Lima

3.1K 129 0
                                    


Budayakan vote dulu sebelum baca ya temen-temen...!😊😊

HAPPY READING GUYS🤗🤗

***

Pagi hari yang cerah seperti biasanya. Dengan langkah malas, Caca berjalan menuju kelasnya.

"Ca ...!"

Caca menghentikan langkah dan menengok ke belakang melihat siapa yang memanggilnya.

"Pagi La-hoaam..!" sapanya sambil menguap.

Azella yang melihat itu hanya menggelengkan kepala. Ia sudah tahu tabiat temannya yang satu ini.

"Ngantuk banget kayaknya." Azella menggandeng pundak teman kecilnya ini.

Caca nyengir kuda sembari berjalan mengiringi langkah Azella yang agak cepat. Dari semalam Caca tidak bisa tidur karena memikirkan Zean dan kejadian beberapa minggu lalu. Bahkan katanya Zean tidak membalas pesan Aureta, mungkin saja Zean juga sedang memikirkannya. Pikir Caca.

Mereka berdua lalu sampai di kelasnya. Disana sudah ada Aureta yang duduk sendirian sambil termenung. Caca yang melihat itu seketika ikut merasakan sedih juga.

Azella yang melihat kedua temannya yang murung itu jadi terheran. Pasti ada yang nggak beres, pikirnya. Segera ia duduk di samping Caca menghadap ke dua temannya itu.

"Kalian lagi ada masalah?" tanya nya memastikan. Caca membelalakan matanya kaget, sementara Aureta hanya diam saja.

"Ah, ng-nggak ada kok," balas Caca terbata.

"Zean La," imbuh Aureta dengan raut wajah kesal.

"Hubungannya sama Caca apa?" tanya Azella heran karena melihat Caca dan Aureta yang sama-sama murung.

Deg!

Rasanya jantung Caca sudah tidak tahan berada di tempatnya. Dia takut, bahkan sangat takut jika Zean memberitahukan masalahnya.

Aureta lebih memilih diam. Dia bingung dan malas menjawab pertanyaan unfaedah dari Azella. Ia tidak mengerti apa yang dimaksud dengan temannya. Karena Caca tidak ada di dalam list masalah dia. Yang membuat dia murung adalah Zean yang tidak memberikannya kabar.

"Lo berdua berantem?" tanya lagi Azella. Aureta berdecak dan menatapnya malas.

"La, plis. Lo ngomong apaan sih? Gue ama Caca nggak ada masalah. Yang jadi masalahnya tuh Zean. Dia nggak ngasih gue kabar, dia nggak pernah lagi nongol di depan gue bahkan di kantin pun jarang ada. Gue pacaran sama dia udah lama dan baru kali ini dia berubah kaya gini. Jelas?" Terang Aureta sambil berdengkus di akhir kalimatnya.

Azella menggaruk tengkuknya. Ia juga bingung sih, lalu kenapa Caca bersikap murung seperti itu?

"Ohh, terus Lo kenapa Ca-"

"Caca ke toilet dulu bentar,"

Cukup. Caca sudah tidak kuat untuk mendengar semua itu. Azella memanggilnya tapi Caca menghiraukan itu. Moodnya sudah sangat hancur berantakan, dan entah kenapa dia merasakan sesak saat nama Zean di sebut.

Kenapa harus dirinya? Kenapa harus sahabatnya dan kenapa harus pacar sahabatnya? Seandainya Zean bukan pacar Tata mungkin dia tidak akan merasa bersalah seperti ini. Dan kenapa juga ia merasa bersalah padahal dirinya hanyalah korban.

"Kenapa harus kaya gini sih?! Caca salah apa sama Zean! Caca harus gimana sekarang, sakit, huhu...!" Caca berteriak, tidak peduli di luar akan ada orang ataupun tidak. Ia sangat ingin berteriak dan melepaskan kekesalannya.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang