6.|| PERCIKAN MASALAH

622 95 7
                                    

Sudah makan?

Sudah mandi?

Sudah chat doi atau belum?
Wkwkwkwk

••••

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

"Ada yang luka?"
"Ada kamu, mana mungkin aku terluka"

6.|| PERCIKAN MASALAH

Ruang Bimbingan Olimpiade.

Leo, dia sedang membolak-balikkan kertas kosong yang dipegangnya.

"Jar, habis cari X trus cari yang mana? Gue lupa," ucap Leo memberikan kertas miliknya kepada Fajar.

"Cari gradien," ucap Fajar dan menuliskan beberapa rumus untuk soal tersebut.

Mici yang duduk berhadapan dengan Fajar kini sedang memukul-mukul pelan bolpoin ke pipinya. Mici terlihat sangat santai dan tanpa beban menurut Fajar.

"Jar, jawaban gue yang ini bener nggak?" tanya Mici.

Fajar melihat cara yang Mici gunakan, dan hasil akhir yang Mici dapatkan dari menghitung tegangan listrik.

"Bener," ucap Fajar manggut-manggut. Sebenarnya tidak heran jika Mici selalu bertanya padanya dengan tujuan agar Fajar bisa membimbingnya jika ada kesalahan. Namun, selama ini Mici tidak pernah melakukan kesalahan sedikitpun dalam soal menghitung, apalagi fisika.

"Maaf, saya terlambat," ucap Bu Yulis memasuki ruang bimbingan dengan setumpuk kertas.

"Saya akan jelaskan beberapa materi, dan akan saya berikan contoh-contoh soalnya. Setelah itu saya akan rapat di kabupaten. Jadi,kalian akan saya tinggal," ucap Bu Yulis.

••••

Ganesha, bukannya belajar di kelas dengan patuh dan tertib, kini justru berkeliaran bersama Brian mengelilingi Langit menunjukkan pesonanya. Bukannya Ganesha tebar pesona, tapi si playboy yang tebar pesona. Bahkan sedari tadi, Brian menyisir-nyisir rambutnya sampai ratusan kali.

Satu niat terselubung dalam benak Ganesha. Dia akan ke ruang bimbingan untuk sekedar mengintip dan melihat betapa serius pacarnya saat belajar.

Brian memutar-mutar uang 2000 rupiah ditangannya yang telah digulung. "Jaman sekarang, uang segini dapat apaan?"

"Es teh aja 2500," ucap Brian.

"Lo beliin bolpen dapat satu," ucap Ganesha.

"Beli pensil dapat setengah," ucap Ganesha.

Brian melotot. "Hah? Beli pensil dapat setengah?"
"Bentar, gue ngelag dulu."

Ganesha dengan kurang ajarnya justru mencubit daging yang ada di tulang belikat Brian. "Aw awduhai," ringis Brian menyingkirkan tangan laknat ketuanya.

MICI CALISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang