Tiga Puluh Tujuh

1.5K 65 16
                                    

HALO GUYS!!!
Happy Reading and Enjoy, Yaa!!
🍓🍓🍓🍓🍓

****

"Sementara kita buat peraturan ini dulu sampai kita bisa beradaptasi satu sama lain." Zean memberikan kertas dan pulpen pada wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu.

"Jadi gimana?" tanya Caca kebingungan.

Zean memposisikan dirinya untuk duduk di depan Caca. Saat ini mereka sedang berada di dapur, baru saja selesai makan.

"Sekarang lo tulis. Pertama, lo nggak perlu bersihin dan masuk kamar gue." Zean menjeda kalimatnya, menunggu Caca selesai menulis.

"Peraturan kedua, giliran lo yang buat."

Caca terlihat berpikir sebentar. "Zean nggak boleh masuk sembarangan ke kamar Caca juga."

Zean mengernyitkan dahinya. Ia berucap pelan, "Siapa juga yang mau masuk kamar lo?"

"Apa Zean? Caca nggak denger."

"Nggak." alibinya.

"Untuk kebersihan rumah kita bisa bagi-bagi tugas. Lo nggak harus masak, dan jangan nunggu gue balik kerja." imbuh Zean penuh penekanan di kalimat akhir.

Caca menganggukan kepala, setelah itu berucap pelan. "Ngapain juga nunggu Zean pulang?"

"Ngomong yang keras. Percuma, gue masih denger." cibir Zean, tidak suka kalau Caca membicarakannya diam-diam.

"Tapi tadi Caca juga denger Zean ngomong apa. Masa Zean boleh, Caca ngga boleh?" - batinnya.

"Maaf." cicitnya.

Zean menatap risih. "Satu lagi deh. Lo nggak boleh manggil Caca-Zean lagi."

Pergerakan Caca terhenti, ia mendongak. "Eh? Terus panggil apa?"

"Menurut lo?" Zean menaikan satu alisnya.

"Ya, nggak taulah." jawab Caca dalam hatinya. Entah kenapa tapi melihat Zean saat ini membuatnya sangat emosi, namun ia harus menahannya.

"Caca udah dari kecil ngomongnya kaya gini." balasnya.

"Ya pokoknya terserah lo deh asal jangan Zean-Caca. Gue geli dengernya."

Caca hanya menghembuskan nafas pelan. Baru aja sehari tinggal bersamanya sudah membuatnya kesal seperti ini. Caca tidak percaya mereka sudah menikah sejak kemarin pagi.

"Apa dong?" tanya Caca bingung. Zean tidak menjawab, menatap cuek.

"Ayah, bunda?"

"Gila kali lo?!" sungut Zean, "Lo nggak geli apa?"

Caca menghentakan bahunya, "Biasa aja."

"Orang gila."

"Ya terus apa?"

"Lo-gue aja." pungkas Zean pada akhirnya namun ia mendapat gelengan dari Caca.

"Caca nggak bisa-"

"Harus bisa." tegas Zean dengan mata tajamnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang