06

5.6K 475 6
                                    

LUKA
Part 06

Sang manager toko sudah berdiri disamping security. Dan Jeno hanya berdiri tertunduk didepan keduanya.
"Ayo cepat hubungi orangtua mu" pinta manager toko.
Tidak ada jawaban dari Jeno. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Bagaimana jika ayahnya sampai tau, bagaimana jika ia dipukul lagi. Keringat sudah membasahi wajah Jeno. Tangannya meremat seragam sekolahnya hingga kusut.
"Baik kalau begitu, kita akan hubungi polisi"
"Jangan!" Jeno berteriak menolak, kepalanya terangkat, memandang penuh mohon pada manager toko.
Apalagi jika sampai urusan dengan polisi, kemungkinan yang terjadi adalah ayahnya akan menggantungnya hidup-hidup. Mengakui dia adalah anaknya didepan rekan kerja saja tidak pernah, bagaimana jika sampai ayahnya dipanggil oleh kepolisian dan banyak orang menyaksikan. Membuat nama ayahnya tercoreng sama dengan bunuh diri.
"A-aku akan menghubungi waliku" dengan tangan gemetar Jeno mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya, mencari nama seseorang di daftar kontak dan menghubunginya.
"Paman- bisakah paman datang kemari?"

°°

Taeyong sedang dalam perjalanan pulang dengan Sora setelah menemani istrinya memeriksa kandungan, saat Jeno menghubunginya. Maka dengan cepat Taeyong mengemudikan mobilnya ketempat yang disebutkan Jeno tadi.

Jeno menoleh cepat saat mendengar pintu terbuka. Taeyong dan Sora segera masuk menghampiri Jeno yang hanya berjongkok disudut ruang, ia bahkan tidak diberikan bangku untuk duduk.
"Kalian walinya?" Tanya sang manager toko.
"Iya kami orangtuanya. Ada masalah apa kami dipanggil kemari?" Sora menjawab cepat.
"Begini bu, anak anda ketahuan mencuri-"
"Tidak mungkin! Anda jangan asal menuduh" Sora kembali memotong ucapan manager toko.
"Tenang dulu ra" Taeyong mencoba menenangkan istrinya. Ia tahu betul istrinya cukup emosional apalagi menyangkut tentang Jeno, ditambah selama masa kehamilan, ia lebih mudah tersulut emosi.
"Bagaimana bisa? Kau tidak dengar dia menuduh Jeno mencuri?"
"Ra, tenang. Maaf pak saya keluar sebentar" Taeyong menarik tangan Sora agar istrinya itu keluar bersamanya.
"Kau tunggu dimobil saja ya. Aku janji akan menyelesaikan masalah ini. Oke?" Pinta Taeyong.
"Kau benar akan menyelesaikan dengan baik kan? Aku tidak terima jika Jeno dituduh mencuri"
"Iya. Pasti"
Sora mengambil kunci mobil yang Taeyong berikan lalu mengalah masuk kedalam mobil.

"Sekali lagi saya minta maaf" Taeyong membungkukan badannya sekali lagi pada sang manager toko.
Untunglah semua dapat diselesaikan dengan cepat, setelah Taeyong memberi kompensasi 10x lipat dari harga barang.
"Paman" panggil Jeno lirih, membuat Taeyong menghentikan langkahnya lalu menghadap Jeno yang masih tertunduk.
"Jangan beritahu Papa ya" pintanya. "Jeno benar-benar tidak mencuri" lanjutnya.
Taeyong tersenyum, satu tangannya terangkat mengacak pelan rambut Jeno.
"Paman tau kok Jeno tidak mungkin melakukannya. Dan tenang saja, Paman ini jago menyimpan rahasia" ujarnya menenangkan.
"Sekarang kita makan siang dulu ya? Bibi Sora juga pasti sudah lapar"

••

"Makan yang banyak, Jeno" Sora mengambil potongan daging dan meletakan diatas mangkuk nasi Jeno, cukup membuat Jeno tersenyum senang. Sora memang selalu memperlakukan Jeno seperti anaknya sendiri. Bagaimanapun ia bersahabat dengan Hanna, karena itulah ia merasa harus menjaga Jeno untuk menggantikan Hanna.
Jeno cukup tersentuh saat tadi Sora mengatakan bahwa ia dan Taeyong adalah orangtuanya, disaat Ayahnya sendiri bahkan tidak pernah mengatakan hal itu.
"Lee Nara pasti sangat bahagia, karena ia memiliki orangtua yang lengkap, dan juga akan sangat menyayanginya" gumam Jeno dalam hati.

Jeno iri, ia juga ingin mendapat kasih sayang Ayahnya kembali.

TBC
vote & comment nya silahkan 😊😊

LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang