13.|| TITIK DINGIN

433 62 14
                                    

Absen jam berapa kalian baca part ini

Yang malmingnya cuma rebahan dirumah acungkan jari tengahhhh😇👍

••••


••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Gue bisa urus semuanya, akan gue pastikan itu

13.|| TITIK DINGIN

Ditengah dinginnya malam Mici berlari sekuat tenaga menghindari kejaran manusia-manusia brengsek yang dengan tiba-tiba mengejar dirinya.

Dan sialnya, ponsel Mici terjatuh.

Mici menoleh ke belakang. Mereka masih mengejarnya.

"Brengsek," umpat Mici.

Begitu melihat belokan, Mici berberlok ke arah kiri dan memanjat pagar hitam tinggi, lalu bersembunyi dibalik sana.

Mici berjongkok dan bersembunyi di tembok berwarna cream tersebut sambil memelankan deru nafasnya walaupun nafasnya ngos-ngosan.

Dari celah gerbang, Mici melihat orang-orang tersebut telah lewat dengan kecepatan berlari yang sangat cepat sampai mereka tak sadar bahwa Mici telah bersembunyi di area yang dilewati.

Mici tersentak sekaligus terkejut sampai duduk terlantar dikala seseorang menepuk pundaknya.
"Maaf."

Mici refleks dan langsung mengatakan maaf saat menyadari pasti sang pemilik rumah memergoki dirinya yang dengan lancang masuk dan memanjat pagar.

"Hai, Mici!"

Mici mengangkat kepalanya.

Mici berdiri karena uluran tangan sang pemilik rumah.

Mici menepuk jidat orang yang ada dihadapannya.
"Ternyata rumah lo."

Syifa cengar-cengir melihat Mici yang terkejut melihatnya. Emangnya Syifa terlalu cantik ya saat pakai masker?

"Pak Yo, makasih ya," ucap Syifa kepada Pak Yo yang menjadi satpam di rumah Syifa. Pak Yo sengaja memanggil Syifa saat melihat Mici—teman sang tuan rumah sedang berjongkok dan bersembunyi. Pak Yo tentu mengenal Mici, karena Mici selalu datang ke sini.

Pak Yo mengacungkan jari jempolnya dari kejauhan dan kembali ke pos jaga di depan rumah Syifa.

Merasa maskernya retak, Syifa memegang jidatnya.

"Yahhhhh Miciiiiiiii retak masker gue," omel Syifa.

Bukannya mengomeli Mici lebih banyak, Syifa justru menggandeng Mici masuk ke rumahnya.

Syifa langsung mengajak Mici ke kamarnya seperti biasa.

"Ada coklat di meja."
"Gue mau cuci muka dulu," ucap Syifa.

MICI CALISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang