Tiga Belas

1.2K 65 3
                                    

Jangan lupaa tinggalin Jejaknya yaaa
komen dan vote ceritaa akuu ya temen-temen
mohon bantuannyaa hehehee🥰🥰

🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻

***

Malam ini sedang gerimis. Di atas jalanan aspal yang licin Zean mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Tak peduli jikalau ia terjatuh. Emosinya butuh dilampiaskan hingga ia merasa tenang. Entahlah dia akan kemana. Hanya berjalan tak tentu arah.

Rasanya sangat sakit. Zean merasa sendirian, ia bahkan sudah kehilangan dirinya sendiri. Sangat berbeda dengan kepribadiannya yang dulu, Zean menyadari itu.

"Asal lo tau ya Zean! Mama lo yang sebenernya pelacur! Lo itu sebenernya anak yang tidak diinginkan kelahirannya di sini. Lo itu kesalahan! Lo penyebab masalah! Emang lebih baik Mama lo mati aja-"

Teringat ucapan Gamael tadi. Zean semakin mengeratkan tangannya pada stang motor, ia menarik gas lebih cepat lagi. Di balik kaca helmnya yang berembun itu, ia berusaha untuk tidak mengingatnya. Menggertakan giginya hingga bergelutukan.

"Kalo iya kenapa?! Puas kamu udah ngancurin semua hidup orang, impian, cita-cita semua berantakan gara gara orang bandel yang nggak tahu diri! Lo diajarin orangtua ngga sih? Semuanya hancur...!"

Mengingat wajah Caca saat itu membuat Zean kesal dengan dirinya sendiri. Gadis itu tidak ada salah apapun di sini. Tapi Zean malah bersikap kasar terhadapnya.

"Gue kira lo cukup dewasa buat nyelesain hal begini. Harusnya lo udah tau apa yang harus lo lakuin. Sorry bukannya kita nggak bisa bantu, tapi lain lagi ceritanya."

"Tanggung jawab Azean Aran Tasanee!"

"Gue percaya sama lo Ze. Apapun asal lo ada di samping gue."

"Iya! Gue tanggung jawab, nikahin dia, gugurin anaknya, abis gitu cerai. Udah, kelar kan?"

Satu-persatu bayangan beberapa hari lalu terlintas seperti potongan film. Keysia dengan wajah marah dan sudah tak tahu harus bagaimana lagi. Teman-temannya yang menyuruhnya untuk bertanggung jawab. Dan Aureta yang kecewa namun memintanya untuk terus bersama.

"AARRGHHH!! ANNJIING...!!! KENAPAA HARUS GUE BRENGSEKK?!!" Zean berteriak.

Rasanya ia ingin sekali membantingkan tubuhnya lalu terjatuh hingga ia tidak merasakan rasa sakit apapun lagi. Dan setelah itu semuanya selesai. Tapi itu adalah ide terbodoh yang pernah Zean pikirkan.

Gerimis telah berganti menjadi hujan. Zean memejamkan matanya, padahal ia sedang berada dikecepatan tinggi dengan motornya. Suara angin dan jalanan lebih menenangkan daripada rumah. Bahkan dinginnya malam terkalahkan oleh emosinya.

Kemanapun tujuannya, Zean hanya ingin tenang. Berharap menemukan tempat baru yang lebih nyaman daripada rumahnya sendiri. Tempat dimana tidak ada orang yang tahu keberadaannya.

****

"Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi. Cobalah beberapa saat lagi." Aureta berdecak setelah mendengar nada panggilan itu.

"Sebenarnya ada apa sih?!" kesalnya.

Mengingat ucapan Rattam beberapa hari lalu membuatnya tidak bisa untuk tidak memikirkannya. Kehilangan Zean dan Caca adalah hal terburuk baginya. Mereka sama-sama orang yang Aureta sayangi melebihi keluarganya. Dan sekarang dua orang itu tidak memberikan kabar.

Aureta mengambil tasnya setelah mendengar suara motor Cheara. Hari ini mereka akan berkumpul di rumahnya Azella terlebih dahulu lalu setelah itu mencari Caca yang sudah beberapa hari hilang.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang