13- Marah (Minhee's p.o.v)

19 2 0
                                    

cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr. to Cravity (C-Real)

13. Marah

     Matahari yang sudah berpamitan itu meninggalkan tugas pada sang rembulan untuk mendampingi malam. Agaknya angin juga berperan malam ini, aku sedikit kedinginan padahal tidak menyalakan kipas apapun.

Sebenarnya sejak pukul 5 sore  tadi aku tidak bisa tenang, pasalnya Jumin belum pulang sampai sekarang. Sekarang pukul 11 malam.

Bagaimana aku menghubunginya?
Nomornya tidak aktif.

Bagaimana aku mencarinya?
Aku tidak tahu harus kemana.

Dia tidak mengatakan suatu hal padaku sebelum berangkat sekolah ataupun setelah itu.

Aku sibuk mondar-mandir di ruang tengah, beberapakali ke halaman mencari sosoknya, setelah aku menelponnya berkali-kali dan berjalan kaki ke rumah Lucy, untuk mencarinya tentu saja.

Namun Jumin tidak disana. Rumah Lucy sepi tidak ada orang.
Akhirnya aku kembali ke rumah dan meminum air mineral. Menenangkan diri agar tidak marah-marah ketika mendapati ia pulang.

Aku harus mendengarkan penjelasan darinya, kemana ia pergi dan alasan lainnya.

Pukul 1 dinihari.

Masih terjaga dan sedang duduk di ruang televisi membiarkan tv menyala menayangkan iklan yang menawarkan produk makanan tersebut.

“Tok.. tok.. tok” Aku yakin itu Jumin
Langsung saja membuka kuncinya

Kulihat wajahnya setengah terkejut, dan ia menggigit bibir bawahnya takut setelah melihat tatapan tajam dariku yang tak sengaja kutampakkan.

Aku berjalan menuju ruang tengah
Gadis itu masuk, biasa saja.

“Tutup, kunci kembali pintunya. Kau ini kebiasaan sekali” Kataku tidak mendapatinya mengunci pintu

“Hai Minhee, kenapa belum tidur? Jukira kau sudah tidur, hehe” Katanya duduk di hadapanku

Tunggu dulu. Dia tidak memakai seragamnya? Darimana dia dengan baju lengan panjang dan rok selutut itu?

Mendengar ucapannya barusan membuatku benar-benar ingin Meledak

“Lihat jam berapa sekarang?” Tanyaku mencoba mengontrol emosi

“Jam 1 malam” Jawabnya

“Pantas tidak seorang anak gadis SMA pulang -entah darimana- jam segini?” Tanyaku lagi

Dia diam, tatapannya sedikit bingung.

“Ya Tuhan, aku.. Benar-benar-” Kataku berdiri dari duduk meninggalkan Jumin dan masuk kamar kosong yang biasanya di tempati oleh Paman dan Bibi Jeon/tamu lain.

Disana aku berbaring dan tidur.
Kenapa gadis itu tidak sadar-sadar sih?

__”

Pagi. Aku terbangun dari tidur tidak nyenyakku.
Dan masih mengurung diri di kamar mengerikan ini.
Untung aku sudah membersihkannya sedikit. Kasurnya tidak buruk-buruk amat sih. Masih bisa digunakan hanya sedikit bulukan.
Entah jam berapa sekarang yang jelas aku akan keluar dari kamar ini jika Jumin sudah sekolah.

✔️(1) Kang Minhee - Suami dari Masa Depan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang