SIZ - 59. Goresan di buku baru

268 29 12
                                    

Hollaa....
Ketemu lagi ya><
Jangan lupa tekan bintangnya dulu!
Kalau ada typo tandain ya🥰

-disaranin streaming lagu sad-

~Happy Reading~

Obat demam di rumahnya sudah habis. Oleh karena itulah, Zeya pergi ke apotek untuk membeli obat, sekalian membeli obat tambahan. Karena Alvaro tidak hanya demam saja, tetapi juga flu yang membuat Alvaro bersin terus menerus.

Setelah mengambil obat dari salah satu farmasi, gadis itu melangkahkan kakinya menuju parkiran. Dilihatnya seorang pria yang menarik perhatiannya di sebrang sana, toko rumah kado yang cukup besar.

Kemudian, dia langsung naik ke motornya. Mengikuti pria itu dari belakang, walaupun Zeya juga tidak tahu apa alasannya dia mengikutinya.

•••

Menuruni motornya, lalu menaruh helm di atas jok motor. Menatap bangunan tinggi yang membuat Zeya semakin penasaran.

"Ngapain dia ke RSJ?" pikir Zeya.

Tak berhenti sampai disitu, Zeya masuk ke dalam rumah sakit tersebut. Mengikuti jejak pria yang kini sudah melangkah lebih jauh.

Tubuhnya menegang seketika, melihat seorang gadis yang di peluk pria itu erat. Bahkan senyuman itu sudah terbagi untuk gadis itu. Perlahan bibirnya melengkung ke bawah, bahkan air matanya berhasil lolos.

"Kenapa sakit si?"

"Ada hubungan apa lo sama dia?" Pertahanannya mulai hancur, tubuhnya lemas. Hatinya mencelos, air matanya kembali terjatuh.

Entah kenapa rasanya sangat sakit, padahal dia belum sepenuhnya mengingat Alka sama sekali. Tetapi rasanya sangat aneh ketika pria itu memeluk Salma. Ada rasa benci dan tidak suka, dari matanya yang menatap nyalang keduanya.

"Lo bilang, lo sayang gue?"

"Bulshit!"

Dengan penuh amarah dan sedih, gadis itu berlari. Tidak, tidak menghampiri mereka. Tetapi pergi dari sana, dia kecewa dengan Alka.

Sepeninggalnya tadi, Alka memberikan sebuah kado untuk Salma. Gadis yang telah mencelakakan Zeya itu pun menatapnya senang.

"Ini buat apa kak?" tanya Salma menatap paper bag yang diberikan Alka.

"Hadiah." Alka tersenyum, mengusak rambut Salma perlahan.

"Gue kan gak ulang tahun!" semprotnya.

"Iya tau, itu buat lo, karena hari ini lo udah sembuh, lo boleh pulang," ujar Alka dengan lembut. Mata gadis itu berbinar, tidak percaya dengan ucapan Alka.

"Serius?" Alka hanya menjawab dengan gumam.

•••

Semilir hembusan angin menerpa wajahnya, hingga beberapa anak rambutnya terhempas mengikuti arah angin. Mata coklat indah milik Zeya tengah menatap pemandangan dari atas sana. Tempat favoritnya dulu dengan Gala dan Arsa. Dia rindu masa SMP itu, dimana hari-hari itu masih seindah pelangi.

Kafe milik bunda dari Gala yaitu tante Mesya. Namun kini tante Mesya jarang ke kafe karena dia juga mempunyai toko butik di Bandung.

She Is Zeya [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang