38.|| SECUIL HARAPAN

196 25 2
                                    

Hayoo siap-siap 2 hari lagi masuk sekolah

Are u ready MYBESTIE??

••••

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Ada harapan, tapi apa aku harus berharap lagi? Berharap terus?

38.|| SECUIL HARAPAN

Syifa mondar-mandir didepan Mici yang kini masih pingsan. Beberapa saat lalu, Syifa mendapat telepon dari Mici menggunakan suara orang lain, bukan suara Mici. Mici pingsan didepan apotik yang membuat Syifa buru-buru menjemput Mici, bahkan Syifa yang tadi sedang makan bareng sama Gio pun langsung bergegas.

"Gue yakin, Mici sakit," ucap Gio.

"Iya sakit! Sakit hati!" balas Syifa sebal. Bahkan Syifa masih cemas karena Mici belum membuka matanya.

Syifa menunggu seseorang datang untuk Mici.

"Kak Mici pingsan dimana tadi?" tanya Galkar. Ini dia seseorang yang Syifa tunggu. Bahkan kehadiran Galkar di Solo pun diketahui oleh Syifa lantaran salah satu orang kenalan Syifa di hotel tempat Galkar tinggal memberi Syifa info.

"Kakak kamu bakalan bangun, tapi bisa kita bicara?"
"Ayo Gio kita bicara diluar."
"Yuk Galkar."

Setelah melihat sang kakak baik-baik saja, Galkar pun keluar bersama Syifa dan Gio.

Gio memilih untuk bersandar di tiang, membiarkan Syifa dan Galkar duduk berhadapan.

"Kamu udah ngapain aja di sini selama dua hari?" tanya Syifa.

Gio sontak berdehem. Gio yang sudah tahu Galkar ada di Solo pun pura-pura gelap tak melihat kejadian kemarin di markas. Gelap banget woi! Gak gak liat!

"Kak Syifa harus jaga kak Mici baik-baik," ucap Galkar.

"Karena..." Galkar mulai menceritakan semua hal yang ia dapatkan setelah bertemu dengan Ganesha Pratama Aldibrata ketua Gaspar.

••••

Galkar tersenyum smrik disaat Ganesha tidak menghindar ataupun mengucapkan sepatah kata kepadanya. Kepala dingin Ganesha membuat kepalanya semakin beruap.

"Hati?" tawar Galkar menegosiasikan target panahannya.

"Yah benar, sakit hati harus dibalas dengan hati sebagai obat penawarnya," ucap Galkar memejamkan sebelah matanya.

Brian yang berada di pojokan pun mati kutu tak berani bergerak selangkah pun. Walaupun tidak ada peringatan bergerak, namun Brian tidak akan bergerak. Ini masalah yang harus Ganesha hadapi jika sudah membuat Mici menangis.

"Oke tanpa penawaran, gue targetkan ke hati."

Galkar semakin menutup sebelah matanya dan fokus memicingkan mata kanannya bersiap menembakkan anak panahnya.

MICI CALISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang