40 - END

9.3K 514 21
                                    

LUKA
Part 40

Waktu berlalu begitu cepat. 3 bulan terasa seperti beberapa hari saja. Sepertinya baru 2 minggu yang lalu Jeno dinyatakan lulus dari bangku SMA. Dan minggu depan ia sudah harus berangkat ke Jerman. Tidak banyak waktu untuk Jeno dapat menikmati waktu liburnya karena ia harus mengikuti kelas bahasa Jerman dulu selama 6 bulan sebelum memulai kuliahnya. Jaehyun kesal. Ia jadi tak memiliki banyak waktu yang dapat ia habiskan bersama Jeno. Ia menyesal kenapa ia baru berubah sekarang. Kalau saja ia tidak mengeraskan hatinya selama ini, mungkin sudah banyak waktu yang ia gunakan bersama Jeno.
"Bagaimana dengan Seoul University?" Jaehyun sudah menyebutkan lebih dari 5 umiversitas di Seoul. Menawarkan pada Jeno agar ia berubah pikiran untuk melanjutkan kuliahnya di Seoul saja.
Jeno yang sedang menata pakaiannya di koper lantas memandang Ayahnya.
"Cukup, Pa" protesnya.
"Papa bisa urus semuanya kalau Jeno mau" Jaehyun tidak menyerah.
Jeno menggeleng. "Jeno tidak akan berubah pikiran"
Jaehyun mendesah kesal. "Jeno benar mau tinggalin Papa sendiri di sini?" Tanyanya memelas.
"Pa. Jeno kan pergi kuliah. Demi masa depan Jeno juga"
"Iya. Papa tahu. Tapi bagaimana jika Jeno betah di Jerman lalu tak mau kembali ke Seoul lagi?"
"Tidak akan" Jeno menutup kopernya. Cukup untuk hari ini. Besok ia akan melanjutkan lagi packing.
"Atau Jepang saja? Tidak terlalu jauh dari Korea" Jaehyun benar-benar tidak ingin menyerah.
"Pa. Jeno mau di Jerman" Ujar Jeno final. Seakan tak ingin diganggu gugat.
Jaehyun akhirnya menyerah. Ia menjatuhkan dirinya duduk diatas ranjang Jeno.
"Baiklah. Tapi janji setelah lulus, kembali ke Seoul"
"Iya Pa" sahut Jeno.

••

"Mau sampai kapan kau disini?" Tanya Taeyong.
"Kau mengusirku?" Protes Jaehyun.
"Iya" Taeyong menyahut dengan entengnya. Jam sudah menunjukan pukul 11 malam dan Jaehyun masih setia dirumahnya menghabiskan 1 porsi besar tteokbokki seorang diri. Ia tampak murung sejak tadi, mengingat besok pagi, Jeno akan berangkat ke Jerman.
"Biarkan aku disini dulu, Yong. Aku sedang kesal dengan Jeno. Besok dia sudah berangkat tapi kau tau? Dia malah menghabiskan malam ini dengan teman-temannya untuk acara perpisahan. Kenapa tidak kemarin saja? Kenapa harus hari ini?" Jaehyun mengomel panjang lebar.
Taeyong memutar bola matanya kesal.
"Seingatku kau yang mengatakan ingin Jeno segera pergi dari rumah" sindir Taeyong.
Jaehyun melemparkan tatapan tajamnya pada Taeyong. "Bisakah kau tidak membahas itu?"
"Tidak!" Potong Taeyong cepat.
"Baiklah. Aku akui aku menyesal mengatakan hal itu. Aku ingin Jeno tetap di sini saja. Puas kau?"
Taeyong tertawa mengejek. "Sayang sekali penyesalanmu tidak ada gunanya. Anggaplah itu hukuman untukmu karena sudah menyia-nyiakan Jeno selama ini"
"Kau membuatku kesal. Aku lebih baik pulang" Jaehyun mengambil kunci mobilnya.
"Siapkan tisu saat mengantar Jeno besok" seru Taeyong. Ia tertawa kencang melihat Jaehyun dengan raut wajah kesalnya. Puas sekali rasanya mengejek sahabatnya itu.

••

Jeno membuka pintu kamarnya dan terkejut mendapati Jaehyun sedang duduk diatas ranjangnya. Kedua tangannya terlipat didepan dada, menatap tajam Jeno.
"Baru pulang huh?"
"Acaranya seru sekali Pa. Sampai lupa waktu" Jeno melepas pakaiannya dan berganti dengan baju tidur lalu ikut duduk disebelah Ayahnya. Jeno tahu benar Ayahnya sedang kesal. Sejak seminggu lalu Ayahnya sudah uring-uringan karena Jeno banyak keluar rumah. Entah itu pergi dengan Jaemin membeli perlengkapan, mengurus Visa dan passport, dan hari ini ia bertemu Jaemin, Lucas dan teman-teman lain untuk acara perpisahan.
"Pa, mau nonton netflix saja sampai besok pagi?" Tawar Jeno.
"Kau perlu istirahat Jeno. Besok pagi sudah berangkat" tolak Jaehyun.
"Jeno hanya akan tidur di pesawat Pa. Lagipula Jeno mau menghabiskan waktu dengan Papa" pintanya.
Jaehyun tak bisa menolak melihat tatapan memohon dari Jeno.
"Baiklah. Ayo kita menonton sampai pagi datang"

Jeno yang menawarkan tapi Jeno sendiri yang tak kuat menahan kantuknya. Kepalanya tergeletak dipundak Jaehyun, membuat Jaehyun tertawa kecil. Dengan hati-hati ia membenarkan posisi Jeno agar berbaring dengan nyaman, kemudian menyelimutinya. Jaehyun tak melepaskan pandangannya dari wajah Jeno. Besok ia harus mengantar anak tunggalnya itu ke bandara dan itu artinya ia akan kembali seorang diri. Jeno sudah sejak awal berkata akan menggunakan waktu libur kuliahnya untuk bekerja part time, nanti. Ia tidak akan kembali ke Seoul selama masa kuliahnya. Artinya? 4 tahun Jeno akan berada di Jerman. Gila bukan? Baru membayangkan saja Jaehyun sudah galau, apalagi menjalaninya.

••

Karena Siwon ada urusan, tidak bisa mengantar Jaemin ke bandara, maka pagi ini Jaemin sudah berada di rumah Jeno untuk ikut berangkat ke bandara bersama. Jaehyun iri, karena pasti Siwon tidak akan merasa berat melepas Jaemin karena sudah puas menghabiskan waktu bersama. Sedangkan ia? Baru beberapa bulan saja ia dan Jeno kembali akrab. Ia tak rela melepas Jeno sekarang.
"Sudah semua kan? Ayo berangkat" ajak Taeyong. Ia menyalakan mesin mobil. Jaemin duduk disebelahnya karena tentu saja Jaehyun masih ingin menghabiskan waktu perjalanan dari rumah ke bandara untuk mengobrol dengan Jeno di bangku belakang.
"Ingat ya belajar yang rajin. Jangan bergaul dengan anak-anak nakal. Jangan mau diajak untuk minum-minum. Jangan-"
"Iya Pa, Jeno tahu kok"
"Jaemin" panggil Jaehyun. "Paman titip Jeno ya. Tolong awasi Jeno selama di Jerman"
"Tenang saja, Paman" Sahut Jaemin.
"Kau ini berisik sekali. Biarkan saja mereka menikmati masa muda mereka. Memang dulu kau sendiri tidak pernah minum-minum? Aku mengenalmu lama, Jae" protes Taeyong.
"Tutup mulutmu. Jangan beri pengaruh buruk pada mereka" Jaehyun kembali menatap Jeno. "Jangan dengarkan Paman Taeyong ya"

Bandara begitu ramai padahal jam baru menunjukan pukul 8 pagi. Jaemin dan Jeno berdiri disebelah pembatas besi, dimana Taeyong dan Jaehyun sudah tidak boleh masuk ke dalam untuk mengantar. Jaehyun tampak berkaca-kaca. Ia mendekap erat tubuh Jeno, kemudian mulai terisak.
"Jaga diri baik-baik ya. Kalau Jeno merasa kuliah disana sulit, pulang saja, jangan dipaksa" ucapan itu membuat Taeyong terkekeh.
"Anakmu bahkan belum mulai berkuliah tapi kau sudah menyuruhnya pulang ke Seoul?" Taeyong menggelengkan kepala tak habis pikir.
"Iya Pa. Jeno pamit ya Pa. Papa juga jaga diri baik-baik" Jeno melepaskan pelukannya karena ia sudah harus segera masuk ke dalam.
Jaehyun melambaikan tangannya heboh saat Jeno dan Jaemin mulai masuk. Jaehyun berharap 4 tahun akan berlalu sangat cepat. Ia tak sabar untuk tinggal bersama Jeno kembali. Ia berjanji tidak akan menyiakan sedetikpun waktunya jika nanti Jeno kembali.

End.

LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang