31

5.6K 458 28
                                    

LUKA
Part 31

"Jeno tetap ingin tinggal denganku"
Ucapan Taeyong masih terngiang di kepala Jaehyun. Ia hampir putus asa. Tidak tahu harus bagaimana lagi agar Jeno mau kembali ke rumah.

Tapi malam ini, Jaehyun kembali bertekad untuk membawa Jeno pulang. Ia mengemudikan mobilnya menuju rumah Taeyong. Membawa pizza, makanan yang mungkin Jeno suka. Sejujurnya Jaehyun sendiri tak tahu apa yang Jeno suka, tapi pizza sepertinya tidak akan ada yang menolak.
Jaehyun menekan bel berkali kali hingga akhirnya Taeyong keluar.
"Untuk apa kau kemari?" Tanya Taeyong heran.
"Bertemu Jeno dan membawakan ini untuknya" Jaehyun memamerkan kotak pizza yang dibawanya. "Aku mohon Yong. Ijinkan aku bertemu Jeno. Hanya bertemu. Aku tidak akan memaksanya pulang"
Taeyong tampak berpikir dan akhirnya memutuskan untuk menginjikan Jaehyun masuk.
"Ingat janjimu ya. Jangan paksa dia pulang" ujar Taeyong sebelum mempersilahkan Taeyong masuk.

Jeno sedang asik menonton televisi diruang tengah bersama Sora saat Jaehyun datang dan membuat Jeno mendekat pada Sora seakan meminta perlindungan.
"Papa cuma mau kasih Jeno makanan kesukaan Jeno kok" jelas Jaehyun agar Jeno tak salah paham karena dilihatnya anak itu ketakutan.
Jaehyun membuka kotak pizza itu dan meletakannya di meja tengah.
Sora yang melihat itu, membelalak kaget. "Jeno alergi udang, Jae! Kau lupa?!"
"A-apa?" Jaehyun merutuki dirinya sendiri karena ia baru ingat. Jeno alergi udang. Bodohnya, ia lupa.
"Tidak apa kok. Papa kan memang tidak mengenal Jeno" Jeno mengatakan hal itu kemudian berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Bodoh! Jaehyun bodoh! Baru saja ia ingin mencoba merebut hati Jeno kembali, tapi ia malah mengecewakan anak itu.
Jaehyun cepat mengejar Jeno, ikut masuk ke dalam kamar Jeno. Anak itu terduduk lesu diatas ranjangnya. Jaehyun berlutut didepannya kemudian menggenggam kedua tangan Jeno.
"Jeno, Papa minta maaf ya" ujar Jaehyun. "Mulai sekarang Papa mau kenal Jeno lebih dekat. Jeno mau kan kasih tau Papa, apa yang Jeno suka, apa yang Jeno tidak suka"
Jeno melepaskan genggaman tangan Jaehyun.
"Untuk apa? Biasanya juga Papa tidak pernah peduli"
"Maaf Jeno, maaf. Papa mau perbaiki semuanya. Jeno mau kan?"
Jeno menggeleng ribut. "Tidak mau! Sudah terlambat!" Tolaknya.
"Papa harus apa, Jeno? Kasih tau Papa. Papa harus apa agar Jeno mau memaafkan Papa?" Jaehyun pasrah, suaranya melemah. "Papa sadar Papa salah selama ini. Maka dari itu Papa mau menebus semua kesalahan Papa. Kalau Jeno terus tolak Papa, gimana Papa bisa buktiin ke Jeno kalo kali ini Papa sungguh-sungguh?"
Jeno mengangkat wajahnya, menatap Jaehyun. "Selama ini Jeno selalu kasih kesempatan. Jeno diam setiap Papa pukul Jeno. Jeno terima setiap Papa maki-maki Jeno. Kurang apa Pa? Selama 6 tahun ini Jeno kurang apa? Disaat Jeno udah nyerah kenapa Papa baru datang? Jeno juga manusia Pa. Jeno bisa ngerasain sakit. Dan kali ini rasanya Jeno udah mati saking sakitnya" Jeno menangis, menutup wajah menggunakan lengannya.
Jaehyun diam tak bisa menjawab. Jeno benar-benar meluapkan isi hatinya saat ini. Jaehyun tertunduk, ikut terisak disana. Taeyong yang melihat itu tak bisa diam saja, ia menarik Jaehyun untuk ikut keluar bersamanya. Sedangkan Sora segera merengkuh Jeno, menenangkannya.

••

Semenjak hari itu Jaehyun seakan menghilang. Ia meminta Taeyong membantunya menghandle pekerjaannya. Jaehyun tak peduli jika ia sudah banyak absen dari pekerjaannya, tapi ia perlu waktu sendiri.
"Paman, Papa masih belum ke kantor ya?" Tanya Jeno kuatir. Ia tidak sengaja mendengar saat Taeyong sedang menelepon salah satu vendor yang bekerja sama dengan perusahaan Ayahnya dan mengatakan jika Jaehyun memang sedang mengambil cuti entah sampai kapan.
"Iya, Jeno"
"Paman benar-benar tidak tahu ya Papa kemana?"
"Sayangnya tidak. Mungkin dia sedang berlibur sejenak, Jeno" Taeyong mencoba menenangkan Jeno agar anak itu tidak terlalu kuatir.
"Karna Jeno ya Paman? Kata-kata Jeno waktu itu keterlaluan ya?" Lagi dan lagi, Jeno selalu menyalahkan dirinya. Taeyong hanya menghela nafas panjang, menatap tajam Jeno. Jeno yang tahu arti tatapan Taeyong itu, menunduk dan berkata lirih "Maaf, Paman"
Taeyong memang selalu mengomelinya setiap kali Jeno menyalahkan dirinya.
"Paman, bisakah Paman menghubungi Papa untuk bertanya keberadaannya?" Pinta Jeno. "T-tapi jangan bilang kalau Jeno yang bertanya"
Taeyong yang mendengar itu sedikit lega. Sepertinya Jeno sudah mulai memaafkan Ayahnya.
"Baiklah, nanti Paman coba" Taeyong mengacak pelan rambut Jeno gemas. Ternyata Jeno tidak jauh beda dengan Jaehyun. Gengsi menunjukan rasa sayang mereka secara langsung.

TBC
Sad or happy ending nih kira? 😎

LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang