EXTRA PART I

183 13 0
                                    

EXTRA PART I


7 bulan kemudian

Ganesha menjemput Mici dengan pakaian serba hitam dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Mici yang duduk di teras dengan Ganesha pun menunduk dengan kesedihannya.

"Kamu ganti baju ya, kita ke pemakamannya."

••••

Mici datang bersama Ganesha dengan baju serba hitam.

Begitu tiba didepan kotak mayat, Ganesha melepas kacamata hitamnya, menampilkan mata sayupnya yang rindu dengan mendiang.

PUTRI ALESHA

Tertulis nama lengkapnya didepan peti tersebut.

Putri, kini dia dapat beristirahat dengan tenang tanpa harus merasa sakit dan tak perlu lagi bertemu dengan infus dan jarum suntik. Tak perlu cuci darah, dan tak perlu juga kemoterapi.

Mici menutup mulutnya tak menyangka Putri akan pergi secepat ini. Bahkan tiga hari lalu Mici masih sempat menjenguk Putri di rumah sakit bersama Ganesha membawakan buah-buahan serta salad buah. Putri harus sehat! ucap Mici kala itu sebulan setelah hari kelulusan.

"Selamat hari kelulusan buat kamu, Putri," ucap Mici berada disamping peti mati Putri dengan Putri yang telah didandani cantik, sangat cantik memakai baju kesukaannya— gaun putih.

"Kamu cantik," ucap Mici getir. Paras pucat Putri tetap cantik bahkan disisa hidupnya.

"Kamu baik."

"Aku suka kamu ada diantara aku dan Ganesha," ucap Mici.

"Selamat beristirahat dengan tenang, Put," ucap Ganesha.
"Kamu sepupu terbaik yang pernah ada."

Tangis Mici pecah saat itu juga. Mici langsung dipeluk oleh Ganesha, dan Ganesha mengelus punggung Mici.
"Ikhlasin ya."

Ganesha membawa Mici duduk diluar bersamanya, tak sengaja Ganesha juga berpapasan dengan Eal yang tak kalah berdukanya saat ini.

"Hati-hati disana, Putri," ucap Eal kepada Putri.

••••

Suasana pemakaman pecah dengan tangisan.

Pak Gurstov dan Bu Ansellian menenangkan kedua orang tua Putri dan menguatkan mereka.

Mici dan Ganesha yang menyaksikan dibarisan paling depan berusaha menerima keadaan walaupun itu berat, menyaksikan kepergian seseorang secara tiba-tiba bukanlah perihal yang mudah apalagi orang tersebut berjanji akan sembuh.

Ganesha membawa payung hitam untuk memayungi dirinya dan Mici. Dibelakang Mici ada juga Syifa yang sudah berlinang air mata sejak di rumah duka, yang bahkan Fadha harus mengelus bahu Syifa agar Syifa tidak menangis sesegukan.

"Ke-napa sih Pu-tri pergi gak pa-mit," ucap Syifa sesegukan.

Cuaca yang sangat cerah menandakan bahwa Putri hari ini senang. Banyak orang yang datang ke pemakamannya dan memberikan taburan bunga yang melimpah. Kalian harus tahu itu.

Brak!
Tak kuasa melihat kepergian anaknya, ibunda Putri pingsan ditempat. Bukan hal biasa lagi apabila sang ibu pingsan ketika mengantarkan anaknya berpulang kepada Yang Maha Kuasa.

Hari ini cerah banget put, seolah kamu kasih tahu ke kita kalau kamu seneng hari ini, batin Mici.

•••••

Begitu sampai dirumah, Mici langsung berjongkok didepan pintu dan menangis sejadi-jadinya.

"Hei, udah gapapa," ucap Ganesha berjongkok mengelus bahu Mici.

Bukannya berhenti menangis, tangisan Mici semakin menjadi deras dan sangat merasakan kehilangan. Bisa kalian bayangkan, orang yang menyelamatkan kehidupan kita justru malah pergi dari hidup kita.

Orang yang baik sama kita dan belum sempat kita balas kebaikannya, sudah pergi meninggalkan kita.

Orang yang peduli dengan perasaan kita, belum sempat kita bahagiakan perasaannya sudah pergi dengan perasaan yang kita tidak tahu apakah mendiang pergi dengan bahagia atau tidak.

"Gane... Putri udah gaada." Bahkan Mici lebih merasa kehilangan daripada Ganesha. Mungkin memang kebaikan Putri tak akan terlupakan bagi Mici. Bahkan orang baru pun bisa membuat kita merasa sangat kehilangan jika mereka pergi, itu karena mereka orang yang baik, sangat baik.

Ganesha langsung membuat Mici berdiri dan memeluknya.
"Hustt... Sayang.. Putri emang udah gaada, tapi kamu harus inget dia pernah ada di kehidupan kita," ucap Ganesha.

"Ingat kata aku, ikhlasin ya. Biar Putri bisa beristirahat dengan tenang dijalannya," ucap Ganesha.

"Kamu harus lepasin Putri, jangan terlalu diikat."

Lantas Ganesha menghapus air mata Mici yang sudah membuat basah wajahnya, matanya sembab, dan hidungnya memerah karena menangis begitu kencang.

"Besok kamu mau kasih bunga lagi?" ajak Ganesha. Mici mengangguk.

••••

AN//:

Satu kata untuk extra part ini

See u in extra part II MyBestie

29 JULI 2023

MICI CALISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang