~Happy Reading~
Kini pukul 4 sore, Alka masih belum pulang karena masih ingin bersama Zeya. Mereka bertiga tengah berada di ruang khusus, lebih tepatnya sedang main PlayStation.
Zeya sendiri hanya menonton sambil memakan cemilan yang dibeli oleh Azka. Sesekali gadis itu menyedot susu kotaknya.
"Wahh curang lo bang," seru Alka tak terima jika dirinya kalah.
"Iya tuh abang mainnya curang, masa sengaja gangguin Alka biar gak fokus," sungut Zeya mendengus kesal.
"Sekali lagi yok," ajak Alvaro.
"Siapa takut, biasanya juga gue yang menang," ucap Alka membanggakan diri. Memang dahulu Alka selalu menang melawan Alvaro.
Mereka pun memulai permainan dari awal. Keduanya kembali berfokus dan bermain dengan heboh.
"Alka awas, buru ke sana, mati lo!" seru Zeya.
"Kita yang main tapi suara lo yang paling heboh dek," ejek Alvaro terkekeh geli. Sedangkan Zeya sudah cemberut.
"Zey, kamu besok harus ke sekolah," ucap Alka tak mengalihkan pandangannya pada layar.
"Ngapain?" Zeya mengernyitkan dahinya.
"Ngebuktiin kamu gak salah, tadi aku sama bang El udah ke ruang CCTV, penjaganya bakalan jadi saksi," jelas Alka.
"Padahal lumayan dapet libur dadakan," keluh Zeya membuat Alvaro ingin menyentil keningnya.
"Meskipun udah berubah, lo harus tetep rajin dek," ucap Alvaro.
"Aishh, kan emang anak rajin," ucapnya.
"Pindah kelas aja ya?" tanya Alvaro membuat Zeya misuh-misuh.
"Gak mau abang, Zeya udah nyaman di situ," protesnya.
"Keras kepala," timpal Alka, gadis itu hanya mencibir kesal.
•••
Zeya menyenderkan kepalanya dibahu Alka, melingkarkan tangannya di pinggangnya. Sesekali gadis itu menyembunyikan wajahnya di balik punggung Alka. Kebetulan Alvaro ada panggilan dari kantor, jadi tinggallah mereka berdua.
"Alkaa, keluar yuk Zeya bosen," rengek nya.
"Gemes banget, pengen ngarungin." Alka mencubit pipinya lalu terkekeh melihat wajah Zeya yang sudah cemberut.
"Masak aja yuk," seru Alka, namun Zeya menggeleng.
"Takut kebakaran," cicitnya.
"Pacar gue konyol banget," ucap Alka. Mengacak-acak rambut Zeya.
Hey mereka sama-sama konyol, tetapi tetap saja tidak mau mengaku.
"Mau beli boba, yang di deket apart, masnya baik ganteng lagi," pekik Zeya.
"Gantengan aku apa masnya?"
"Masnya lah, kamu kan jelek," ejek Zeya.
Mendengar ejekan Zeya, Alka tersenyum jahil.
"Ke Cafe abang kamu aja yuk, kan disana pelayannya cewek semua, lumayan cantik juga buat di bawa pulang," ujar Alka membuat Zeya mendelik kesal. Memukul bahu pria itu dengan tangan kosong.
"Alka mah, kan cuman bercanda." Zeya mengerucutkan bibirnya.
Alka menyentil bibirnya pelan. "Siapa yang mulai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Zeya [Revisi]
Fiksi Remaja[completed] Diharapkan Follow sebelum baca! "Gue sendiri, gue gak punya siapa-siapa--" _Ranting yang patah karena angin adalah perwakilan atas cerita Zeya. Zeya yang selalu sendiri, tenggelam atas sebuah luka. Sosok malaikat Zeya telah kalah dan ter...