9- Percayalah, Sakit itu Tidak Enak (Minhee's p.o.v)

21 1 0
                                    

cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr. to We Heart It

9. Percayalah, Sakit itu Tidak Enak

     Aku terbangun karena kebelet buang air besar, lalu tidak bisa tidur kembali akhirnya memilih untuk mandi, beres-beres dan memasak sarapan.

Bagaimana bisa gadis itu tidak bangun? Padahal aku sudah berjalan dengan sedikit menghentakkan kakiku dan membuat kegaduhan seperti menjatuhkan kaleng biskuit ataupun memasak ikan goreng yang wanginya kemana-mana.

Baiklah aku harus turun tangan

"Tuan putri ayo bangun" Sambil menyapu kolong ranjang aku menepuk pipinya

Tidak bergerak

"Hei Jumin, jangan sampai aku kumpulkan debu di pojokan itu dan menaburkannya di mulutmu ya?"

Masih hening

"Benar-benar"

Menyelesaikan aktivitas menyapu dan duduk di tepi ranjang Jumin

"Bangunlah, ini sudah pagi" Aku mengangkat punggungnya agar ia segera bangkit

"Ayo bangun, aku sudah siapkan air hangat, hari ini sangat dingin tahu" Setelah ia berhasil duduk aku membuka gordyn kamar supaya cahaya masuk

"Cuma mimpi?" Kata Jumin terdengar putus asa

"Kau mimpi apa memang" Aku kembali duduk di sampingnya dan bertanya antusias

"Eunsang" Jawabnya, wajahnya kusut sekali

'Pantas saja tidak mau bangun' Sambil menatap julid gadis itu, aku menarik tangannya itu untuk berdiri

"Cukup, jangan kau fikirkan lagi. Aku punya cara jitu agar kau bisa bersama Eunsang"

"Aku tidak mau sekolah," Ucapnya membuatku sedikit kesal dengannya

"Tidak, mandi sana habis itu sarapan"

Aku mendorongnya masuk kamar mandi dan menutup pintunya

Baru dua langkah berjalan menjauhi kamar mandi, aku mendengar gumaman dari dalam. Tidak jadi ke dapur, aku mengernyitkan dahi bingung

"Ibu, Ayah.. Betapa menyedihkannya anakmu ini" Sengaja menajamkan telinga, mendengarkan Jumin berbicara sendiri di dalam

"Jika aku mendekati Eunsang, apakah Lucy akan baik-baik saja? Gadis itu begitu baik denganku, ia menemaniku disaat kesepian dan selalu memberiku semangat. Apakah aku tega menyakiti perasaannya hanya demi Eunsang?"

Tidak tahu apa alasannya, tetapi hatiku sedikit sakit mendengarnya.

Aku benci mengatakannya, aku cemburu.

Tetapi aku lebih benci jika kata-kata seperti itu keluar dari mulut istriku seperti tadi.

Melihatnya sedih seperti itu membuatku semakin merasa bersalah dan ingin memeluk erat dirinya dan mengatakan kepadanya bahwa aku sangat menyayanginya.

✔️(1) Kang Minhee - Suami dari Masa Depan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang