Haii siapa yang kangen cerita She Is Zeya?
Yuk ramein setiap paragrafnya.~Happy Reading~
Setelah mandi sore tadi, Zeya tertidur di kamarnya. Hingga kini jam menunjukkan pukul 7 malam.
Gadis cantik berusia 17 tahun itu bangun, berjalan ke luar dengan mata yang belum terbuka sempurna. Menggunakan piama tidur berwarna biru, juga sandal berbulu yang juga selaras dengan warna piamanya.
Kecantikannya tidak pernah hilang walapun masih menunjukkan muka bantalnya. Zeya mendengar suara gelak tawa dari lantai dasar. Dengan kakinya, gadis itu melewati setiap anak tangga untuk menuju lantai dasar.
Zeya melihat beberapa remaja seusia Alvaro tengah duduk di ruang tamu. Zeya menghampiri mereka, lebih tepatnya menghampiri abangnya.
"Abang," rengek Zeya.
Semua orang menoleh ke arah Zeya. Mereka tersenyum seraya menyapa Zeya. Gadis itu membalas senyuman ke 5 pria tersebut.
Salah satu dari mereka menatap Zeya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Gadis di hadapannya terlihat lucu dan manis menurutnya. Terpesona akan kecantikan dari seorang Zeya Allasya.
"Udah bangun, sini duduk," titah Alvaro. Zeya mengangguk lalu mengambil posisi di dekat Alvaro dan menyandarkan kepalanya di bahu Alvaro.
Alvaro mencubit pipi Zeya. "Ca, kenalin ini temen-temen abang."
"Haii semuanya, kenalin gue Zeya adiknya bang Valo," sapa Zeya sambil memperkenalkan diri.
"Haiii Zeya, gue Deon," ucap pria berambut coklat. Tubuhnya tinggi dan putih, sebelas dua belas lah sama Alvaro.
"Gue Alby," ucap pria berambut sedikit ikal, terlihat manis menurut Zeya.
"Gue Kafka," ucap pria beralis tebal dan wajahya tidak kalah tampan dari yang lain.
"Gue Albar," ucap pria yang menurut Zeya lucu karena wajahnya terkesan babyface.
Zeya menatap satu orang lagi, menunggu dia memperkenalkan dirinya. Namun pria itu malah diam, menatap wajah cantik Zeya secara terang-terangan.
"Lo?" tunjuk Zeya pada pria tadi. Ingin mendengar pria itu memperkenalkan diri juga.
Pria itu berdecak. "Bukannya udah kenal ya?" tanya pria itu jengkel.
Zeya terkekeh pelan. "Kenalan lagi."
"Gue Alka Zeffranio Anggara, pangeran dari khayangan untuk menikahi bidadari bernama Zeya Allasya Mahendra," ucap Alka dengan jahilnya.
"Masih SMA, main nikah-nikah aja!" semprot Zeya. Terdengar gelak tawa dari mereka, lucu melihat Zeya yang marah seperti itu.
"Yaudah lulus SMA gue nikahin," ucap Alka. Mungkin yang mendengarnya ucapan Alka hanya main-main. Tapi Alka sendiri menganggapnya serius dengan ucapannya itu.
Bugh
Zeya memukul lengan pria itu dan menatap tajam ke arah Alka.
"Galak juga adek lo El," ejek Deon. Zeya sendiri sudah cemberut mendengarnya.
"Ya gitu deh," balas Alvaro.
"Abang Zeya laper, bibi masak?" tanya Zeya pada abangnya.
"Bibi lagi pulang kampung, anaknya lagi sakit. Kamu makan di luar aja sama pangeran dari kolong jembatan," ucap Alvaro membuat Zeya mendengus tapi juga ada rasa senang bisa pergi bersama Alka.
"Ayok gue temenin," ucap Alka. Zeya hanya mengangguk dan berdiri mengikuti Alka yang berjalan keluar.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Zeya [Revisi]
Ficção Adolescente[completed] Diharapkan Follow sebelum baca! "Gue sendiri, gue gak punya siapa-siapa--" _Ranting yang patah karena angin adalah perwakilan atas cerita Zeya. Zeya yang selalu sendiri, tenggelam atas sebuah luka. Sosok malaikat Zeya telah kalah dan ter...