18- Dia Berhasil (Minhee's p.o.v)

13 1 0
                                    

cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr. to owner

18. Dia Berhasil

Aku berjalan malas menuju kamar mandi, setelah beres-beres dan terpeleset lantai yang habis di pel sepertinya aku butuh mandi dan tidur.

Hehe, tolong jangan hakimi aku.


Setelah mandi aku mau tidur, ah tidak-tidak, aku akan membuat minuman saja.

Lalu membaca buku, bermain game, makan camilan. Wah, aku tersenyum sendiri di kamar mandi, membayangkan betapa sempurnanya hidup tanpa pekerjaan yang menuntut.

Jangan-jangan aku terlanjur nyaman dengan kehidupan ini?


Bahaya. Aku tetap harus kembali ke masa-ku.

Senyumanku pudar.

Selesai mandi, aku membuka tirai ruang tamu. Ah tanaman merambat itu mulai menutupi jendela, aku harus memusnahkannya.

Sambil membawa gunting rumput aku mengerjakan pekerjaan membabati tumbuhan liar merambat yang bisa menjadi sarang ular itu dengan hati-hati dan tentu saja profesional.

Mungkin karena sudah tua, pingganggu sakit, namun berbahagialah, aku berhasil menyingkirkan tanaman merambat yang menghalangi cahaya masuk jendela. Kerja bagus.

Pukul 4 sore, seharusnya Jumin sudah sampai rumah, aku menunggu sambil memasak air panas hendak membuat teh.


Sore yang cerah + teh + Jumin= Sempurna

"Minhee!" Asyik melamun aku tidak menyadari bahwa ada yang masuk rumah


Aku membalikkan badan menyandarkan bokongku pada meja makan dan tiba-tiba gadis itu memelukku.

"Kenapa? Ada apa?" Tanyaku dari rasa kaget berubah menjadi penasaran


Apakah gadis ini dirampok selama perjalanan pulang?

"Eunsang menyatakan cintanya" Pernyataan itu berhasil membuatku terdiam, hanya membalas pelukannya


Ahaha, aku cemburu lagi sepertinya.

"Berhasil" Ucapku

Jumin tak bergerak dan tak menjawab apa-apa tetap memelukku

"Selamat, kau berhasil" Ucapku melepas pelukannya dan menggenggam kedua bahunya

"T-tapi, aku tidak menerimanya"

"Hei, kau tidak salah. Tidak apa-apa sayang"

Apa? Sayang?


Iya, aku tidak salah bicara, barusan aku memanggilnya sayang.

"Kau berhasil mengubah dirimu sehingga Eunsang, pemuda yang sangat perfeksionis itu menganggapmu baik baginya" Aku menepuk-nepuk bahunya beberapa kali, seperti ayah ketika menceramahiku.

"Aku senang mendengarnya, teruslah berbuat baik padanya, aku akan mendukungmu sepenuh hatiku meskipun membendung perasaan cemburu ini rasanya seperti meminum minyak jelantah" Ia menunduk, aku yang ingin menatap matanya itu menangkupkan kedua pipinya dan ketika netra kami bertemu, tiba-tiba aku ingin menangis.

"Ceritakan ini pada Lucy, dan mintalah pendapat padanya" Ia mengangguk patuh

"Aku sayang padamu"


Jumin langsung berlari, ia salah tingkah kulihat-lihat.

"Selamat istirahat, aku akan buatkan makan malam" Teriakku tak bisa menahan senyum


__"


Setelah mandi dan makan malam, Jumin menelpon sahabat jiwanya, Lucy dan menceritakan secara singkat kondisi Lucy hari ini, sepertinya ia merindukan sosok itu.

"Izinkan aku menginap dirumah Lucy. Aku ingin bersamanya" Katanya akhirnya minta izin

Aku menimbang-nimbang, aku akan kesepian malam ini, tapi Jumin punya hak untuk bersama temannya.

"Biar aku antar" Jawabku mengizinkan

✔️(1) Kang Minhee - Suami dari Masa Depan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang