16

3.1K 230 1
                                    

Instagram: kakra.story

Enggak ada hal lain yang gue rasain saat ini selain rasa kesel.

Kesel banget.

Gue bener-bener kesel sama Mario.

Cowok itu dengan mudahnnya mengakui menginginkan pernikahan yang sudah ditinggalkannya enam tahun yang lalu, dengan mudahnya juga mengakui bahwa dia mencintai gue, dan meminta gue memberi kesempatan untuk memulai semuanya dari awal.

Gue rasa dia bener-bener gila. Setelah semua yang dilakukannya, dia pikir gue bakal luluh gitu aja?

Enggak! Entah untuk saat ini ataupun esok hari. Cowok itu pasti berpikir bahwa dia bisa meluluhkan hati gue kembali hanya karena gue pernah mencintainya di masa lalu, tetapi gue pastikan hal itu tidak akan pernah terjadi, gue enggak bakal lagi luluh sama dia.

Gue menarik napas panjang sampai rasa sesak gue rasain, kemudian mengembuskannya kembali secara perlahan. Memikirkan cowok itu selalu berhasil bikin kepala gue cenat-cenut. Kenapa coba dia pulang ke tanah air, kenapa enggak pindah aja?

"Kenapa coba?!" Gue berteriak, mengeluarkan seluruh perasaan tak nyaman yang membelenggu di hati karena ulah cowok itu. "AAAAAAAA, NYEBELIN BANGET, SIH!!!"

"Siapa yang nyebelin?" tanya seseorang tiba-tiba terdengar di telinga gue.

Gue menoleh ke sumber suara, di mana kini mama berada dengan muka putihnya.

Kenapa coba itu emak-emak malem-malem bikin takut aja. Wanita itu duduk di sebelah gue.

"Gimana reuniannya, seru?" ucap mama memberikan pertanyaan yang berbeda dan gue hanya mengangguk saja sebagai jawaban, sedikit bersyukur karena beliau enggak menanyakan lebih lanjut perihal siapa yang gue sebut nyebelin itu.

Mama bisa ngamuk kalau denger nama Mario. Nama cowok itu memang menjadi sensitif saat ini jika diujarkan di rumah gue.

"Pasti serulah kalau ketemu temen lama," ucapnya kembali. "Temen-temen kamu udah ada yang jadi apa aja tuh?"

Gue kontan menggangkat kedua bahu setelah mendengar pertanyaan mama yang satu ini. Mama pasti akan membanding-bandingkan gue kalau beliau tahu ada beberapa teman yang udah sukses dan mapan di usia mudanya.

"Selebgram, Youtuber, Tiktoker dan masih banyak lagi, pokoknya jadi bintang di platform yang dipake masing-masing."

Sengatan di paha gue rasain sedetik setelah mengucapkan kalimat jawaban atas pertanyaan mama itu. Gue ketawa seraya menjauhkan diri, kenapa mama jadi hobi mencubit, sih?

"Mama serius, Jessi!"

"Jessi juga serius, Mama!" balas gue membuat mama mendengus.

"Ya udah!" seru wanita itu. "Terus tadi siapa yang kamu katain nyebelin?"

Ah, mama masih ingat aja. Gue harus jawab apa coba?

Kayaknya gue harus mengalihkan pembicaraan, sih, apalagi ada sesuatu yang lebih penting yang harus gue sampaikan kepada mama.

"Bukan siapa-siapa, nyebelin tuh maksudnya Jessi bosen di rumah," jawab gue membuat mama mengangguk.

"Kan abis keluar kamu tuh, pergi reuni!"

"Tetep aja bosen!" ujar gue kini menatap wanita itu. "Lusa Jessi pulang, ya?"

Mama membulatkan matanya, beliau yang memang sudah menyeramkan karena masker yang dikenakannya kini menjadi semakin seram saat matanya melotot nyaris meloncat. Gue enggak salah ngomong kan, kok, nyokap gue gitu banget reaksinya?

"Pulang ke mana?!" tanyanya dengan nada membentak, gue jadi meringis. "Rumah kamu kan di sini!"

"Ke Bandung, Mama," jawab gue. Ya iya emang rumah gue di sini, tapi kan pekerjaan gue ada di sana. Mama gimana, sih.

Love Scenario [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang