36

5.8K 411 10
                                    

LUKA
Part 36

"Bosan ya?" Tanya Jaehyun pada Jeno, sembari sibuk menandatangani berkas berkas dihadapannya. Sebenarnya ia ingin mengajak Jeno berkeliling kota awalnya. Namun Taeyong menghubunginya untuk datang ke kantor. Karena ia sempat absen beberapa hari ke kantor, maka banyak kontrak yang harus segera ia tandatangani. Alhasil, hingga pukul 4 sore ini Jeno masih berada di ruang kantor Jaehyun. Meskipun fasilitas di ruang kantornya cukup lengkap, dengan televisi dan sofa empuk yang kini Jeno gunakan untuk berbaring, tetap saja anak itu terlihat bosan. TV yang sedari tadi menyala, dimatikannya kemudian ia hanya diam memandangi Ayahnya yang sibuk.
"Tunggu sebentar ya. Papa segera selesaikan" ucap Jaehyun.
"Pa" Jeno merubah posisinya menjadi duduk, tetap memandang Jaehyun.
"Ya? Kenapa?"
"Boleh gak Pa, jangan keluarkan Lucas dari sekolah?" Pintanya. Meskipun Lucas menyebalkan, tapi tetap saja Jeno tak sampai hati membuat Lucas dikeluarkan dari sekolah.
Jaehyun meletakan bolpointnya. Membalas tatapan Jeno.
"Jeno. Jangan terlalu baik. Orang seperti Lucas harus mendapat pelajaran agar kapok" Jaehyun bangkit berdiri, menghampiri Jeno dan duduk di sebelahnya. Tangannya mengusap lembut kepala Jeno. Ia menyadari Jeno terlalu mirip dengan Hanna terutama sifat mereka. Hanna sama baik hatinya dengan Jeno. Tak tega melihat orang lain kesulitan padahal mungkin orang itu sudah menyakitinya.
"Please, Pa. Jeno minta jangan keluarkan Lucas dari sekolah" Jeno mengantupkan kedua tangannya.
Jaehyun menghela nafas panjang. Ia tak mungkin menolak apalagi Jeno memandangnya dengan penuh harap.
"Baiklah, Papa pikirkan dulu" jawab Jaehyun. "Waktu itu Jeno sempat menghajar Lucas kan? Papa boleh tau kenapa?" Jaehyun tak mendapat jawaban itu dari Jaemin. Anak itu hanya berkata saat ia masuk kelas, ia sudah melihat Jeno yang memukuli Lucas.
Jeno tak menjawab, ia membuka ranselnya, mengambil dompet dan mengeluarkan secarik foto yang tampak telah dirobek, dan disatukan kembali dengan selotip. Foto Jeno kecil dengan Hanna.
"Lucas yang merobeknya?" Tanya Jaehyun.
Jeno mengangguk.
"Astaga Jeno. Papa punya softcopy foto itu. Papa bisa cetak puluhan lembar kalau Jeno mau"
Jeno menunduk, jarinya mengelus lembar foto itu. "Jeno gak berani minta. Takut Papa marah. Rasanya gak pantes Jeno buat minta. J-Jeno kan yang bunuh Mama" ujarnya.
Mendengar jawaban Jeno, Jaehyun tercekat. Hatinya nyeri. Pantas saja ia begitu menjaga foto itu sampai ia berani menghajar Lucas padahal tidak pernah sekalipun Jeno berkelahi sebelumnya.
"Maafin Papa ya Jeno" Jaehyun memeluk erat Jeno, mengecup pucuk kepalanya berkali kali, menunjukan jika ia benar-benar menyesal sudah menuduh Jeno sebagai penyebab meninggalnya Hanna. Kata maaf yang terus ia lontarkan entah sudah keberapa kali, rasanya masih belum cukup untuk menebus kesalahannya selama ini pada Jeno.

••

Suara bel rumah membuat Jaehyun dengan enggan, berjalan membukakan pintu. Padahal ia sedang asik menonton film serial dengan Jeno di ruang tengah.
Rupanya Minho, Ayah Lucas. Berdua dengan Lucas, berdiri didepan pintu membawa sebuah bingkisan yang terlihat dari bungkusnya berisi daging kualitas tinggi yang harganya tidak murah.
"Selamat malam Pak, maaf mengganggu" ujar Minho.
"Silahkan masuk" Jaehyun sebenarnya sudah tau tujuannya datang kemari. Apalagi kalau bukan memohon agar Lucas tidak dikeluarkan dari sekolah dan juga agar perjanjian bisnis mereka tetap berjalan.
"Ini ada hadiah kecil dari saya" Minho menyerahkan bingkisan itu, kemudian duduk di sofa ruang tamu. Lucas hanya diam mengikuti Ayahnya.
"Jeno- sini nak. Ada teman kamu" panggil Jaehyun. Tak lama Jeno ikut keluar ke ruang tamu dan duduk bersebelahan dengan Jaehyun.
"Begini Pak" Minho menggosok kedua tangannya gugup. "Saya ingin meminta maaf atas kesalahan anak saya. Lucas, ayo minta maaf" ucapannya memang lembut dan datar, tapi ia menatap Lucas seakan siap menerkam Lucas jika anak itu tidak menurut.
"Maafkan aku Jeno, selama ini sudah mengganggumu" ujar Lucas.
"Tapi tetap tidak merubah keputusan saya untuk minta Lucas dikeluarkan dari sekolah" ucap Jaehyun.
"Pa- kan Papa sudah janji" protes Jeno. Padahal Jaehyun hanya ingin menakuti Minho dan Lucas saja.
"Anda dengar sendiri kan? Bahkan anak saya yang meminta agar Lucas tidak dikeluarkan dari sekolah. Padahal saya sebagai Ayah, tidak terima anak saya dibully"
"Saya tahu Pak. Saya benar-benar minta maaf" sahut Minho.
"Jadi apa yang anda bisa tawarkan sebagai gantinya jika Lucas tidak dikeluarkan dari sekolah?" Jaehyun menantang.
Minho tampak makin gugup dan berpikir. Ia tidak mungkin menawarkan uang, jelas Jaehyun jauh lebih kaya darinya.
"I-itu terserah Jeno saja" ujar Minho. Ia tak bisa berpikira apapun saat ini.
"Kalau begitu hingga kelulusan nanti, Lucas akan menuruti semua perkataan Jeno tanpa terkecuali. Bagaimana?" Tanya Jaehyun yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Minho.
"Tentu! Tentu saja!"
"Antar jemput Jeno setiap hari. Dilarang terlambat dan tidak menganggu Jeno maupun murid lain. Itu tambahan syarat" ujar Jaehyun.
"T-terimakasih banyak Pak. Ah! Dan masalah kerjasama, bisakah kita melanjutkannya, Pak?"
"Baiklah"
Jeno tersenyum senang. Ia lega Lucas tidak sampai dikeluarkan dari sekolah.

TBC

LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang