Dua Puluh Tiga

665 46 5
                                    

Happy Reading end
Enjoy Guys...!!
🍓🍓🍓🍓🍓

****

"L-lo lagi mens ya, Ca?"

Entah dapat ide darimana namun Azella sangat beruntung menemukan ide itu. Mekipun ia jelas sekali terlihat panik tapi setidaknya teman-temannya saat ini mempercayai itu. Mereka ber-oh ria.

Azella menghela nafasnya sekali lagi. Ia tidak boleh panik dan harus tetap tenang agar tidak membuat kecurigaan. Sementara Caca masih shock dan semakin diam. Wajahnya tambah pucat.

"Yasudah kalian berdua temani Keysia istirahat di UKS, nanti prakteknya menyusul setelah kelas. Untuk semuanya kita bisa lanjut yu. Setelah ini siap-siap giliran Aureta ya."

Akhirnya Caca dibawa ke UKS oleh mereka berdua. Rasanya perut bawahnya sangat sakit sekali. Caca menahan untuk tidak menangis. Baru kali ini ia merasakan kram perut yang luar biasa.

Sesampainya di UKS segera saja Cheara mengambilkan pembalut dan baju ganti. Dia salah satu anggota PMR jadi punya beberapa baju cadangan di sekretnya. Caca memakainya dengan tubuh yang masih gemetar. Ia benar-benar masih belum bisa tenang. Bagaimana dengan bayinya? Itu pertanyaan yang ada dipikirannya.

"Istirahat ya, Ca." Azella menuntunnya untuk berbaring.

"Eh muka lo pucet banget, Ca? Gue ambilin obat ya, lo biasanya minum obat apa?" Cheara bertanya yang langsung saja dicegah Azella.

"Jangan-jangan. Enggak usah, Ra." ia terlihat panik. Azella sangat takut karena tidak semua obat-obatan cocok untuk ibu hamil. Apalagi Caca yang sedang pendarahan seperti ini.

"Loh? Kenapa?"

"Caca belum makan." Caca mengeluarkan suaranya meskipun pelan. Namun pandangannya masih tetap kosong.

"Bilang dong! Yaudah gue beli makan ya, mau makan apa lo?" tanya Cheara. Caca menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Ia tidak nafsu untuk makan apapun sekarang.

"Nasgor Crispy Ibu Nunu ya?"

"Iya itu aja, jangan pedes ya Ra." yang jawab Azella.

"Si bego, gue nanya cicak yang jawab gorila." Cheara menyibir.

"Mulut lo, ya. Udah nasgor aja yang itu paling aman."

"Yauda deh, gue kantin dulu. Jagain Caca lo yang bener, La." katanya, sambil menunjuk-nunjuk Azella.

Azella hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya yang agak aneh. Setelah anak itu sudah tidak terlihat lagi, ia segera menelpon Varo. Mereka sudah berjanji jika terjadi apa-apa dengan Caca harus saling menghubungi.

Terdengar suara operator yang menjawabnya. Varo tidak mengangkat teleponnya ternyata. Ia lalu mengetikkan pesan singkat, terserah mau dibaca atau tidak yang penting Azella sudah mengabari.

"La, sakit." Caca mengaduh, memegang perutnya.

"Kenapa, Ca? Mau panggilin dokter aja enggak?" tanyanya panik. Caca menggelengkan kepalanya. Jika memanggil dokter maka sama saja masuk ke jurang. Kehamilannya akan diketahui oleh sekolah.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang