Halo, Apa Kabar?!!
Happy Reading and Enjoy yaa!!
🍓🍓🍓🍓🍓****
Zean, Rattam, dan Darren berada di rooftop rumah sakit. Terlihat saling menyemburkan asap dari dalam mulutnya. Zean mengambil rokok terakhir yang ada di bungkusan plastik bening. Ia menyulutnya dengan puntung yang belum ia buang.
Mereka bertiga sama-sama diam. Memilih untuk melihat jalan tol di seberang sana yang terlihat sangat kecil. Burung-burung beterbangan bebas di udara. Mengeluarkan kicauannya entah untuk menarik pasangan atau mencari makanan.
"Kenapa? Kok panik." Rattam tidak tahu mengapa tiba-tiba ia berbicara seperti itu.
Zean menghembuskan asapnya. "Siapa?"
"Nanya segala lagi." Rattam membalikan tubuhnya bersender pada dinding pembatas. Zean dan Darren masih di posisi yang sama, mereka sama-sama diam.
"Yang katanya mau Aborsi gimana nih? Kok panik? Bukannya bagus kalo keguguran?" lanjut Rattam sambil menyudutkan rokoknya ke tembok hingga tidak lagi mengeluarkan asap.
Zean tidak menjawab, menatap lurus ujung cakrawala. Ia pikir langit siang itu lebih menarik daripada arah pembicaraan Rattam. Darren menegakkan tubuhnya, bahkan ia sudah bersiap jika terjadi pertengkaran lagi antara kedua temannya.
Rattam tertawa pelan. "Panik itu tandanya takut. Takut lo kehilangan janinnya?"
"Urusan lo apa?!" jawab Zean dengan suara yang lebih keras. Ia seberusaha mungkin untuk tidak terpancing emosi.
"Kalo takut, napa ada di sini? Gak usah gengsi deh, kalo peduli ya diliat calon anaknya."
"Bacot lo."
Zean memilih untuk melangkahkan kakinya pergi dari sana. Rattam hanya menyunggingkan senyumnya melihat kepergian Zean. Entah sebenarnya apa yang direncanakan oleh Rattam.
Zean mempercepat langkahnya. Yang tadinya ia ingin menghirup udara segar kini malah emosinya yang terbakar. Ia memilih untuk keluar dari rumah sakit dan mencari minimarket terdekat.
Saat ia membeli minum di minimart itu, matanya tiba-tiba tertuju pada yogurt strawbery. Zean terdiam cukup lama di depan lemari pendingin. Ia ingat sekali pernah mencium wangi tubuh Caca yang berbau strawbery segar.
"Permisi, mas?" Seorang wanita dewasa menegurnya.
Sepertinya ia ingin mengambil minum yang berada di lemari pendingin tepat di depan Zean. Zean segera mempersilakan dan membiarkan wanita itu mengambilnya. Ia lalu pergi dan membayar minumannya ke kasir.
"Masnya mau sekalian beli produk Yogurt yang di depan ini mas? Ada promo beli satu gratis satu, mas. Atau ada yang mau ditambahin lagi?" Kasir itu menawarkan. Zean berpikir sebentar. Kebetulan itu yogurt yang ia tatap beberap detik tadi.
"Yogurt nya boleh deh, mbak. Saya boleh ambil yang dingin?"
"Silakan, mas."
Dan akhirnya ia membeli juga. Meskipun ia tidak tahu untuk apa dan siapa. Padahal dirinya sama sekali tidak suka yogurt. Hibgga sampai ia keluar dari minimarket ia merutuki kebodohannya, mengapa ia berbuat seperti itu.
Kakinya berjalan mencari tempat sepi untuk menenangkan diri. Namun tidak sengaja di depan sana ia melihat Varo, Azella, dan Cheara yang baru saja keluar dari lobby rumah sakit. Entah mereka akan kemana. Tapi sepertinya hendak mencari makanan.
Zean menjeda sebentar, baru setelah mereka mulai menjauhi rumah sakit ia kembali melanjutkan langkahnya. Ia sudah mulai berpikir, daripada yogurtnya dibuang lebih baik ia berikan saja pada Caca. Tanpa ada kata ragu dan bingung lagi segera saja ia mempercepat jalannya, takut si yogurtnya sudah tidak dingin lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
Teen FictionKeysia, gadis polos dan manja yang masih duduk di kursi SMA harus kehilangan sesuatu yang paling berharga dari dalam dirinya. Harta yang ia jaga untuk laki-laki pilihannya kelak kini hanya tinggal bekas. Impian yang sudah lama ia bangun, semua runtu...