Haii..
Dan yang baru datang ke sini, selamat datang ....
Jgn lupa ramein setiap paragraf<3~Happy Reading~
Matanya menatap lekat Mansion mewah di hadapannya itu. Dia ragu untuk kembali ke rumah ini. Sedari tadi Zeya berdiri kaku di depan Mansion milik Alvaro.
Zeya bingung apa yang harus dilakukannya. Ketuk pintunya atau jangan? Ah Zeya pusing.
Lengannya mencekal roknya kuat, keputusan nya sudah bulat, dia harus masuk!
"Trobos ae lah!"
Alasannya Zeya datang ke sini untuk mengambil handphone nya yang tertinggal disana. Tetapi lebih tepatnya disita Alvaro. Jadi ternyata di sekolah tadi Zeya mencari-cari handphone nya. Dan bodohnya, dia lupa bahwa benda itu masih ada di tangan Alvaro.
Menghembuskan nafasnya agar sedikit tenang. Zeya mengetuk pintu utama Mansion itu. Jujur saja Zeya ragu dan ada rasa yang tidak mengenakan hati muncul tiba-tiba.
Deg
Seorang pria keluar dari dalam, Zeya terkejut saat Pria seusia Alvaro membukakan pintu. Dia bukan Alvaro!
"Ekhem, berani juga lo ke sini, nyari mati?" tanya pria itu sambil tersenyum meremehkan.
"K-kak Rio," ucap Zeya gugup.
Rio adalah salah satu teman Alvaro, termasuk anggota Creever. Terkenal kasar dan juga disegani banyak orang.
"Iya gue. Kenapa?"
"Bro, liat deh siapa yang datang ke sini sekarang," teriaknya.
Mampus! Zeya harus bagaimana? Jika Zeya di apa-apain apa yang Zeya harus lakukan? Zeya benar-benar takut. Tolong selamatkan Zeya!
Beberapa teman Rio keluar dari dalam, penasaran dengan ucapan Rio tadi. Tampak mereka yang menyeringai ke arah Zeya. Salah siapa Zeya masuk kandang singa.
Zeya berkutat dalam hatinya, selalu berdoa agar diberikan perlindungan. Zeya benar-benar takut, tangannya saja sudah gemetar. Pasalnya Zeya datang sendiri, tidak bisa meminta tolong kepada salah satu temannya.
Bisa saja Zeya melawan mereka jika perempuan, untuk para pria seperti ini Zeya jauh lebih lemah dari pada mereka. Handphone Zeya pun masih belum diberikan oleh Pria bernama Alvaro itu, alias wakil geng Creever tersebut. Nasib sial ini terjadi pada Zeya sekarang.
Ryan bertepuk tangan sekencang mungkin agar Zeya mendengarnya. Zeya menatap Ryan dengan ragu, apa masalah di kantin belum selesai juga?
"Berani juga lo, ada urusan datang ke sini?" tanya Ryan berjalan mendekati Zeya.
Zeya menunduk. "Gue cuman mau ketemu Alvaro, bukan kalian," jelas gadis itu.
Ryan menatap Zeya, dia tidak tahu-menahu urusan Zeya dengan Alvaro. Ryan sebenarnya malas bertemu dengan Zeya, tapi dari tatapan matanya seperti menatapnya jahil.
"Boleh, sini duduk dulu, deket abang Zio," ucap Zio menepuk kursi di sebelahnya.
"Cih, gak sudi, wajahnya si ganteng, tapi hatinya busuk," geram Zeya dalam hati. Tak berani berbicara langsung, karena takut mereka tambah emosi. Bisa-bisa Zeya habis diterkam.
"Sok jual mahal, aslinya murahan," timpal Rio.
What?? Dia bilang apa? Zeya murahan? Minta di gaplok tuh orang!
"Sabar Zeya," batinnya.
"Gue cuman mau ketemu Alvaro, gue gak mau nyari masalah sama kalian!"
"Masuk kandang Creever, tandanya nyari masalah sama kita," ucap Ryan mempertegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Zeya [Revisi]
Fiksi Remaja[completed] Diharapkan Follow sebelum baca! "Gue sendiri, gue gak punya siapa-siapa--" _Ranting yang patah karena angin adalah perwakilan atas cerita Zeya. Zeya yang selalu sendiri, tenggelam atas sebuah luka. Sosok malaikat Zeya telah kalah dan ter...