati end. Kwkkw
Btw minta saran, next enaknya bikin cerita genre apa lagi yaa? 😕

LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang