Yap, betul banget aku double update...
Khusus buat hari ini hehe
Hari ini aku tuh abis bagi rapot, jadi baru freeJgn lupa vomment ♥️!
~Happy Reading~
"Tunggu, lo salah paham!" ujar pria itu. Dia membawa Zeya ke tempat yang lebih sepi. Agar tidak ada yang melihatnya.
Huft, lo-gue lagi nih? Zeya tersenyum miris.
"Tuan Alka, gue gak sebodoh itu, ngapain di dalam berduaan kayak gitu, mau alesan kalo dia waketos?" Zeya berdecak, menatap Alka dengan mata elangnya.
"Bukan gitu alesannya!" hardik Alka. Pria itu memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Dari tadi gue cari, ternyata lo-" Zeya menggantungkan ucapannya."Berduaan sama dia," lanjutnya, menatapnya penuh kecewa.
'dia' yang dimaksud Zeya adalah gadis tadi, gadis yang bersama dengan Alka. Gadis bernama Qila, adik kelasnya.
"Gue gak ngapa-ngapain sama dia Zeya, jangan egois gini!" sergah Alka , suaranya hampir menggema di sana.
"Siapa yang egois, gue gak egois!" Gadis itu masih membela dirinya sendiri.
"Jangan merasa paling tersakiti, dengan jadiin gue pelampiasan!" hardik Alka. Pria itu tak mau kalah, keduanya tampak egois, terutama Alka.
Zeya memegang dadanya yang terasa sesak. Namun tetap bersikap biasa saja. Hatinya ngilu, seperti teriris benda tajam. Matanya sudah merah menahan tangis yang membendung.
"Gue gak pernah sama sekali berpikir buat jadiin lo pelampiasan, kenapa lo ngomong seenaknya gitu, apa buktinya?" Zeya kembali bersuara.
Alka membuka ponselnya, memperlihatkan kepada Zeya. Sebuah video, ada dirinya bersama seorang gadis. Gadis itu mengucapkan terima kasih telah memilih Arsa menjadi ketos, walaupun bukan Arsa yang terpilih.
Zeya terkekeh, jadi ini alasan lelaki itu marah padanya. Zeya teringat sesuatu.
"Makasih lo udah mau milih Arsa jadi ketos."
Salma
Satu nama yang teringat dipikirkannya. Gadis licik berkedok sok polos itu ternyata biangnya.
"Cih, lo percaya sama dia?"
Bukannya menjawab Alka malah memberikan pertanyaan.
"Maksudnya lagu tadi apa? Lo masih suka sama Arsa? Lo seneng Arsa senyum-senyum liat lo?" tuduh Alka dengan tatapan yang sulit diartikan, tatapan mengintrogasi.
Zeya tidak suka dituduh seperti itu. Alka menatap Zeya dengan tatapan tajamnya, tempat itu mendadak dingin. Zeya tidak suka suasana seperti ini. Terlihat canggung.
"Serah lo!"
Melirik mata indah itu sekilas, lalu membuang muka ke arah lain.
"ZEYA!" teriak Alka.
Setelah mengucapkan itu Zeya berlari, tak menghiraukan teriakan kekasihnya itu. Baru dua hari, sudah diberi masalah seperti ini.
Alka mengacak rambutnya frustasi, lalu memukul dinding bangunan kokoh di sampingnya.
•••
Zeya menghembuskan nafasnya gusar, kakak menyebalkannya itu tidak bisa menghantarkannya pulang karena dia akan pergi ke rumah Grey karena adiknya angkatnya itu sakit.
Rasa cemburu menghantuinya, seperti tidak suka jika Alvaro dekat dengan Grey. Sebagai adik kandungnya, Zeya ingin Alvaro itu sepenuhnya miliknya seorang. Kecuali jika kakaknya menikah nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Zeya [Revisi]
Teen Fiction[completed] Diharapkan Follow sebelum baca! "Gue sendiri, gue gak punya siapa-siapa--" _Ranting yang patah karena angin adalah perwakilan atas cerita Zeya. Zeya yang selalu sendiri, tenggelam atas sebuah luka. Sosok malaikat Zeya telah kalah dan ter...