10

5.9K 461 10
                                    

LUKA
Part 10

Jeno menguap berkali-kali saat ia sibuk membantu asisten rumah tangga neneknya menyiapkan sarapan. Semalam ia tidur larut karena harus menunggu kedatangan Jung Mark, sepupunya yang baru saja melakukan perjalanan dari Jepang dan tiba dirumah neneknya pukul 1 malam. Dan pagi tadi Jeno sudah harus bangun pukul 5 untuk menyapu dan mengepel keseluruhan rumah 2 lantai itu. Intinya, Jeno harus sudah selesai membersihkan seluruh bagian rumah sebelum semua orang bangun. Itu perintah neneknya yang tidak bisa Jeno bantah.

"Hey Mark!" Jaehyun yang sedari tadi hanya duduk memainkan ponselnya diruang makan mendadak antusias melihat kehadiran Mark yang baru saja selesai mandi, terlihat dari rambutnya yang masih basah.
Jung Mark, anak tunggal dari Jung Yun Ho, anak tertua dari keluarga Jung. Ia lahir dan besar di Canada, tapi yang Jeno tahu, sudah 6 bulan ini Mark berada di Jepang untuk melakukan pertukaran pelajar yang diadakan kampusnya. Itulah mengapa Mark datang sendiri tadi malam karena orangtuanya sudah tiba terlebih dahulu kemarin.
Satu lagi fakta mengenai Mark, dia adalah keponakan Jaehyun yang paling disayang dan mendapat perhatian besar darinya, membuat Jeno terkadang merasa iri karena Mark jauh lebih dekat dengan Jaehyun dibanding dirinya.
Diam-diam Jeno mengamati interaksi keduanya. Jaehyun tampak sedang asik berbincang dengan Mark, entah membahas apa.
"Ya! Kau mau menghancurkan dapurku?!" Pekik Nyonya Jung. Jeno tak sadar jika sup yang ia panaskan sudah meluber keluar dari panci. Dengan cepat Jeno mematikan kompornya.
"Ma-maaf nek" ujarnya cepat. Jeno berharap ayahnya tidak mendengar keributan itu atau habislah dia. Untunglah, saat Jeno melirik kearah Ayahnya, Jaehyun masih berbincang dengan Mark.
"Kerjakan tugas mu dengan benar!" Seru Nyonya Jung sebelum meninggalkan dapur.

••

Jaehyun menyalakan mesin mobilnya, dengan Johnny yang duduk disampingnya. Mereka terpaksa berada dalam mobil yang sama karena mobil Johnny tidak bisa menyala. Sedangkan Haechan sudah terlebih dulu ikut dengan Mark dan keluarganya yang lain. Seperti yang mereka lakukan setiap tahunnya, mereka akan mengunjungi makam Tuan Jung.
"Kak Soo Jung, dia benar-benar sibuk ya?" Tanya Jaehyun membuka percakapan. Meskipun hubungannya dengan Johnny tidak begitu baik tapi bagaimanapun mereka sudah menjadi saudara ipar. Rasanya tidak lucu jika Jaehyun bersikap kekanakan dengan memusuhi Johnny.
"Ya. Jadwalnya sangat penuh bulan ini"
Jung Soo Jung, bekerja sebagai model disebuah perusahaan liontin. Karena itu kali ini ia tidak bisa ikut berkumpul dikampung halamannya. "Kenapa kau tidak mengajak Jeno? Dia kan juga cucu ayah" ganti Johnny yang bertanya.
Jaehyun mendengus kesal, namun tidak menjawab pertanyaan Johnny.
"Aku tau kau kehilangan Hanna. Tapi tidak pernahkah kau berpikir? Jeno kehilangan kedua orangtuanya. Ia kehilangan Hanna juga kehilanganmu sebagai seorang ayah" ujarnya.
"Aku sedang tidak ingin berdebat. Jadi hentikan omong kosongmu" potong Jaehyun cepat.

••

Jaehyun berjalan menjauh saat ponselnya berdering. Tak ingin mengganggu keluarganya yang sedang berdoa didepan makam ayahnya.
"Ada apa, yong?" Tanyanya setelah menekan tombol terima panggilan.
"Dong Shi Cheng Company, memaksa kita menjual yayasan" ujar Taeyong dari sana.
"Tidak. Katakan pada mereka kita tidak akan menjualnya"
"Aku tau. Tapi mereka mengancam akan membuat keributan disana. Minggu depan akan ada acara amal, kau tau itu."
Jaehyun mengusap wajahnya kasar. Sudah sejak bulan lalu tepatnya, Winwin, rivalnya itu memaksanya untuk menjual yayasan yang didirikan oleh Hanna. Letak yayasan yang strategis ditengah kota itu dirasa menjadi peluang besar untuk membangun gudang bagi perusahaan mereka.
"Aku hanya ingin memberi info. Kau tenang saja, aku sudah menambah personil keamanan untuk berjaga disana beberapa hari ini. Selanjutnya kita bicarakan saat kau kembali ke kantor" jelas Taeyong.
"Baiklah. Tolong urus semua selagi aku mengambil cuti"

••

Jeno masih terjaga didalam kamarnya. Jam sudah menunjukan pukul 12 malam tapi Ayahnya masih belum juga pulang sejak pagi ia pergi ke makam. Padahal keluarga yang lain sudah sampai dirumah sore tadi. Yang Jeno dengar, ayahnya memang pulang terpisah dengan mereka karena ia bilang ada urusan.

BRAK!
Jeno melonjak kaget saat pintu kamarnya dibuka kasar. Jaehyun baru saja pulang, dengan langkah terseok-seok ia masuk kedalam kamar.
Jeno seketika menegang. Ayahnya sedang dalam keadaan mabuk. Ia tahu benar bagaimana Ayahnya jika sedang dibawah pengaruh alkohol. Jeno memberanikan diri mendekat, mencoba memapah tubuh Jaehyun menuju ranjang, namun baru saja ia mengalungkan lengan Jaehyun dibahunya, ia sudah mendapat dorongan keras hingga tubuhnya terjatuh.
"Anak sialan. Pembunuh" racaunya tak jelas.
"Pa-" Jeno beringsut mundur saat Ayahnya semakin mendekat padanya. Sialnya, Jaehyun dengan cepat mencengkeram kerah piyama yang Jeno kenakan, menariknya keras, membuat tubuh Jeno terangkat. Kemudian didorong keras lagi tubuh Jeno, hingga-
"Akh!" Jeno memekik keras, kesakitan. Bagian pinggangnya menghantam keras pinggiran kasur yang terbuat dari kayu.
Matanya membulat saat Jaehyun kembali menghampirinya.
"Pa- jangan pa. Ampun" Jeno memohon.
Kurang satu langkah lagi, Jeno pikir ayahnya akan kembali memukulnya, namun ternyata Jaehyun malah menjatuhkan dirinya asal diatas ranjang kemudian tertidur tak sadarkan diri karena pengaruh alkohol yang dikonsumsinya. Jeno bernafas lega meskipun jantungnya masih berdetak kencang. Dengan hati-hati, Jeno membenarkan posisi tidur ayahnya, melepas sepatu yang masih terpasang, dan menyelimuti ayahnya itu.

TBC
dont forget to vote and comment
thankyouu

LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang