cr. to owner
16. Perasaan yang Sama
"Minhee! Sst! Woi, jangan melamun banyak setan!"
Dari atas ranjang Jumin memanggil-manggil aku yang memang tidak bisa tidur sejak beberapa menit lalu.
Hujan turun dengan derasnya, menambah kesan damai untuk malam yang masih belum terlalu larut ini.
Aku sedang memikirkan misi untuk Jumin besok. Jadi, ya.. Hanya melamun menatap plafon.
"Kenapa?" Tanyaku menatapnya balik, kepalanya muncul dari atas kasur
"Kau belum tidur? Apa tidak bisa tidur?" Tanya gadis itu masih dengan suara berbisik
"Aku belum mau tidur" Jawabku apa adanya mengubah posisi jadi duduk memeluk kedua lutut dengan selimut yang masih berada di bagian bawah tubuhku.
"Mau bermain?" Tanya Jumin dengan gaya bicara yang lucu
Aku berkedip 3 kali.
"Hei apa yang kau fikirkan pria tua? Maksudku bermain truth or dare" Ucap Jumin membuatku tersenyum konyol
"Ayo" Aku bergeser jadi menghadapnya
Ia tersenyum memeluk boneka ayamnya"Batu-gunting-kertas untuk menentukan siapa yang mendapat pertanyaan jujur atau tantangan" Kata gadis itu bersiap mengepalkan tangannya untuk bermain batu-gunting-kertas
"Batu-gunting-kertas"
Aku mengeluarkan batu Jumin kertas"Hahaha kau kalah, Truth or dare?" Tanya Jumin tanpa basa basi
Aku berfikir sejenak
"Oh iya, aku sedang malas keluar kamar. Bagaimana jika 'dare' nya hanya boleh dilakukan di dalam kamar?" Tanyaku minta persetujuan"Hmm boleh juga sih, aku sudah nyaman duduk begini hehe" Ia terkekeh
"Baik, aku pilih truth"
"Kebiasaan buruk apa yang paling menyebalkan dariku?" Tanya Jumin antusias, menunggu jawaban dengan senyum polosnya
"Wah" Aku balas tersenyum karena,
Ayo saja, kebiasaan buruk dia banyak sekali.Ok aku pilih 2
"Ada dua yang paling mengganggu, pertama kau suka sekali menggigiti kuku atau tidak mencuci piring sampai piring itu menjadi susah dicuci karena kotorannya yang mengeras. Huh itu sangat menyebalkan"
Jawabku tanpa memikirkan perasaannya.
Cara bermainnya memang begitu kan?"Hahahaha" Gadis yang duduk diatas ranjang itu tertawa, antara malu dan 'benar juga ya'
Melihat reaksinya membuatku ikut tertawa
"Ditunggu niat baik untuk berubah" Ucapku setelah ia berhenti tertawa
Ia hanya mengacungkan ibu jarinya."Padahal gunting kukumu banyak loh, imut-imut pula bentuknya kenapa masih suka menggigiti kuku sih?" Tanyaku akhirnya bisa mengutarakan apa yang selama ini membuatku ingin memarahinya setiap kali melihatnya duduk dipojokan sambil menggigiti kuku dan membuangnya sembarangan.
Err. Benar-benar bukan Juminku.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️(1) Kang Minhee - Suami dari Masa Depan
FanfictionSingkatnya, Minhee yang kembali ke masa SMA sang Istri untuk memperbaiki semuanya. Akankan semuanya berjalan sesuai harapan?