SIZ - 25. Bukan salah perasaan

371 39 12
                                    

Hallo...
Ada yg Kgn Alka ga?
Coba Comment!

~Happy Reading~

"Huh hari ini badan gue mau remuk rasanya, cape banget," ujarnya.

Zeya merapihkan barang-barangnya seperti bisa. Lalu membenarkan rambutnya yang tidak beraturan. Zeya memakai kacamata kali ini, dia berpikir bahwa Alka akan mengajaknya naik motor, oleh karena itu dia tidak mau terkena debu.

Ya, Zeya akan pergi bersama pria itu, Alka. Zeya keluar dari Cafe, sudah jam 5 sore. Dirinya melihat Alka di luar Cafe, sedang duduk di atas motor mogenya. Senyuman Zeya terukir begitu saja, Alka dari kejauhan menatap Zeya yang sedang berlari ke arahnya.

Alka berdecak. "Ck, gausah lari-lari nanti jatoh. Gue gak bakalan kabur juga."  Zeya menggembungkan pipinya. Sangat gemas menurut Alka.

"Udah ayok naik, keburu buluk gue nungguin di sini," ucapnya. Zeya langsung duduk di atas motor Alka.

Mana ada Alka buluk, Alka malah tambah ganteng kalau keringetan kayak gitu, pikir Zeya.

Alka mengendarai motor dengan kecepatan sedang, membelah jalanan ibu kota yang cukup ramai. Jam segini adalah waktunya para pekerja untuk pulang. Tampak Zeya yang tersenyum menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya, sehingga beberapa anak rambut terhempas mengikuti arah angin.

Motor Alka melambat, di depannya ada kemacetan, tetapi tidak panjang. Tak sengaja dirinya melihat seorang pria dengan seorang gadis. Tatapan penuh cinta sang pria jatuh kepada gadis itu. Membuat hati Zeya teriris melihatnya. Apalagi ketika lelaki itu sedang melakukan aktivitas yang sangat romantis kepada gadis itu.

"Arsa." Senyuman Zeya memudar, dia memalingkan wajahnya agar Arsa tak melihatnya. Arsa sedang duduk bersama seorang gadis, siapa lagi jika bukan Salma.

Alka merasakan gerakan dari Zeya yang menundukkan kepalanya. Zeya bersembunyi dibalik punggung Alka.

Motor Alka kini melaju dengan cepat karena mobil dari arah belakang beberapa kali membunyikan klaksonnya. Zeya bernafas lega, dia membenarkan posisinya ketika motor sudah menjauh dari Arsa.

"Kenapa?" Suara berat Alka terdengar dari balik helm full face nya. Zeya menggeleng, hal itu bisa terlihat dari kaca spion motornya.

Motor mereka berhenti di sebuah Cafe yang cukup ramai dikunjungi. Zeya turun dari motor Alka, memberikan helm kepada Alka. Zeya mendongak melihat nama tempat itu.

"Seblak Seuhah," sahutnya. "Eum menarik."

"Gue tantang lo makan level terpedes di sini gimana?" tantang Alka dengan semangat.

Zeya berpikir sejenak, dirinya beberapa hari yang lalu masuk rumah sakit karena maag. Kali ini, apakah Zeya akan masuk rumah sakit lagi hanya untuk menerima tantangan Alka?

Tetapi Zeya tidak bisa menolak makanan yang di tawarkan Alka, apalagi seblak. Perempuan mana yang tidak suka seblak? Seblak itu number one.

"Lo jual, gue beli," ucap Zeya tersenyum manis, namun malah jatuhnya terkesan menyeramkan.

Mereka berdua masuk ke dalam Cafe tersebut. Duduk di meja dekat jendela seperti biasanya.
Memesan beberapa menu seblak yang tersedia, terutama seblak level paling tinggi. Menurut orang yang mereview makanan disini, seblak level 7 adalah level yang paling pedas dan mereka pun memesannya.

Beberapa menit kemudian, pelayan datang ke meja mereka dengan senyuman ramah. Menaruh pesanan tersebut ke atas meja. Kuah seblak itu tampak sangat merah, membuat Alka sendiri meneguk salivanya. Sebaliknya dengan Zeya, gadis itu sangat semangat. Seblak itu terlihat menggiurkan.

She Is Zeya [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang