Haii semua, kalian boleh panggil aku Aca
Aku panggil kalian ZeeysKalian tim pembaca baru atau tim bembaca ulang?
Lewat jalur mana bisa ke sini?
Buat tim pembaca baru, jangan lupa vote dan komen yaa....
_Happy Reading_
Seorang perempuan berusia 17 tahun itu pun duduk terpaku di lantai toilet, ia terjatuh menghantam kerasnya lantai. Sedangkan pelakunya hanya bisa tersenyum, lebih tepatnya ia menyeringai.
"Lo gak malu numpang hidup sama Arsa?" ucap perempuan yang kini tengah berdiri di hadapan Zeya. Gadis itu hanya diam seribu bahasa. Mau melawan, tapi ia bisa apa? Ia hanya bisa diam jika orang lain seperti gadis di hadapannya ini menindasnya. Ia selalu berdoa semoga ada orang lain yang akan berbaik hati padanya, membantu dirinya dalam masalah seperti ini.
"Hari ini gue belum nampar Lo ya? Tangan gue udah gatel nih," ucap gadis dihadapannya itu.
Yera.
Gadis yang terkenal dengan sifat licik, sombong, dan angkuh. Zeya benci dengan Yera, Zeya berharap dirinya dan Yera akan bertukar nasib.
"Berhubung gue baru perawatan, tangan gue terlalu berharga untuk nampar cewek kegatelan kayak Lo!"
"Arsa gue mohon Lo kesini, gue butuh Lo," batin Zeya berteriak. Mengharapkan Arsa akan datang membantunya.
"Rena, bawa air tadi kesini," pinta Yera kepada Rena. Rena adalah salah satu teman Yera. Yera mempunyai tiga orang teman. Mereka sama-sama jahat, dan juga licik.
Byur
Tiba tiba saja air membasahi seluruh tubuhnya. Basah, semua seragamnya lesu tak lagi berbentuk. Murid lain yang lalu lalang ke toilet hanya menatap Zeya dengan rasa iba, mereka tak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya tidak ingin berurusan dengan Yera. Arsa, dia orang yang dibutuhkan Zeya, namun tidak ada tanda-tanda kedatangan Arsa. Saat ini ia hanya pasrah apa yang dilakukan Yera kepadanya.
"Berhubung udah ada Bell, Lo bebas!" Yera pergi meninggalkan Zeya yang sudah merasa kedinginan karena seragamnya yang basah kuyup itu. Zeya duduk terpaku melihat Yera yang semakin hilang dari pandangnya.
Kesalahan apa yang telah dibuat Zeya, ia tak paham dengan semua ini. Kenapa harus Zeya yang ada di posisi ini. Kenapa tak orang lain saja? Entahlah mungkin sudah takdir bagi Zeya.
Zeya langsung pergi ke kelasnya, ia tak mau terlambat mengikuti pelajaran. Entah apa alasan yang akan dibuat Zeya kali ini.
"Maaf Bu saya sedikit terlambat," ucap Zeya ketika melihat guru mengajarnya sudah berada di kelas. Sesekali ia menatap ke tempat duduknya bersama Arsa, namun Arsa tak terlihat disana.
"Kamu kenapa basah kuyup kayak gini? Emang di luar hujan?" tanya Bu Fika kepada Zeya.
"Tadi saya kepleset, terus jatuh ke kolam renang." Semua murid yang mendengarnya hanya diam. Padahal mereka tau Zeya itu berbohong, mana bisa ia terjatuh ke kolam renang, sedangkan pintu masuk tidak melewati kolam renang.
"Kamu bawa baju ganti?" tanya Bu Fika.
"Baju olahraga saya ikut basah Bu," ucap Zeya jujur. Bajunya memang Basah karena tadi ditaruh di tas yang dipakai gadis itu dari tadi.
"Gue bawa baju olahraga, Lo bisa pake, gue gak akan ikut mapel olahraga kok," ucap seorang siswi bernama Visya itu. Visya memang sangat baik terhadap Zeya. Terkadang Visya merasa iba dengan Zeya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Zeya [Revisi]
Fiksi Remaja[completed] Diharapkan Follow sebelum baca! "Gue sendiri, gue gak punya siapa-siapa--" _Ranting yang patah karena angin adalah perwakilan atas cerita Zeya. Zeya yang selalu sendiri, tenggelam atas sebuah luka. Sosok malaikat Zeya telah kalah dan ter...