cr. to Pinterest
19. Sibuk
Ujian di depan mata, aku tidak bisa bermain-main lagi, harus mendapatkan nilai yang bagus agar bisa melanjutkan belajar di perguruan tinggi.
Setelah pulang belajar dari rumah Yeojin, aku berjalan menuju rumah.
Rumah?
Ah iya, akhir-akhir ini aku jadi jarang berada di rumah karena sibuk belajar bersama teman-teman dari pagi hingga malam. Keren kan?
Rumah pun sama sepinya seperti 1 tahun terakhir, hanya aku dan ruangan-ruangan kosong yang ada didalamnya, dan aku berharap tidak ada hantu maupun makhluk halus yang mengganggu.
Setelah sampai rumah aku melepas sepatu, menaruh tas di atas meja dan membersihkan diri.
Melihat kamarku yang banyak sekali buku-buku berserakan, akupun berniat membereskannya sekalian merapikan kamar supaya aku bisa belajar dengan damai dan tenang.
Lucy kemarin datang kemari dan membantuku membersihkan gudang. Setelah itu menjual-barang-barang bekas yang tidak terpakai lagi, lumayan mendapat uang untuk beli makanan enak setelah lelah beres-beres.
__”
Usai membereskan buku aku mengambil vacoom cleaner untuk membersihkan lantai, tetapi aku melihat sebuah kertas yang di remas hingga berbentuk sedikit bulat di pojok ruangan.
Karena penasaran akupun membukanya,
Jumin, maafkan aku. Kupikir ini semua sudah cukup untukmu. Kau adalah gadis yang sangat baik dan selalu ceria. Apa yang sudah aku berikan padamu hanya sedikit. Tapi semoga bisa membuat hidupmu menjadi lebih baik. Terimakasih sudah menjadi istriku..
Aku harus pergi. Jaga dirimu baik baik Jumin.. semoga sukses :')
Aku harus pergi, pergi ke supermarket.
Hahahahahahaha. Tertipu ya?’
Salam damai, Kang Minhee
Tunggu dulu?, lelucon macam apa ini?
Aduh, apa pula ini?
Aku terdiam cukup lama memandangi kertas dan mencoba mengenali tulisan siapa diatasnya.
“Kang Minhee?” Tanyaku spontan, tak ada yang akan menjawab tentunya.
Setelah mencoba mengingat sesuatu tentang kertas yang ada di tanganku akupun menggeleng cepat dan segera membuangnya ke tempat sampah.
Karena pusing dan harus memikirkan hal lain aku melanjutkan aktivitas beres-beres dan segera melupakan kertas aneh tadi.
__”
Aku sangat sibuk akhir-akhir ini, jadi aku hanya memasak makanan sesuai dengan resep yang tertempel di pintu kulkas, resep sederhana yang sengaja aku tulis.
Tunggu dulu.
Sejak kapan aku suka sayur? Kenapa resep-resep itu berbahan dasar sayur semua?
Tapi, isi kulkasku juga sayur, tidak ada makanan instan atau ramyeon yang biasanya memenuhi rak makanan.
“Paman dan Bibi Jeon membelikannya ya? Aku lupa nih” Gumamku mengambil sebuah baskom dan mencuci sayur.
Kemudian memasak kimchi yang akan aku simpan untuk stok beberapa hari kedepan.
Omong-omong, aku harus hidup sehat dan tidak makan sembarangan. Kau juga begitu ya? Jangan mentang-mentang masih muda jadi seenaknya makan yang aneh-aneh.
Tidak apa-apa sih, hanya saja aku sering membaca berita jika di masa tua penyakit-penyakit itu akan datang jika gaya hidup dan pola makan tidak sehat.
Aku hanya tidak ingin menyesal.
“Drrrt” Ponselku berdering
Aku mengeringkan tangan dan mengambil ponselku.
“Halo Lucy?” Sapaku, yang menelponku barusan adalah Lucy
“Hai Jumin, sibuk?” Tanyanya
“Aku mau kerumahmu. Mengembalikan buku, menurutmu aku pakai baju apa ya?” Sambungnya tanpa menunggu jawabanku atas pertanyaan pertamanya
“Aish, pakai kemeja dan celana training saja sudah cukup. Kau tidak akan bertemu pria tampan di jalan” Jawabku malas
“Hehehe, baik. Tunggu aku ya” Ia menutup telepon sepihak membuatku tertawa pelan.
Beberapa menit kemudian gadis itu benar-benar hanya datang dengan kemeja dan celana training yang warnanya sudah luntur dengan rambut diikat kebelakang.
“Halo, sini masuk. Aku sedang membersihkan kulkas” Sapaku segera menyelesaikan urusan kulkas dan mencuci tangan
Karena kedatangan Lucy, aku sengaja menyediakan makanan ringan dan makanan yang barusan kumasak diatas meja.
Tanpa perhitungan gadis itu memakan dengan semangat.
Aku tersenyum melihatnya.
“Lucy, apa kau ingat kapan aku menulis itu semua? Kok aku tidak ingat pernah menulisnya ya?” Tanyaku menunjuk sticky notes yang tertempel di pintu kulkas dan beberapa di pintu rak makanan
Lucy, dengan pipi penuh nasi menggeleng tak tahu.
“Sudahlah lupakan, tidak penting” Kataku tak dapat mengharapkan apa-apa lagi dari gadis dihadapanku kali ini
“Ibuku bilang kalau anak gadis harus pandai memasak, supaya nanti dapat suami tampan” Celetuk Lucy tanpa menatapku
“Hahaha. Konyol. Baiklah, aku akan berdo’a semoga kita berdua mendapatkan suami yang tampan” Kataku, sedikit garing sih, tapi asyik
“Amin” Lucy buru-buru menelan makanannya demi mengucap ‘Aamiin’
Ah, Lucy. Kau bisa saja membuatku terhibur saat otakku sedang pusing-pusingnya memikirkan ujian akhir dan perkuliahan.
“Oh ya. Bagaimana jika nanti kalau sudah sama-sama menikah kita memasak bersama? Sepertinya Asyik” Tiba-tiba saja ide aneh itu muncul
“Wah boleh juga tuh! Tapi aku tak pandai memasak” Sahut Lucy, awalnya semangat lalu wajahnya berubah sedih mengingat ia memotong bawang saja malah jarinya yang terpotong
“Tenang saja. Kita belajar bersama, Ok?”
Lucy tersenyum dan mengangguk, membuat seketika beban pikiranku melayang begitu saja, mengembalikan mood-ku yang awalnya kacau menjadi baik.
“Kita buat suami dan anak kita mampus dengan makanan enak ya, Jumin?” Lucy menaikkan alisnya tersenyum horor
Aku tertawa keras, sudah lama aku tidak tertawa selepas ini.
“Terimakasih ya, Lucy”
“Sama-sama”
“Eh, terimakasih untuk apa nih?”
Aku kembali tertawa, sepertinya aku akan terus tertawa jika duduk dihadapan Lucy.
“Terimakasih menemaniku, meskipun kau hanya numpang makan” Jawabku dengan sisa tawa
“Enak saja! Aku mengembalikan buku catatanmu tahu, tanpa itu kau tak bisa mengerjakan soal ujian. Rasakan” Lucy pura-pura ngambek
Karena sibuk, sebenarnya kami jarang bertemu kecuali saat berada di kelas atau saat jam istirahat kami sering makan camilan bersama di tangga menuju kelas 10. Maka dari itu kami sering curi-curi waktu untuk saling mengunjungi, itupun tujuan utamanya adalah belajar.
Huh. Masa-masa SMA sungguh berat.
“Akhir pekan kita pergi ke sauna yuk!”
__”yey sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️(1) Kang Minhee - Suami dari Masa Depan
FanfictionSingkatnya, Minhee yang kembali ke masa SMA sang Istri untuk memperbaiki semuanya. Akankan semuanya berjalan sesuai harapan?