Hallo ZeeyLovers..
Apa kabarnya?
Sorry aku up' nya malem banget.
Kalian baca ini jam berapa?
Yuk ah baca!~Happy Reading~
Zeya berdiri di hadapan apartemen, melihat rak sepatunya yang kosong. Menandakan tidak ada seseorang di dalam. Syukurlah Arsa sudah pulang.
Ia membuka sepatunya, menaruh di atas rak sepatu. Lalu beralih menggunakan sandal yang tersedia untuk digunakan di dalam ruangan.
Wajah gadis itu tampak pucat pasi, rasanya sudah lelah. Zeya belum pulih total, seharusnya Zeya beristirahat. Alih-alih istirahat, gadis itu malah pergi keluar sampai sore hari seperti ini. Jika bukan karena Arsa, Zeya tidak ingin keluar. Gadis itu ingin menghabiskan waktunya untuk berada di rumah.
Zeya masuki kamarnya, menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Memejamkan matanya, lalu kembali membukanya. Menatap langit-langit kamarnya sembari menghembuskan nafas beratnya.
Baru saja Zeya menikmati kasur empuk miliknya. Namun ketukan pintu membuat Zeya harus kembali beranjak dari kasurnya. Ia berjalan ke arah pintu utama apartemennya. Dengan sorot mata sayu dan tubuh yang membutuhkan istirahat.
Dengan perlahan Zeya berjalan ke arah pintu, melangkahkan kakinya dengan rasa malas.
Setelah terbuka, gadis itu menatap seorang penghantar paket sedang berdiri di depannya.
"Ada apa ya mas?" tanya Zeya kebingungan. Gadis itu tidak memesan paket satu barang pun.
"Mas mau nganterin paket siapa? Kayaknya mas salah alamat deh, saya gak pesan paket," ucap Zeya jujur. Mungkin mas nya salah orang, pikirnya.
"Mba atas nama Zeya Allasya? Ini ada paket untuk mba," ucap kurir itu ramah.
"Dari siapa mas?" Penasaran siapa yang mengirimnya paket.
"Saya tidak tahu mba, saya hanya menghantarkan paketnya," ucap pengirim paket tersebut.
"Oh yaudah sini mas." Zeya mengambil paket tersebut dengan sopan.
"Ck, siapa si yang kirim paket," gumamnya dalam hati.
Kemudian Zeya kembali masuk ke dalam kamar. Penasaran dengan isi paket tersebut. Zeya membuka paket paper bag berwarna biru. Zeya menganga saat mengetahui isi paper bag tersebut. Dress selutut berwarna biru yang terlihat sangat cantik. Zeya menyukainya, tapi siapa yang memberikannya?
Tak sengaja gadis itu menemukan merk dan harga yang masih tergantung di dress biru itu. Ia terkejut melihat harganya, sangat mahal. Ternyata baju itu adalah keluaran dari brand ternama di mall-mall Indonesia.
"Gila, mahal banget, kira-kira siapa yang ngirim?"
Saking terkejutnya, Zeya memandangi dress itu selama beberapa menit. Menurut Zeya, siapa pun yang membelikannya itu sangat berlebihan. Melihat harganya saja Zeya sudah terkejut, tidak mampu membeli baju semahal itu.
Tangannya beralih memegang paper bag berwarna hitam, di dalamnya terdapat kotak lagi yang berbalut pita berwarna emas.
Zeya perlahan membuka kotak itu, Zeya yakin itu adalah kotak sepatu. Karena ukurannya yang panjang seperti halnya kotak sepatu biasa.
Setelah dibuka, Zeya kembali terkejut. Heels berwarna hitam yang berbalut dengan warna emas, tampak elegan dan heels itu tidak terlalu tinggi. Sang pengirim seperti tau apa yang Zeya suka, mulai dari warna, model, dan ukuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Zeya [Revisi]
Teen Fiction[completed] Diharapkan Follow sebelum baca! "Gue sendiri, gue gak punya siapa-siapa--" _Ranting yang patah karena angin adalah perwakilan atas cerita Zeya. Zeya yang selalu sendiri, tenggelam atas sebuah luka. Sosok malaikat Zeya telah kalah dan ter...