Haii Readers...
Ada yang kangen Zeya?
Siap ramein ceritanya?Yuk ah Markica!!
~Happy Reading~
Arsa sangat tidak tenang memikirkan Zeya yang tidak ada di UKS. Tadi Jingga bilang kalau Zeya di bawa ke UKS, namun Jingga pergi sebentar untuk makan di kantin karena dirinya lapar. Setelah kembali, gadis itu sudah tidak ada di atas kasur UKS.
Arsa mendekat ke salah satu PMR. "Lo liat Zeya anak kelas XI-IPA2 gak? Tadi dia dibawa kesini," tanya Arsa cemas.
"Oh Zeya, tadi dia dibawa pulang," ucap siswi anggota PMR tersebut.
Arsa mengerutkan keningnya bingung lalu menatap Jingga. Lelaki itu menggeleng, menandakan tidak tahu dan tidak mengerti.
"Sama Siapa?" tanya Arsa.
"Gue gatau," jelas PMR tersebut.
Arsa melenggang pergi dari UKS. Meninggalkan Jingga tanpa berbicara apa pun. Jingga berdecak kesal. "Giliran udah gini aja, Lo baru peduli sama Zeya," gumam Jingga pelan.
Sahabatnya ini sangat bodoh. Selalu mementingkan egoisnya dari pada hal yang menurut Jingga lebih penting, contohnya Zeya.
•••
Arsa mengendari mobil sedannya dengan kecepatan tinggi. Arsa sangat khawatir akan gadis itu. Apa Zeya akan marah kepadanya?
Arsa memarkirkan mobilnya di depan Apartemen yang di tempati oleh Zeya. Terburu-buru membuka pintu mobilnya. Lalu menggunakan lift untuk menuju lantai atas dimana Apartemennya berada. Berharap Zeya ada disana, setidaknya Arsa bisa bertemu gadis itu lagi.
Arsa membuka kunci pintu tersebut, memakai kunci cadangan yang selalu ia bawa. Lelaki itu masuk, menyusuri setiap ruangan disana. Sudah jelas Zeya tidak ada karena pintunya yang terkunci. Bukankah PMR tadi bilang jika Zeya di bawa pulang?
Arsa mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Lelaki itu sudah pusing dengan masalah hari ini. Belum masalah dengan Salma selesai, kini hilangnya Zeya membuat Arsa sangat pusing.
"Zeya Lo dimana sih!"
Arsa memejamkan matanya, menghela nafas beratnya. Memijit pelipisnya agar rasa pusingnya sedikit berkurang.
•••
Wajah gadis itu semakin pucat. Kondisi Zeya kenapa semakin memburuk? pasti karena dirinya selalu memikirkan hal yang cukup berat.
Zeya mengusir pikirannya jauh-jauh. Bagaimana pun Zeya harus sembuh, mengingat bahwa dirinya harus mengikuti lomba lusa nanti.
Merasa bosan di rumah sakit sendirian, gadis itu mencari handphone nya untuk menghilangkan rasa suntuk. Zeya melirik sekilas ke arah nakas, hanya ada air putih yang tersedia disana.
Gadis itu pun turun dari ranjang rumah sakit, sedikit berhati-hati karena kesulitan oleh infusan yang berada di lengan kirinya.
Zeya mencari benda pipih itu, ternyata ada di laci nakas bersama tas ransel sekolahnya. Gadis itu menghidupkannya, memilih membuka aplikasi 'WhatsApp' yang terlihat menarik dari pada yang lainnya.
Beberapa pesan dari temannya terlihat disana, juga Arsa yang menelpon gadis itu berulang kali. Tidak tahu bagaimana paniknya mereka, setelah tahu jika Zeya pingsan dan menghilang.
Zeya memilih pesan dari Visya, sepertinya sahabatnya itu sangat khawatir dan cemas atas perbuatan dirinya.
~VisyaGvny~
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Zeya [Revisi]
Novela Juvenil[completed] Diharapkan Follow sebelum baca! "Gue sendiri, gue gak punya siapa-siapa--" _Ranting yang patah karena angin adalah perwakilan atas cerita Zeya. Zeya yang selalu sendiri, tenggelam atas sebuah luka. Sosok malaikat Zeya telah kalah dan ter...